www.okenews.net: DP3AKB
Tampilkan postingan dengan label DP3AKB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label DP3AKB. Tampilkan semua postingan

Kamis, 19 Juni 2025

Perkuat Perspektif Gender, Jurnalis Lombok Timur Bahas Pemberitaan HKSR Remaja

Okenews.net- Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Lombok Timur dan sejumlah pemangku kepentingan menyelenggarakan pertemuan koordinasi dan diskusi tematik bersama para jurnalis, bertempat di Aula DP3AKB Lombok Timur, Kamis 19/06/2025.


Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas media dalam meliput isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) remaja dengan pendekatan yang berpihak pada perspektif gender. Sejak 2022 hingga 2024, YGSI aktif memetakan dan membina media lokal guna membangun kesadaran jurnalis tentang pentingnya HKSR. 


Program ini juga mendukung kebijakan yang ramah remaja, mendorong minat jurnalis dalam melaporkan hasil riset terkait HKSR, serta memfasilitasi interaksi antara peneliti dan praktisi agar informasi dapat disampaikan secara sederhana dan mudah diakses publik.


Diskusi ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan sebelumnya, dengan fokus utama pada penerapan Gender Transformative Approach (GTA) dalam jurnalisme, khususnya dalam peliputan program Power to Youth (PtY). Kolaborasi ini melibatkan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB), YGSI, serta PtY.


Haekal dari YGSI menegaskan bahwa lembaganya berfokus pada dua isu utama: Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi serta Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Di Nusa Tenggara Barat, YGSI menjalankan program di Lombok Tengah dan Lombok Timur.


"Tujuan kami hari ini adalah membekali jurnalis dengan pemahaman tentang pemberitaan yang berbasis gender dan tidak menyudutkan korban," ujar Haekal.


Ia menyoroti bahwa banyak berita yang hanya mengejar kecepatan tayang, namun tanpa disadari justru menyudutkan korban, terutama dalam kasus kekerasan seksual.


"Di sinilah kita melakukan refleksi. Melalui pemberitaan yang sudah teman-teman hasilkan, kita evaluasi apakah sudah berpihak pada korban atau belum," tambahnya.


Sementara Safrudin, Koordinator YGSI, juga menekankan pentingnya sensitivitas dalam meliput isu HKSR dan KBGS. Ia menekankan beberapa prinsip penting bagi jurnalis

Berpihak pada korban bantu korban memperoleh keadilan, ungkap akar masalah secara objektif, dan gali kebutuhan korban.


Hindari trauma ulang: 

hindari pertanyaan klise atau kronologi yang bisa memicu trauma.


Pilih narasumber yang relevan: utamakan narasumber yang memahami isu HKSR dan KBGS, jangan hanya mengandalkan aparat penegak hukum.


Lindungi identitas korban: 

jangan mengungkap identitas atau informasi spesifik seperti alamat dan sekolah.


Angkat cerita positif: seperti kisah inspiratif anak muda, champion di isu HKSR/KBGS, dan korban yang mampu pulih dari perundungan, dengan pendekatan human interest yang disertai analisis kritis.


Media sebagai Agen Perubahan Sosial

Ketua Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT), Rusliadi, mengapresiasi inisiatif YGSI. Menurutnya, perhatian NGO terhadap kualitas pemberitaan yang berpihak pada korban masih jarang terjadi.


"Media memiliki peran besar dalam membentuk cara pandang masyarakat. Apa yang kita beritakan akan menjadi kebiasaan berpikir publik," ujarnya.


Ia menegaskan, jika media terus menampilkan berita yang negatif dan menyudutkan, maka pola pikir masyarakat pun akan terbentuk ke arah yang sama. Sebaliknya, pemberitaan yang positif akan mendorong publik untuk berpikir konstruktif.


Rusliadi menyebut media sebagai pilar keempat demokrasi yang memiliki kekuatan besar dalam mengubah cara pandang dan perilaku masyarakat, termasuk di Lombok Timur.


Ia juga menekankan perlunya peningkatan kapasitas jurnalis agar mampu memahami isu-isu gender secara mendalam mulai dari kesetaraan dan keadilan gender, hingga kemampuan menghindari stereotip dalam peliputan.


"Perusahaan media juga harus ikut berperan dalam meningkatkan profesionalisme jurnalisnya. Pelatihan tentang pendekatan transformatif gender seperti ini perlu digelar secara berkelanjutan," pungkasnya.

Rabu, 18 Juni 2025

Sekolah Lansia Bagik Payung Selatan: Wujud Nyata Lansia Sehat, Ceria, dan Produktif

Okenews.net-Desa Bagik Payung Selatan di Kecamatan Suralaga, Lombok Timur, menjadi sorotan nasional dengan program inovatif Sekolah Lansia Ceria dan Berkarya yang dinaungi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Lombok Timur.


