www.okenews.net: NW
Tampilkan postingan dengan label NW. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label NW. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Mei 2025

Mukernas PB NW 2025 Cetuskan Asta Cita NW, Berikut Penjelasannya

Mukernas PB NW 2025

Okenews.net- Perayaan Hari Jadi (Hadi) ke-72 Organisasi Nahdlatul Wathan (NW) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) 2025 resmi dibuka. 



Pembukaan digelar bertempat di Lombok Raya Hotel Mataram pada Kamis (1/5/2025). Acara tersebut berlangsung sakral dan meriah.



Dalam acara bertajuk Tasyakkur Hadi NW ke 72 dan Mukernas PBNW tahun 2025 hadir sejumlah tokoh penting. Di antaranya, Menteri Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal, bersama puluhan pejabat publik lain. Baik pejabat nasional maupun lokal (daerah).



Tak lupa pula, hadir Ketua Umum PBNW TGKH Zainuddin Atsani, beserta jajaran. Hadir pula putri pendiri Nahdlatul Wathan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yakni Ummuna Hj Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid bersama seluruh zurriyat Maulana Syaikh. Acara tersebut juga dihadiri ribuan pengurus NW dari seluruh Indonesia.



Dalam sambutannya, Ketua Umum PBNW TGKH Zainuddin Atsani menyampaikan pesan-pesan persatuan. Termasuk istiqamah meneladani pendiri NW, Sang Pahlawan Nasional TGKH Zainuddin Abdul Madjid. 



"Beliau selalu mengajarkan kita banyak kebaikan, bagaimana berorganisasi, seperti pesan beliau, mari kita jadi orang yang bermanfaat untuk Nahdlatul Wathan, jangan kita jadi orang-orang yang merusak perjuangan Nahdlatul Wathan. Mari kita jaga kekompakan. Kompak, utuh, bersatu," kata TGKH Zainuddin Atsani.



TGKH Zainuddin Atsani menyebut Trilogi perjuangan NW yakni yakin, ikhlas, istiqamah. Trilogi perjuangan itulah yang menjadi nadi dan pedoman dalam berorganisasi. Saat ini, NW telah tersebar di 38 provinsi di nusantara. NW juga sudah berada di 6 negara.



"Ke depan akan terus bertambah negara-negara yang menginginkan NW hadir di tengah mereka. Salah satu yang menunggu kehadiran NW juga adalah Tiongkok," tuturnya.



TGKH Zainuddin Atsani juga menyebut tiga aspek perjuangan NW yaitu pendidikan, sosial, dan dakwah. Dari aspsk pendidikan, saat ini telah ada tidak kurang dari 2.400 madrasah dan majelis taklim yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hizib-hizib NW mulai dibaca di pelosok negeri. 



"NW dari zaman pendirinya sampai sekarang tetap taat kepada pemerintah. Itu wasiat pendirinya. Yang penting kita bersinergi untuk NKRI," jelasnya.



TGKH Zainuddin Atsani berharap, perayaan Hadi NW ke 72 dan Mukernas PBNW tahun 2025 itu bisa menghasilkan risalah yang konstruktif untuk pembangunan ummat, bangsa, dan negara.



"Mudah-mudahan Mukernas NW menghasilkan sebuah keputusan, agenda yang baik, baik untuk NW dan NKRI dalam segala hal. Semoga kebarokahan terus hadir," tegasnya.



TGKH Zainuddin Atsani meminta seluruh jamaah NW untuk tetap merapatkan barisan. Menbangun organisasi tidak bisa sendiri-sendiri. Melainkan harus bersama dan bersinergi.



"Saya minta semua jamaah NW berjuang bersama, tidak bisa ketua umum berjalan sendiri, berjuang sendiri tanpa kita kompak, utuh, bersatu," bebernya.



"Apa yang kita dapat hari ini bukan karena kehebatan dari jajaran PBNW, tetapi karena karomah pendirinya Ninikda Maulana Syaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid. Apapun capaiannya karena karomah itu," imbuhnya.