Program yang dimulai pada tahun 2024 ini berhasil mengubah paradigma lansia dari pasif menjadi mandiri, proaktif, dan produktif. Keberhasilan ini bahkan menjadikan Bagik Payung Selatan sebagai pusat proyek percontohan sekolah lansia untuk BKKBN Provinsi NTB.


Kepala Desa Bagik Payung Selatan, Abdul Manan, dengan bangga mengungkapkan hasil luar biasa dari sekolah lansia ini. Sebanyak 50 lansia yang telah mengikuti sekolah ini kini hidup produktif.


"Tahun 2024 lalu hasilnya sangat luar biasa. Pertama, mengajarkan kemandirian mereka, kemudian mereka lebih proaktif dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, dari psikologis mereka, dan dalam segi bersosial serta menjalankan ibadah," ujarnya, pada Rabu (18/06).


Melihat kesuksesan ini, Desa Bagik Payung Selatan berencana melanjutkan program ke jenjang Sekolah Lansia S2 pada bulan Juli 2025 mendatang. Rencana ini telah mendapat dukungan penuh dari berbagai lembaga dan donatur, baik dari wilayah Bagik Payung Selatan maupun dari luar daerah.


Manfaat Nyata dan Dukungan Penuh


H. Fajri Kamal, Penanggung Jawab Kelompok Sekolah Lansia Ceria Bagik Payung Selatan, menegaskan bahwa para lansia kini jauh lebih ceria dan tidak lagi murung. 


"Di samping para lansia ini ceria juga punya keterampilan dengan menghasilkan karya bermanfaat sementara menunggu panggilan yang Maha Kuasa," ungkapnya penuh semangat.


Program ini juga mendapat apresiasi tinggi dari Camat Suralaga, Nurhilal. Ia menekankan bahwa pendidikan lansia ini sangat positif untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif hingga hari tua. Dengan adanya sekolah ini, bisa juga mengurangi risiko-risiko dari segala macam penyakit. 


"Karena dari dia bersekolah ini, dia akan berkumpul, bersilaturahmi, pasti diajarkan bagaimana menjalin hubungan sosial dan dengan lingkungannya," jelas Nurhilal. 


Ia menambahkan bahwa aktivitas fisik dan sosial yang didapatkan dari sekolah ini dapat mencegah lansia menjadi pasif dan rentan terhadap penyakit.


Nurhilal berharap program ini dapat terus dikembangkan dan disosialisasikan ke desa-desa lain. Bahkan, ada rencana untuk merekrut 5 orang lansia dari masing-masing 5-6 desa tetangga untuk ikut serta dalam program ini sebagai langkah awal penyebarluasan.


BKKBN NTB Mendukung Penuh Lansia Berdaya


Jihari Efendi, Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, menyampaikan kegembiraannya melihat antusiasme para lansia di Suralaga. Ia menyebutkan bahwa program ini sejalan dengan salah satu "Quick Win" dari Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, yaitu "Lansia Berdaya".


"Bahagia sekali melihat antusiasme para lansia di Suralaga ini karena dengan adanya sekolah lansia itu luar biasa kehadiran negara lansia di Suralaga ini," ujar Jihari. 


Ia menambahkan bahwa kegiatan ini meningkatkan kebahagiaan dan imunitas lansia, serta menunjukkan tingkat kesehatan masyarakat dan pola hidup sehat di Suralaga yang semakin baik, tercermin dari peningkatan angka harapan hidup di tahun 2024.


"Dengan semangat kebersamaan dan dukungan berbagai pihak, Sekolah Lansia Ceria dan Berkarya di Bagik Payung Selatan menjadi inspirasi bagi wilayah lain untuk menciptakan lansia yang sehat, ceria, dan terus berkarya di usia senja," pungkasnya.

Kamis, 01 Agustus 2024

Tutup Harganas, DP3AKB Santuni 46 Anak Stunting di Sukamulia

Penutupan Harganas, Santuni 46 Anak Pengidap Stunting
Okenews.net--Dalam menutup rangkaian peringatan  Hari Keluarga Nasional (Harganas) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Lombok Timur dengan Bakti Sosial (Baksos) memberikan sembako pada anak stunting di Desa bertempat di embulan Wisata Desa Sukamulia  Kecamatan Sukamulia. 

"Hari ini kita menutup rakaian Harganas dengan Baksos pada 46 anak di dua Desa  yakni 20 anak Desa Sekarteja dan 26 anak dari Desa Sukamulia," ucap H. Ahmat Kadis DP3AKB Lombok. Kamis (1/8/2024).

Dikatakan H. Ahmat Baksos yang dilakukan hari ini bagain dari Harganas yang utamanya memperhatikan penurunan stunting. Dan di Lombok Timur sendiri sudah menunjukkan tren positif terhadap penurunan stunting ini.

"Mudahan dengan Baksos yang kita salurkan ini berdampak postif untuk penurunan stunting di Lombok Timur khususnya di Dua desa yang kita berikan ini," terang H. Ahmat.

Lebih lanjut,  H. Ahmad, Kegiatan penutupan dengan rangkaian bansos pada anak stunting juga untuk memperkenalkan pada masyarakat luar adanya wisata menarik di Kecamatan Sukamulia tetapnya di Desa Sukamulia.

Karena itu, H. Ahmat menyarankan pada pihak desa dan kecamatan Sukamulia untuk terus mengembangkan wisata ditempat tersebut dengan memperbanyak pertemuan agar cepat dikenal oleh masyarakat luar.

"Namun saya berpesan tempat wisata ini harus ramah anak dalam artian segala fasilitas yang ada harus menunjang dan tidak membahayakan anak," harap H. Ahmat.

Ditempat yang sama, Camat Sukamulia Lalu Rahman Amry, Menyampaikan ucapan terimakasih pada Kadis DP3AKB yang telah yang telah mempercayakan Desa Sukamulia sebagai tempat untuk penutupan rangkaian kegiatan Harganas dengan memberikan baksos pada anak yang terdampak stunting.

"Ini tentu menjadi suatu kebanggaan bagi kami di Kecamatan Sukamulia bisa ikut serta dalam upaya penurunan stunting di Lombok Timur," ungkap Amry. 

Rabu, 12 Juni 2024

Sambut Harganas Ke 31, DP3KAB Gelar Kegiatan Pelayanan Catin Serentak

 

Harganas ke 31
Okenews.net-- Dalam rangka menyambut Hari Keluarga Nasional (HarGaNas) ke 31 tahun 2024 dan untuk mencetak generasi yang bebas stunting dan percepatan penurunanya, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Lombok Timur memberikan penyuluhan dan pelatihan pada calon pengantin (Catin) remaja usia subur, bertempat di Aula Kemenag Lombok Timur. Rabu (12/6/2024)

Dikatakan dr Sopiati Jamila wakil ketua tim penurunan stunting kabupaten, bahwa Sepanjang Januari- Mei 2024 dikatakan 90,3 persen catin memeiliki resiko dan tersisa hanya 7,7 saja yang idial untuk menikah. Artinya dari yang 90,3 persen ini bukan berarti tidak sehat melainkan saat dilakukan pemeriksaan sebelum dikeluarkan elsimil itu digali semua oleh petugas termasuk didalamnya pengetahun.

"Dari pemeriksaan menyeluruh itulah didapatkan hanya 7,7 persen yang siap dan dieal," ungkap dr Sopiati disela Pelaksanaan kegiatan pelayanan  calon pengantin (Catin) Serentak dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 31 tahun 2024.

Ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi pemerintah untuk mempersiapkan catin yang betul-betul ideal dan siap menikah. Diperkirakan di Lombok Timur pasangan yang menikah setiap tahunnya mencapai 12.255 tetapi hingga bulan Meret 2024 angkanya masih relatif kecil.

Dari banyaknya catin yang menikah dengan kurang ideal ini banyak ditemukan anak yang dilahirkan memiliki resiko seperti lingkar tangan kurang dari normal dan HB kurang.

Dengan banyak ditemukan hal demikian dikatakan tentu akan berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil ditentukan saat catin masih gadis, Karenanya kesehatan catin tidak ditentukan saat mengandung saja tetapi menunjuk pada saat sebelumnya

"Karena dari catin yang sehat dan ideal inilah akan melahirkan genereasi yang bebas stunting," terang dr Sopiati

Jadi ibu hamil yang sehat itu berasal dari gadis-gadis yang sehat," pungkas dr Sopiati.

Senada dengan H. Ahmat, Kadis DP3AKB Lombok Timur, mengatakan 75 ribuan resiko stunting termasuk didalamnya catin, karena itu berbagai strategi di coba untuk sama-sama menanggulangi itu, termasuk melalui aplikasi elsimil untuk menciptakan catin yang sehat.

Cuma sekarang yang menjadi hambatan besar itu dari orang tuan catin yang berpatokan modal menikah itu hanya dua, yaitu cinta dan kerja, Tidak pernah memikirkan hukum positif pernikahan, karenya itu 3 bulan sebelum menikah itu harus ada bimbingan pra nikah.

"Insyaallah dalam rangka hari keluarga nasional kita akan mencoba menggerakkan capaian elsimil itu betul-betul mencapai target karena itu salah satu indikator percepatan penurunan stunting," ucap H. Ahmat.