TGKH Zainuddin Atsani mengajak seluruh jamaah NW untuk ikhlas dalam berjuang membesarkan dan menerapkan nilai-nilai perjuangan NW.



"Yang terpenting di NW adalah pengabdian kita untuk ibadah, kita ngiring pendirinya, guru kita. Mari kita buang kesombongan kita, buang ego kita, kita bersatu untuk NW," ujarnya.



Gubernur NTB Ajak NW Berkolaborasi Membangun Daerah



Dalam sambutannya, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal berharap NW dapat terus eksis dan mewarnai seluruh aspek pembangunan. Baik di daerah maupun dalam skala nasional.



"Ke depan, Nahdlatul Wathan akan menjadi bagian yang integral dari pembangunan NTB. Bahwa NW bukan hanya ikut mendirikan provinsi NTB tetapi juga ikut mengisi provinsi yang sudah kita dirikan bersama," ujar Iqbal.



Politikus Partai Gerindra itu mengaku, dengan sinergitas pembangunan bersama NW, banyak kemajuan yang akan dapat digesa di NTB. 



"NTB adalah rumah kita bersama, perahu kita bersama. Kita harus sama-sama mangerahkan layar perahu ini, agar berlayar ke arah yang tepat serta berlabuh di titik yang tepat," tegas Iqbal di hadapan ribuan jamaah.



Gubernur Iqbal yakin, NW akan tetap membersamai, tetap berkomitmen mendukung dirinya dalam mewujudkan cita-cita 'NTB Makmur Mendunia'. "Saya punya keyakinan, saya haqqul yakin NW akan selalu bersama pemerintah untuk membangun NTB ke depan," ujarnya.



Iqbal mengutip salah satu Qaul Almagfurlah Maulana Syaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid yakni "barang siapa tidak memahami sejarah, dia tidak ada bedanya dengan orang mati atau bodoh".



"Pelajaran yang kami ambil sebagai gubernur dari beliau. Bahwa kalau kita ingin NTB maju ke depan, maka gerakan yang harus kita bangun adalah gerakan sosial termasuk gerakan ekonominya," terangnya.



"Saya mengajak seluruh jamaah NW untuk mari kita bersama membangun NTB dengan melalukan gerakan sosial. Pilihan PBNW yang mendorong ketahanan pangan sangat saya hargai. Bukan hanya sejalan dengan visi Presiden Prabowo, tetapi sejalan dengan kebutuhan kita di NTB," sambungnya.



Menteri Nusron Wahid Sebut Belajar dan Mengabdi kepada NW adalah Pilihan Tepat



Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid sekaligus Petinggi Ormas Nahdlatul Ulama (NU) turut memberikan sambutan dalam acara sakral tersebut.

Pertama, Nusron menyampaikan salam Presiden Prabowo Subianto.

 


"Salam dari Bapak Presiden Prabowo Subianto kepada keluarga besar NW wabil khusus kepada Ketua Umum TGKH Zainuddin Atsani. Beliau minta maaf tidak bisa hadir, kami diminta mewakili," kata Nusron.



Politisi Partai Golkar itu mengucapkan selamat atas hari jadi NW yang ke 72. Ia meyakini, eksistensi NW yang masih bertahan hingga kini lantaran organisasi tersebut membawa banyak kemanfataan untuk ummat.



Secara eksplisit, Nusron mengaku takzim terhadap keilmuan dan sepak terjang pendiri NW yakni TGKH Zainuddin Abdul Madjid.



"Selamat Hari Jadi NW ke 72. Saya yakin NW bisa bertahan, bisa hidup sampai sekarang ini, jamiyah ini, organisasi ini memberikan kemanfaatan untuk ummat manusia," ujarnya.



"Kalau tidak memberikan kemanfaatan bagi ummat, saya yakin organisasi ini sudah bubar. Tetapi ini bisa bertahan dan istiqamah karena ada barokah dan manfaat yang diberikan Allah SWT melalui wasilah kepada muassis-nya yakni TGKH Zainuddin Abdul Madjid. Kita doakan, NW di bawah penerusnya, tetap memberikan kemanfaatan," imbuhnya.