Kecilnya capaian penurunan stunting karena adanya perbedaan asumsi, dikatakan calon pengantin itu orang yang mau menikah padahal calon pengantin itu adalah semua pasangan usia subur.

"Karenanya kita memberikan bimbingan pra nikah tiga bulan pada setiap remaja usia subur," terang H.Ahmat.

Karenanya untuk percepatan penurunan stunting ini  Disampaikan H. Ahmat, Bupati Lombok Timur akan membuat peraturan Bupati yang salah satu isinya setiap remaja atau pasangan usia subur harus melalui proses elsimil, kalau melihat secara keseluruhan Lombok Timur termasuk paling rendah dan targetnya juga paling banyak.

"Selama ini yang dilakukan pendampingan dua hari sebelum menikah, tetapi itu mau ubah menjadi 3 bulan sebelum menikah pada pasangan usia subur," ungkat H. Ahmat.

Dikatakan H.Ahmat, setiap selesai SMA akan dijaring untuk yang melanjutkan pendidikannya untuk diberikan bimbingan pra nikah walaupun dalam waktu dekat belum tentu akan menikah.

"Tetapi itu akan menjadi sasaran kita untuk diberikan pelatihan,"

Terkait dengan target ada perbedaan data antara provinsi dengan kabupaten, Provinsi NTB target untuk Lombok Timur sebanyak 12.250 sementara dari data kabupaten Lombok Timur sendiri sebanyak 5000 an dan baru tercapai 1.700 an masih jauh dari angka 5000.

"Karena itu untuk mencapai target itu kita melakukan pelatihan usia subur seperti ini untuk mencapai pasangan catin yang berkualitas dan sehat agar menciptkan generasi berkualitas dan bebas stunting," tutup H. Ahmat.

DP3AKB Gelar Rakor Optimalisasi Percepatan Penurunan Stunting

Rapat Koordinasi Pengawasan Stunting

Okenews.net--DP3AKB Lombok Timur bersama seluruh jajaran OPD lingkup Pemda Lombok Timur laksanakan Rapat Koordinasi Pembinaan Wilayah Percepatan Penurunan Stunting. Rabu, 12/06/2024.

Penjabat (PJ) Sekretaris Daerah (Sekda) Lotim H.Hasni M.Ak selaku Ketua umum Tim Percepatan Penurunan  Stunting Lombok Timur dalam sambutannya menyampaikan Pemerintah Daerah Kabupaten Lotim sudah melayangkan surat kepada semua petugas DP3AKB di masing masing Kecamatan agar apa yang menjadi Target Pemerintah Daerah Kabupaten Lotim bisa tercapai.

"Kami sudah bersurat kepada semua petugas DP3AKB tingkat Kecamatan seputar mempercepat intervensi serentak ini", sebutnya.

Ia menambahkan, jika mengacu pada Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang diakui oleh nasional. Kabupaten Lombok Timur capaian angka Stuntingnya masih berada di angka 27,6 persen. Artinya semua pihak yang terlibat dalam upaya penanganan percepatan Penurunan Stunting harus bekerja lebih keras lagi.

"Kalau kita diminta di angka rata rata nasional 18 Persen Kalau saat ini masih 27,6 persen artinya harus ada kerja atau upaya yang keras", tandasnya.

Pemda Lotim berharap intervensi serentak yang sudah dibentuk bisa berjalan sesuai schedule yang sudah di bentuk dan semua pihak bisa bersinergi sehingga target percepatan penurunan angka Stunting bisa dicapai. Ia juga meminta kepada semua petugas lapangan di masing masing wilayah binaan bisa lebih serius menjalin koordinasi dengan pihak desa/Kelurahan terkait permasalahan yang ada dilapangan.

"Mudahan intervensi serentak ini bisa dipercepat sehingga apa yang kita harapkan bisa dicapai. Bila perlu bagi anak anak yang belum di Posyandu jemput dia, libatkan Danramil dan Polmas yang ada di desa", pintanya.

Terakhir disampaikannya, upaya pemerintah dalam menekan Angka Stunting terus dilakukan. Terbukti dari atensi Pemerintah Daerah Kabupaten Lotim atas masukan para pemerhati Stunting yang turut datang membantu seperti Bappenas, BKKBN, dan Unicev.

Agar apa yang menjadi harapan Pemerintah Pusat di Tahun emas tahun 2045 nanti lanjut H.Hasni, anak anak  yang saat ini di tangani dengan baik bisa tumbuh sehat dan membanggakan. Menjadi pemimpin yang bisa diandalkan yang bisa membawa nama baik Kabupaten Lombok Timur di kancah Nasional dan Internasional.

"Karena Lotim dirasa masih tinggi angka Stuntingnya, beberapa waktu lalu ada dari Kemendagri, Bappenas, BKKBN dan Unicev banyak membantu Lotim, itu harus kita atensi. Caranya intervensi serentak ini harus dioptimalkan, mari kita bangun sinergi dan kolaborasi", tandasnya.

Kepala Dinas P3AKB Lotim H.Ahmat saat membuka acara menyampaikan pembentukan dan pembagian wilayah percepatan Penurunan Stunting dilakukan guna memaksimalkan pelaporan data dan pelayanan terhadap para bunda asuh dan anak Stunting. Bersama para petugas binaan Posyandu yang ada di masing masing Desa/ Kelurahan.

Sehingga lanjut H.Ahmat dibutuhkan koordinasi dan sinergi semua pihak secara berkelanjutan dari proses pembentukan atau pembagian wilayah binaan, pelaksanaan hingga pelaporan intervensi serentak guna mencapai harapan Pemerintah Daerah dalam upaya penurunan angka Stunting.

"Intinya aktif dalam melakukan pendampingan dan pelaporan, insyallah apa yang kita harapkan akan bisa kita sama sama wujudkan", ungkapnya.

Hadir dalam acara Ketua PKK Lotim, semua Kepala dan perwakilan OPD beserta pihak pihak terkait yang terlibat dalam upaya penurunan Stunting. 

Senin, 03 Juni 2024

DP3AKB Lombok Timur Gelar Sosialisasi 7 Dimensi.

 

DP3AKB Lotim gelar sosialisasi
Okenews.net--Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur gelar sosialisasi 7 Dimensi Lansia Tangguh Tahun 2045 kepada 30 Bina Keluarga Lansia (BKL) yang diselenggarakan di Aula Kantor BP3AKB lantai 5 Kantor Bupati l Lombok Timur. Senin (3/6/2024).

Kadis P3AKB Lombok Timur, H. Ahmad mengatakan, Pihaknya telah mengundang 30 orang BKL dalam rangka memberikan Pelayanan-pelayanan atau perawatan dalam 7 dimensi lansia untuk menyiapkan menjadi lansia tangguh tahun 2045.

"Kader-kader yang di undang ini akan diberikan pemahaman yang dimana nanti di Posyandu atau di BKL itu mereka memberikan penyuluhan setiap bulannya kepada lansia tentang bagaimana cara merawat diri dan lainnya karena yang namanya lansia sudah rawan sekali dengan resiko penyakit," Ucapnya

Kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) dalam rangka menyongsong Indonesia Mas tahun 2045, untuk itu, Pemerintah mempunyai keharusan untuk menyipkan Lansia-Lansia tangguh nantinya di tahun 2045.

"Pemerintah mulai dari sekarang mempersiapkan lansia tangguh agar tidak menjadi beban keluarga kedepannya," katanya.

Dengan itu lanjut H. Ahmat, Lansia tangguh itu artinya bisa madiri, bisa merawat dirinya sendiri, sehingga tidak lagi membebankan keluarganya.

"Sekarang kita lihat kalau sudah umur 60 sampai 70 tahun itu menjadi tanggung jawab keluarga yang sangat berat dianggapnya," tutur H. Ahmat.

Karenanya BKL itu sebut Ahmat, nanti akan dikolaborasikan dengan sekolah lansia yang nantinya akan dimasukkan Program Pesantren lansia sehingga nantinya dicananngkan di mulai dengan dakwah, siraman rohani, dan bagaimana menghadapi akhirat karena tidak terfokus dunia saja.

"Kalau sudah 70 tahun itu lebih bayak berfikir akhirat sehingga kita nanti memberikan tentang siraman rohani, kemudian kita berikan makanan tambahan kemudian baru pemeriksaan kesehatan," sebutnya

"Itu kita coba nantinya, di sekolah lansia yang kita proritaskan yang ada di Bagik Payung. Itu nanti menjadi reprentatif untuk kecamatan lain,"tambahnya

Sementara itu, pihaknya berharap Desa jagan hanya melakukan posyandu saja, tapi di situ ada juga tanggung jawab lagi kepada lansia.

Karenanya H. Ahmat mendoron untuk menyiapkan BMT_nya  ada porsi-porsi tertentu yang dapat dianggarkan di APBDes.

"Semua ini akan berjalan bila kita bersama-sama, misalnya anggaran PMD untuk lansia dan balita kan itu akan lebih bagus," demikian H. Ahmat.