Nusron menuturkan, pelajaran yang disampaikan di NW tersambung langsung sanad keilmuannya kepada Nabi Muhammad SAW.



"Bersyukurlah dan berbahagialahn kita semua masuk dalam organisasi, belajar kepada seorang guru, masuk ke organisasi yang dipimpin oleh orang berilmu. Dan ilmunya punya sanad kepada Rasulullah SAW. Saya yakin keluarga besar NW ikut jamiyah ini senantiasa memgambil ilmu dan berkah," jelasnya.



Di era perkembangan teknologi, urgensi belajar ilmu yang bersanad menjadi sangat penting. Terutama untuk memetik banyak kebarokahan. 



"Belajar ilmu saat ini harus pakai sanad. Salah satu ciri NW, dan penganut ahlussunnah waljamaah adalah kalau belajar ilmu harus ada rujukan dan sanad kepada Rasulullah SAW. Jangan sampai belajar tidak pakai sanad. Karena itu, ikut NW sudah tepat, sudah benar," ujarnya.



"Karena kalau gak pakai sanad, pernah disindir oleh salah seorang ulama lewat baitnya yang menggambarkan santri modern hari ini," sambung Nusron.



Saat ini, kata Nusron, ada fenomena yang belakangan banyak muncul. Para santri atau generasi muda, banyak belajar kepada guru yang tidak bersanad. Dalam hal ini, youtube.



"Alangkah bodohnya seorang santri hari ini, yang hidupnya tidak pernah baca kitab tetapi hanya lihat youtube. Krtika ditanya fatwa, dia menjawab tidak pernah menjawab dengan rujukan kitab. Ngambilnya darimana? Dari google," jelasnya.



Rekomendasi Mukernas PBNW Tahun 2025



Agenda tahunan Mukernas PBNW tahun 2025 secara resmi telah ditutup pada Sabtu (3/5/2025) yang lalu. Mukernas itu dihadiri oleh seluruh pengurus dan pimpinan elemen perjuangan Organisasi Nahdlatul Wathan.



Ketua Panitia Mukernas PBNW 2025 

Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan menuturkan bahwa agenda strategis tersebut berlangsung guyub dan penuh kekeluargaan.



"Semua unsur-unsur tersebut secara guyub, penuh keakraban dan kekeluargaan yang diikat oleh ukhuwwah islamiyyah, ukhuwwah wathaniyyah, ukhuwwah basyariyyah dan ukhuwwah nahdhiyyah )ikatan ke-nw-an)," ujarnya.



Guru Besar UIN Mataram itu menuturkan, Mukernas PBNW tahun 2025 menghasilkan sejumlah rekomendasi konstruktif dan visioner.



Tujuan organisasi secara global: meninggikan kalimat Allah dan mengangkat harkat martabat Islam dan pemeluknya menuju kejayaan. Visi utama inilah yang kemudian diracik dan direvitalisasi dalam program kerja lima tahunan yang digodok dalam 7 (tujuh) komisi. 



Komisi A: Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi 



Di mana komisi ini menelurkan, menghasilkan 11 (sebelas) program kerja yang produktif, tersistematis dan terukur, dan terevaluatif. 



Komisi B: Pendidikan dan Kebudayaan



Para musyawirin asik ma'syuq dalam melontarkan beberapa program kerja yang akan menopang mutu pendidikan yang berkualitas, ramah dan penuh cinta kasih. Komisi ini menghasilkan 15 program kerja yang dibuat dalam target skala pendek, menengah dan panjang. 



Komisi C: Bidang Sosial, Ekonomi, dan Keuangan



Sidang komisi ini, menghasilkan 9 (sembilan) program kerja yang berorientasi pada kemandirian ekonomi keummatan dan kerakyatan, kemandirian ekonomi kepesantrenan, ekonomi kesejahteraan berkeadilan. 



Komisi D: Bidang Dakwah dan Penerangan



Sidang komisi ini menghasilkan 6 (enam) program kerja yang bermuara pada pelatihan kader dai profesional, moderat, humanis dan terlembaga, juga program digitalisasi dakwah dan transformasi informasi dan komunikasi yang berdampak untuk semua umat. 



Komisi E: Bidang Penelitian dan Pengembangan



Sidang komisi ini menghasilkan 5 (lima) rumusan utama, terutama terkait tentang lembaga riset Nahdlatul Wathan yang menghasilkan karya-karya ilmiah yang dibaca dunia. Mengumpulkan data-data sejarah NW dari asal muasal madrasah NWDI, NBDI yang menjadi tonggak sejarah berdirinya organisasi NW setelah 8 tahun Indonesia merdeka.



Komisi F: Bidang Hubungan Internasional



Sidang komisi ini telah merumuskan 3 (tiga) program kerja yang menyangkut tentang kerjasama dengan berbagai pihak dalam berbagai disiplin bidang yang berorientasi pada kemajuan bangsa dan agama. 



Komisi G: Bidang Rekomendasi



Sidang ini menghasilkan 5 (lima) rekomendasi tentang,  pemberdayaan SDM NW di semua jenjang, baik eksekutif, legislatif, yudikatif sebagai wujud peran kebermanfaatan kepada agama, nusa dan bangsa. Juga penguatan kelembagaan pendidikan, sosial, dakwah, ekononi dan budaya. Juga merekomendasikan tentang haji dan pelayanan haji yang memabrurkan jamaah.



"Dari kesemua program kerja yang dihasilkan dalam Musyawarah Kerja Nasional XV NW dapat dirumuskan dan dicetuskan dalam delapan asa, cita, harapan, dan obsesi NW yang kemudian disebut dengan istilah Asta Cita Nahdlatul Wathan," jelasnya.



Al-Maqáshid al-Tsamániyyah atau Asta Cita NW itu terumuskan sebagai berikut:



1) Penguatan pendidikan yang unggul, ramah dan terintegrasi.


2). Penguatan dan pemberdayaan kelembagaan pesantren.


3). Penguatan layanan keagamaan yang berdampak.


4). Penguatan ekonomi keummatan.


5). Penguatan kerukunan umat beragama dan cinta kemanusiaan.


6). Penguatan konservasi lingkungan hidup dalam eko-teologis. 


7). Penguatan kaderasi dan sdm yang progresif. 


8). Penguatan digitalisasi tata kelola organisasi secara tertib dan profesional.

Selasa, 29 April 2025

Panitia Siap Gelar Hadi NW ke 72 dan Mukernas PBNW di Mataram

foto dok. 
Okenews.net - Dua agenda besar perayaan Hari Jadi (Hadi) ke-72 Organisasi Nahdlatul Wathan (NW) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) 2025 telah siap digelar. 

Sebelumnya diinformasikan bahwa dua acara sakral PBNW itu telah sepakat digelar secara bersamaan di Kota  Mataram pada 1 -3 Mei 2025 mendatang.

Ketua Panitia Hadi ke 72 NW H. Syamsu Rizal menuturkan bahwa kepanitiaan telah bekerja ekstra mempersiapkan acara tersebut. 

"Alhamdulillah dapat kami sampaikan persiapan acara Hadi ke 72 NW sampai sejauh ini sudah hampir final. Seluruh persiapan teknis sudah selesai. InsyaAllah kami siap menyukseskan acara tersebut," kata Syamsu Rizal, Selasa (29/4/2025).

Hadi NW ke 72 ini juga sebagai ajang silaturahim nasional (Silatnas) pengurus dan warga NW se-Indonesia. Karena sebagian besar pengurus NW hadir dalam momen bersejarah tersebut.

"InsyaAllah acara Hadi NW ks 72 ini akan dihadiri oleh pengurus wilayah dari seluruh Indonesia. Momen ini untuk mengukuhkan dan memperkuat kembali semangat persatuan sesama warga NW," ujar Anggota DPRD NTB itu.

Syamsu Rizal menerangkan, momen sarat makna ini untuk kali ini sengaja dipusatkan di Kota Mataram. Hal itu untuk meneguhkan keberadaan NW sebagai ormas terbesar di NTB dan memiliki jejaring di seluruh Indonesia hingga di berbagai belahan mancanegara.