Senin, 27 Mei 2024

DP3KAB Lakukan Orientasi Kader Pengelola Dahsat di Kampung KB

 

Orientasi dan Penyelenggaraan dapur sehat (DP3KAB)
Okenews.net-- Dinas Pemberdayaan Perempuan,Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KAB) melakukan Orientasi dan Penyelenggaraan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di Kabupaten Lombok Timur  yang diselenggarakan di Rupatama II Kantor Bupati. Senin (27/5/2024)

Kegiatan tersebut menghadirkan Kepala Desa 1 Orang, Tim Penggerak PKK 1 Orang, Pengelola DASHAT 9 Orang, POKJA Kampung KB 6 Orang, PKB 1 Orang, Petugas Gizi Puskesmas 1 Orang.

Acara dibuka langsung kepala DP3AKB Lombok Timur, H. Ahmat, menyampaikan pentingnya atasi stunting sejak dini, mulai dari sejak proses sebelum menikah calon pengantin (catin) harus mengantongi sertifikat elsimil.

Ini berguna untuk memastikan calon pengantin merupakan pasangan yang sehat dan siap hamil.

"Setelah itu baru beranjak pada ibu hamil hingga pada kelahiran bayi tetap dipantau, hingga seperti yang kita lakukan hari ini yakni mempersiapkan makanan sehat di dapur untuk anggota keluarga," terang H. Ahmat.

Wahyuni Kunayati Kasi Gizi Dinad Kesehatan Lombok Tumur, saat menjadi narasumber menyampaikan, ibu hamil harus mempunyai status gizi yang baik dan mengonsumsi makanan yang beranekaragam baik proporsi maupun jumlahnya.

Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang saat hamil mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita anemia. Hal ini dapat disebabkan karena asupan
makanannya selama kehamilan tidak mencukupi untuk kebutuhan
dirinya sendiri dan bayinya.

Selain itu kondisi ini dapat diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat
dibandingkan dengan sebelum hamil.

"Akibatnya, bayi tidak mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya," ungkap Wahyuni.

Disampaikan Wahyuni, Ada 13 Pesan umum Gizi Seimbang, yaitu :
1) Makan aneka ragam makanan;
2) Makan makanan yang memenuhi; kebutuhan energi,
3) Makan sumber karbohidrat setengah; dari kebutuhan energi;
4) Batasi lemak seperempat dari; kecukupan energi;
5) Gunakan garam beryodium;
6) Makan makanan sumber zat besi;
7) Beri ASI pada bayi sampai umur enam bulan;
8) Biasakan makan pagi;
9) Minum air bersih, aman dan cukup jumlahnya;
10) Beraktifitas fisik dan olah raga secara teratur;
11) Hindari minum minuman beralkohol;
12) Makan makanan yang aman bagi kesehatan;
13) Baca informasi gizi pada kemasan makanan.

Sementara itu untuk ibu hamil ada tambahan 4 pesan khusus,yaitu :
1) Biasakan mengkonsumsi aneka ragam makanan;
2) Batasi mengkonsumsi garam;
3) Minum air putih yang banyak; dan
4) Batasi minum kopi.

"Prinsip gizi seimbang dinilai akan sangat efektif, bila dilakukan mulai ibu
hamil hingga anak yang dilahirkannya," terang Wahyuni.

Kamis, 02 Mei 2024

DP3AKB Lakukan Pengawalan Implemetasi Penyelenggaraan Perda PPPA

 

DP3KAB Bersama YGSI
Okenews.net-- Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Bencana (DP3AKB) Kabupaten Lombok Timur lakukan Pengawalan implementasi Perda penyelenggaraan pelindungan perempuan dan anak (PPPA) lingkup kabupaten, kecamatan hingga Desa. Bertempat di Puri Al-Bahrah Sawing, Selong.  Kamis, (02/05/2024)

Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) merupakan organisasi nirlaba yang bergerak di isu hak kesehatan seksual reproduksi dan kekerasan berbasis gender dan seksual.

Salah Power to you(th) merupakan satu program yang sedang didorong oleh YGSI, dimana program ini bertujuan mendorong Anak dan perempuan muda untuk terlibat aktif dalam proses pencegahan dan pengambilan keputusan.

Berangkat atas dasar tersebut YGSI dalam mengawal program to you(th) sudah mampu mendorong lahirnya Perda Penyelenggaraan Pelindungan Perempuan dan Anak di Kabupaten Lombok Timur.

YGSI melakukan pertemuan bersama OPD yang menaungi program perlindungan perempuan dan anak dalam hal ini DP3AKB, UPTD PPA, beberapa NGO dan forum yang sebagai pemerhati dalam perlindungan perempuan dan anak.

Acara tersebut diselenggarakan guna membahas tentang perda nomor 2 tahun 2024 yang telah diterbitkan oleh pemerintah daerah kabupaten lombok timur, Perda diharapkan dapat melakukan pelindungan terhadap perempuan dan anak dan telah ditetapkan pada 19 Maret 2024 lalu.