Senada dengan itu, Ketua Panitia Mukernas PBNW tahun 2025 Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan, QH.,M.A., juga nenyampaikan kesiapan pihaknya menggelar acara Mukernas tahun ini. Pada tahun 2024 yang lalu, Mukernas NW digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Sebagai informasi, Hadi NW ke 72 dan Mukernas ini mengangkat tema 'Berkarya untuk Indonesia Maju Menuju Peradaban Indonesia Emas 2045'.

"Melalui berkarya untuk Indonesia Maju Menuju Peradaban Indonesia Emas 2045, tema ini akan dirumuskan nanti dalam Mukernas XV yang diawali dengan peringatan Hari Jadi Nahdlatul Wathan yang kemudian populer dengan sebutan HADI NW yang semakna dengan tugas dan peran Organisasi NW yang selalu memberikan arah peta jalan menuju kemuliaan dan kemajuan," jelas Guru Besar UIN Mataram itu.

NW yang selalu berada di garda terdepan membela agama, nusa dan bangsa. Maka HADI NW adalah sebuah momentum untuk menguatkan kembali peta jalan, road map NW dalam berkontribusi membangun agama, negara, bangsa dan ummat manusia. 

HADI NW sebagai sebuah refleksi atas jasa perjuangan pendiri NW, al-Maghfurlahu Maulanassyaikh yang begitu bertubi-tubi rintangan yang dihadapi saat mendirikan ormas NW di saat sedang bergejolaknya ormas-ormas Islam saat itu. 

Mengenang dan menghargai usaha, ikhtiar, dan perjuangan pendiri organisasi NW, menjadi landasan spiirit yang kuat untuk terus dan kontinue dalam memperingati Hari Jadi NW yang saat ini telah berusia 72 tahun. 

Dengan demikian, Hadi NW dan Mukernas Kelimabelas NW sebagai starting point dalam: (1) Pengokohan Organisasi NW; (2) Penguatan Kontribusi Kebangsaan; (3) Perkhidmatan menuju NW mendunia; (4) Persiapan menyongsong Indonesia Emas 2045. 

Dengan mengambil tagline 5 dan 3  seperti simbol kelahiran Organisasi NW 1 Maret 1953 M sebagai perpanjangan perjuangan dari dua madrasah mulia sebagai start perjuangan mulia sang Maulanassyaikh yaitu madrasah sebagai benteng perjuangan melawan Belanda, Madrasah NWDI dan juga Madrasah pembenteng kaum perempuan di zaman penjajahan Jepang, dalam wujud madrasah NBDI. 

Tiga tema utama penting yang dihadirkan dalam hadi dan mukernas NW ini: 

Pengokohan drap langkah lima tahun ke depan terus sampai tahun 2045 yang tertuang dalam road map perjuangan Nahdlatul Wathan yang kesemuanya nanti akan dimusyawarahkan kembali oleh seluruh punggawa pengurus NW secara Nasional dan juga secara internasional dengan menghadirkan Pengurus Perwakilan NW Luar Negeri [PWK LN] secara daring-online zoom. 

Berikutnya, Penguatan Program Kerja yang disusun secara sistematis, terstruktur, priodik, dan terukur adalah menjadi konsen para pengurus NW saat Mukernas Kelimabelas nanti. 

Perkhidmatan menjadi agenda selanjutnya yang dimana ini menjadi wujud implementatif dari program kerja yang dihasilkan dalam mukernas, yang dituangkan dalam eksekusi dan pelaksanaan semua hasil musyawarah dalam ranah pendidikan, sosial, ekonomi, budaya, politik kebangsaan, dakwah islamiyah. Kesemuanya itu terbingkai dalam trilogi perjuangan yaitu Yakin, Ikhlas dan Istiqomah. 

Nah, itulah esensi utama dari even tahunan organisasi NW dan even musyawarah kerja nasional Nahdlatul Wathan ini. Sedangkan lima hal penting: organisasi, kontribusi, menuju NW, mendunia, Indonesia Emas. 

Menjadi usaha ikhtiar yang terus diupayakan dalam setiap gerak langkah kongkrit dari trilogi pergerakan Nahdlatul Wathan; Pergerakan pendidikan, pergerakan sosial dan pergerakan dakwah. 

Begitu juga tak kalah pentingnya pengokohan keorganisasian NW itu tercermin dalam tiga dimensi: Kokoh secara ideologis-Spritualis [الاوفياء], Kokoh secara Intelektualis-Rasionalis [العقلاء] Kokoh secara Sosiologis - Historis [التاريخ الاجتماع]. yang akan terus dibangun dan dicanangkan guna melahirkan generasi emas Indonesia tahun 2045 nanti. 

Penguatan dalam tiga dimensi penting : (1) Penguatan Komitmen Perjuangan; (2) Penguatan Pergerakan Pendidikan Sosial dan Dakwah keummatan; (3) Penguatan Kaderisasi perjuangan kebangsaan dan ke-NW-an. 

Perkhidmatan juga dilihat dalam tiga dimensi: Perkhidmatan Madrasy wattarbiyati [Perjuangan kemadrasahan dan kependidikan] Perkhidmatan jamáiy wa Ijtimâiy [Sosial Kemasyarakatan]; Perkhidmatan Jam'iyyati [Organisasi]

Tiga hal di atas akan mewujudkan lima hal penting: NW Kokoh, NW Berkontribusi, NW Berkhidmat, NW Mendunia, NW Mencetak Generasi Emas

"Alhamdulillah Tagline Pendiri Nahdlatul Wathan al-Maghfurlahu Maulanassyaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid memberikan konsepsi tentang semangat perjuangan, pergerakan, perkhidmatan, pengabdian terhadap agama, nusa dan bangsa," paparnya.

Nahdlatul Wathan fil khair menjadi tolok ukur kemajuan dan perkhidmatan ke-NW-an. Nahdlatul Wathon dalam dimensi kebaikan dalam makna yang universal. 

Khairiyyah Nahdlatul Wathan dalam ranah pendidikan:NW Berkiprah membantu negara dalam bidang pendidikan mulai dari Lembaga TK, sampai Perguruan Tinggi, Lembaga Pesantren NW yang menyebar di seluruh Indonesia. Salah satu point Mukernas XV NW.

Khairitah Nahdlatul Wathan dalam bidang sosial harus menjadi agenda penting demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera lahir dan bathin, masyarakat yang mandiri dan kreatif-inovatif sebagai wujud bukti aksi nyata organisasi NW di tengah-tengah kompleksitas kehidupan berbangsa, bernegara bahkan beragama. Di sinilah letak NW menjadi perekat sosial harmoni dan sosial budaya sekaligus sosial ekonomi yang berdampak. 

Khairiyah NW juga dalam kapasitasnya memperkuat dakwah yang rahmatan lil álamín, dakwah yang ramah, dakwah inklusif, dakwah progresif, dakwah akomodatif, dakwah transformatif yang semuanya itu menjadi pijakan strategis dalam memainkan peran kontributif NW di era digitalisasi dan globalisasi ini. 

Motivasi strategis dari peringatan HARI JADI NW yang menggambarkan visi misi besar yang tertuang dalam nasyid Mars NW, yang tidak hanya tergugah oleh irama nasyidnya yang melonjak-lonjak agresive, tapi yang terpenting bait-bait nasyid itu memuat nasihat bijak, wasiat dan nasihat. Serta motivasi dan inspirasi perjuangan terutama Ikut Serta Membina Keutuhan Bangsa", kita warga NW  akan tergerak untuk memberi manfaat, turut berkontribusi menjaga dan merawat NKRI yang kita cintai.

Spirit HADI NW dan Mukernas XV NW memberi energi agar kita tidak fasif, tidak tidur apalagi kabur dari perjuangan. Apalagi zaman sekarang tugas kita tidak sepahit dan se-extreme saat belum kita merdeka. Kerja kita saat ini tidak berat-berat amat. Kita hanya memikirkan bagaimana peningkatan SDM dan ekonomi ummat. Kalau masa sebelum Indonesia merdeka. 