"Setelah terbitnya perda tentang pelindungan perempuan dan anak ini, silahkan disosialisasikan dengan maksimal, kerjasama dengan desa dan tokoh wilayah setempat," ungkap H. Ahmat, Kadis DP3AKB Lombok Timur.

Diterangkan H. Ahmad, Perda tentang pelindungan perempuan dan anak ini terdiri dari 12 Bab dan memiliki 60 Pasal. Pemerintah lombok timur hadir dalam melindungi perempuan dan anak, dengan membuat perda nomor 2 tahun 2024.

"Mari bersinergi dalam mensosialisasikan supaya semua masyarakat tau tentang apa yang tertuang dalam Perda tersebut," himbau H. Ahmat.

Mengenai isu yang beredar terkait Perda ini, menuai dilematis yang dialami pemerintah desa, dan tokoh masyarakat lainnya bahkan pihak keamanan dalam jajaran kepolisian di tingkat Desa. pasalnya, menjalankan perda ini memiliki tantangan sosial yang tinggi, dan harus memiliki mental yang kuat.

Ditegaskan H. Ahmat, Menikahkan anak dibawah umur merupakan tindak pidana, hal ini tertuang pada UU TPKS nomor 12 tahun 2022 pasal 10.

"Jadi, diharapkan untuk tetap bersinergi dalam melakukan sosialisasi terhadap perda tersebut," tutup H. Ahmat.

Kamis, 14 Maret 2024

Pemda Bersama DP3KAB Harapkan Lombok Timur Layak Anak Meningakat Menjadi Madya

 

Rakor Gugus Tugas Lotim Layak Anak
Okenews.net-- Rapat koordinasi (Rakor) Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak (KLA), dan Percepatan Penurunan Stunting di Lombok Timur. Rakor yang berlangsung di Rupatama I pada Kamis pagi, (14/03/2024)

Turut hadir diacara tersebut selain Pj Bupati, ada Asisten 3 Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Kepala BPS Lombok Timur, Forkopimda, dan OPD terkait.

PJ. Bupati Lombok Timur, H. M. Juaini Taofik, secara resmi membuka acara tersebut dalam sambutannya, menegaskan pentingnya peran semua pihak dalam memastikan kesejahteraan anak-anak di Lombok Timur.

"Perlunya kerja sama antara berbagai instansi terkait, termasuk pemerintah daerah, lembaga sosial, dan masyarakat sipil," ungkap Pj Bupati Juaini.

"Guna untuk mencapai tujuan bersama dalam menciptakan lingkungan yang layak bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak," sambungnya.

Selain itu, Tim Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak dan Tim Pencegah Penurunan Stunting (TPPS) di Lombok Timur diharapkan akan bekerja secara sinergis dalam merancang dan melaksanakan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak serta mencegah penurunan stunting menjadi 14% ditahun 2024 ini.

Langkah-langkah konkret dalam upaya pencegahan stunting, seperti pemberian gizi yang baik dan dan pemantauan pertumbuhan anak menurutnya menjadi hal prioritas.

Rakor ini juga menjadi forum untuk mengevaluasi program-program yang telah dilaksanakan serta merumuskan langkah-langkah strategis ke depan guna meningkatkan efektivitas upaya-upaya dalam meningkatkan kesejahteraan anak-anak di Kabupaten Lombok Timur.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) H. Ahmat menyebut Keluarga Resiko Stunting (KRS) di Lombok Timur sudah jauh mengalami penurunan dari 59,76% ditahun 2021 menjadi 31, 62% di tahun 2023.

"Posisi Lombok Timur bisa mencapai target nasional yakni 14%. Selain itu pencapaian Kabupaten Layak Anak juga mudahan bisa meningkat menjadi Madya ditahun 2024 ini," harapnya.

Selasa, 16 Januari 2024

Diduga Tidak Netral, Kepala Dinas DP3AKB Berikan Klarifikasi

 

Okenews.net - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur (Lotim) H. Ahmat angkat bicara soal pemberitaan di media yang menyebut dirinya mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. H. Ahmat mengklarifikasi bahwa fotonya dengan jari tiga itu diambil jauh hari sebelum penetapan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden.

Ditemui di kantornya, Senin (15/1/2024) kemarin, H. Ahmat mengatakan simbol jari tiga, kelingking, jari manis dan jari tengah dan bentuk lingkaran pertemuan jari telunjuk dengan ibu jari merupakan simbol salam genre (Generasi Berencana). Simbol Genre itu katanya sudah baku. Tidak ada kaitannya dengan simbol tiga jari salah satu pasangan calon.