Maka rumusan kerja yang dihadirkan oleh para pengurus  Nahdlatul Wathan dapat menghadirkan program kerja yang mendukung  Asta Cita Presiden RI, Juga Asta Cita Protas Kementerian Agama RI,  Delapan program prioriitas Kemenag, meliputi: (1) Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan; (2) Penguatan Ekoteologi; (3) Layanan Keagamaan Berdampak; (4) Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi; (5) Pemberdayaan Pesantren; (6) Pemberdayaan Ekonomi Umat; (7) Sukses Haji; dan (8) Digitalisasi Tata Kelola, sekaligus dapat membantu mengembangkan Provinsi NTB Makmur mendunia yang tertuang dalam program taktis organisasi yang dirumuskan dalam musyawarah  kerja nasional NW yang kelimabelas. 

Maka bila kita bercermin pada bagaimana pahit getirnya para founding father negeri ini saat memulai, kita tidak akan cengeng apalagi cepat menyerah. Kita bahkan akan terobsesi dengan perjuangan mereka para pahlawan bangsa dalam mempertahankan kedaulatan NKRI tercinta.

Tentu dengan bekerja, berkarya, memberi arti untuk negeri. Kita perkuat pendidikan anak bangsa, kita perkokoh persatuan dan kesatuan bangsa tentu dengan bahu membahu meningkatkan SDM yang berkualitas dan kreatif-inovatif. 

Keutuhan bangsa adalah dambaan kita semua. Meskipun terdengar sedikit sepele, keutuhan bangsa seperti apa? Tapi bagaimana kita mengaplikasikan dalam keseharian dalam bentuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita masing-masing sesuai bidang dan masing-masing.

Bisa kita bayangkan bagaimana beruntungnya kita semua sekiranya keutuhan bangsa ini kita bisa wujudkan. Tidak akan ada bangsa asing yang berani merendahkan Indonesia tercinta. Bangsa-bangsa lain akan respek dan apresiasi untuk Indonesia yang lebih baik. 

Keutuhan bangsa tentu bukan sekedar keutuhan dalam bentuk fisik kekuatan militer Indonesia yang disecure oleh tentara dan polisi. Tapi keutuhan dalam spiritual dan mental, termasuk kuakutas SDM yang terus kita bangun. Saling berinteraksi, bersosialisasi satu sama lain. Saling mengingatkan tentang pentingnya kompak Utuh Bersatu. 

Nahdlatul Wathan sebagai organisasi masyarakat (ormas) Islam yang aktif membangun SDM ummat harus terus didukung dan diapresiasi segala gerakan dan programnya. Karena ormas yang didirikan oleh Pahlawan Nasional asal NTB itu berkiprah nyata sejak 72 tahun lalu. Bahkan semakin bertambah usia ormas berlambang bulan bintang sinar lima itu, semakin pesat pula mencetak geneasi Islam yang soleh solehah, berilmu dan beradab.

Kontribusi utama Sultonul Auliya Almagfurulah Maulanasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid Al-Anfenani sangat besar membangun generasi bangsa yang beriman dan berilmu pengetahuan lewat organisasi NW yang didirikannya pada 1 Maret 1953 silam. Karena setiap tahunnya lembaga Pendidikan NW yang jumlahnya ribuan itu terus menamatkan puluhan ribu santri di seluruh Nusantara. 

Bermula dari Bermi Pancor Lombok Timur, Sang Abul Madaris itu merintis Madrasah pertama yang dinamai Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah. Kini telah beranak pinak, terus bertumbuh perkembangannya, menjadikan kita optimis bahwa masa depan bangsa akan lebih cemerlang bila kita semua mensupport, bahu-membahu, berupaya dan peduli dengan pendidikan anak bangsa saat ini. Dan itulah yang tengah dikembangkan oleh NW yang punya priotitas kerja pada tiga bidang utama, yaitu Pendidikan, sosial dan Dakwah.