Dijelaskan, pose bersama dengan menunjukkan simbol Genre itu dilakukan pada tanggal 7 November 2023. Waktu itu, merupakan kegiatan sosialisasi program generasi berencana lewat salah satu radio swasta di Selong.

Sementara pengambilan nomor urut pasangan calon sepekan setelahnya. Tidak diketahui sama sekali simbol tiga jari itu akan menunjuk pada salah satu paslon Capres dan Cawapres. 

"Karena memang tidak ada kaitannya," ungkapnya.

Dikatakan pula, simbol tiga jari simbol salam genre ini berbeda bentuknya dengan tiga jari tanda nomor urut yang dimiliki salah satu Paslon. Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), H. Ahmat tegaskan dirinya tetap menjaga netralitasnya.

Ditambahkan, ketika sudah ada nomor urut dan kampanye berlangsung semua simbol-simbol yang memiliki kesamaan dengan pasangan calon sudah dilarang untuk digunakan. 

Kadis DP3AKB Lotim ini pun tegaskan, semua  kegiatan-kegiatan sosialisasi yang dilakukan tidak boleh lagi berpose dengan menunjukkan jari yang memiliki kesamaan dengan identitas salah satu pasangan calon. 

"Meski pun simbol Genre itu sama sekali tak ada kesamaan dengan simbol salah satu Paslon, namun tetap dilarang digunakan," tutupnya.

Rabu, 08 November 2023

DP3AKB Lombok Timur Lakukan Diseminasi Audit Kasus Stunting Tahap II

 

Okenews.net-Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) lakukan Diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) tahap II sekaligus evaluasi tahap sebelumnya. Kegiatan tersebut berlangsung di Rupatama 2 kantor Bupati, Rabu (8/11/2023).

Kepala Dinas DP3AKB Lotim, H. Ahmad menyebut, sesuai rekomendasi pada penyelenggaraan AKS tahap I yang diselenggarakan pada Juni 2023 lalu untuk menghadirkan para pakar seperti S.PoG, spesialis anak (S.PA,), dan Ahli gizi, juga psikolog. Karenanya AKS tahap II ini merupakan tindak dan evaluasi.

Hasil hari ini merupakan lanjutan dari apa yang menjadi permasalahan di lokasi yang kami ambil di Kecamatan Labuhan Haji, tepatnya di Desa Kertasari, disana terdapat tiga dusun yang menjadi sasaran.

"Sekarang ini merupakan tindak lanjut dan evaluasi dari kegiatan yang telah kita lakukan," ucap H. Ahmad usai rapat AKS tahap II saat diwawancarai media ini.

Ia menyapaikan terdapat 4 sasaran dari AKS tersebut yakni diantaranya, calon pengantin (Catin), ibu hamil (Bumil), ibu menyusui (Busui), dan Balita usia dibawah 5 tahun (Batita).

Hasil pertemuan tindak lanjut dan evalusi itu, dikatakan H. Ahmad, bahwa Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekolog (S,poG), dan Dokter Spesialis Anak merekomendasikan agar ibu hamil rutin melakukan USG dimana selama masa kehamilan dilakukan paling banyak enam kali dan minimal empat kali.

Kalau USG nya hanya sekali dua kali, paling hanya ditanya jenis kelamin tidak pernah dilihat perkembangan janin selama dalam kandungan.

"Bila tidak dilakukannya USG secara rutin, akan pemicu terjadinya stunting dan menjadi permasalahan dari 1000 HPK itu sendiri," terangnya.

"USG minimal dilakukan selama masa kehamilan itu empat kali," sambungnya.

Sehingga pada kegiatan tersebut para pakar juga merekomendasikan agar DP3AKB melalui petugas dibawah dan jajaran agar bisa memberikan pemahaman kepada ibu hamil atau keluarga yang beresiko stunting.

"Busui dan keluarga resiko stunting itu harus benar-benar didampingi oleh tim pendamping keluarga (TPK) dalam rangka memenuhi target USG," ungkapnya.

Ditempat yang sama, Pj Sekda Lotim, Hj. Baiq Miftahul Wasli menyampaikan bahwa berangkat dari angka stunting Lombok Timur saat ini yaitu 15,18 persen Pemda optimis dalam waktu beberapa bulan kedepan ikhtiar menurunkan angka stunting tak hanya diangka 14 persen saja tetapi dibawahnya lagi.

"Kita optimis dalam waktu beberapa bulan kedepan bagaimana ikhtiar dalam menurunkan angka stunting ini tak hanya di angka 14 persen saj bahkan sampai di angka 13 persen sangat kita harapkan," tutupnya.

Selamat Idul Adha 1445 H

 


Pendidikan

Hukum

Ekonomi