Nahdlatul Wathan adalah aset bangsa yang sangat bernilai, yang harus dijaga dan dipelihara. Karena memang telah nyata memberi bukti nyata dalam dedikasi dan kontribusinya untuk bangsa dan negara. Sesuai dengan niat dan hajat pendirinya, NW dihajatkan untuk li-i'lai kalimatillah waizzul islam walmuslimin [لاعلاء كلمة الله وعز الاسلام والمسلمين], siapapun dia kalau dia Islam, mesti cinta dan senang melihat adanya upaya bagaimana Islam makin jaya, kaum musliminnya makin makmur, beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.

Secara tidak langsung, setiap mereka yang cinta dan senang dengan gerakan ke arah kemajuan Islam, kejayaan kaum Muslimin, kesejahteraan bangsa dan negara, berarti telah menjadi pejuang agama Allah. Dan menjadi pejuang agama Allah inilah yang kita diajak oleh NW. Membangun bangsa yang lebih baik kedepan adalah agenda utama kita di NW, karena sangat tepat dengan makna dari organisasi kita tercinta yaitu "Kebangkitan Bangsa".

Kita sangat percaya dengan hukum kausalitas atau sebab akibat, sebab saat ini kita berdisiplin mencetak generasi bangsa yang berpendidikan, beriman dan beradab, akibatnya kita akan menuai masa depan bangsa yang gemilang dan cemerlang. Sebab hari ini kita berpahit-pahit membangun SDM anak bangsa yang berkualitas, maka buahnya kita akan petik masa depan yang indah dibelakang hari.

Sebagaimana kita melihat kemajuan hari ini, dimana-mana kita menyaksikan hidupnya seruan ibadah dari menara-menara masjid. Bila kita melalui jalan-jalan di manapun, akan terdengar suara seruan azan, terdengar semaraknya lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an, demikian pula kita melihat antusias ummat memakmurkan majlis-majlis taklim, itu semua dimulai dan dirintis oleh para ulama-ulama kita, yang mana saat itu mereka mengharapkan kelak masa depan agama makin luar biasa. Tidak mungkin semarak ibadah ini terwujud kalau para pendahulu kita tidak bersusah payah mendidik generasi muda masa lalu.

Hari ini kita tidak akan menyaksikan ribuan madrasah NW tersebar diberbagai pelosok negeri kalau Kiyai Hamzanwadi dulu tidak mau bersusah payah bangun induk madrasah. Tapi karena visi beliau jauh kedepan. Cita-cita mulia beliau kuat dan diikuti dengan kesabaran dalam menghadapi tantangan dan kesulitan, hasilnya hari ini sungguh melegakan hati dan jiwa.

Bila kita berbicara tentang masa depan ummat, maka hal tersebut tidak bisa dilepaskan dengan membicarakan tentang bagaimana aksi kita hari ini. Karena gerakan dan aksi nyata kita hari ini akan sangat menentukan masa depan bangsa. Makin banyak kepedulian ummat saat ini pada urusan pendidikan generasi anak bangsa, maka makin yakin kita dengan kecemerlangan masa depan bangsa.

Selasa, 23 Maret 2021

Dualisme NW Berakhir, TGB dan RTGB Sepakat Berdamai

OkeNews.net - Perseteruan dualisme Pengurus Besar (PBNW) Nahdlatul Wathan (NW) yang telah terjadi puluhan tahun akhirnya menemui solusi. Hari ini dua orang simbol di antara kedua kubu yakni TGB. KH. Muhammad Zainul Majdi dan RTGB Zainuddin Atsani bertemu untuk membuat kesepakatan antara kedua pihak.

TGB. KH. Muhammad Zainul Majdi dan RTGB Zainuddin Atsani bertemu untuk membuat kesepakatan

Dari pihak TGB menyepakati nama organsasi yakni Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI). Sementara   RTGB tetap menggunakan Nahdlatul Wathan (NW). Kedua nama itu merupakan karya Pahlawan Nasional TGKH M Zainuddin Abdul Madjid.


"Alhamdulillah, suasananya baik. Penuh persaudaraan, saling memaafkan, saling menghargai, saling mengakui. Keduanya memiliki kesetaraan dalam meneruskan perjuangan Maulana Syekh. Kemarin ada satu organisasi dengan dua kepengurusan. Sekarang ada NW dan NWDI," tulis TGB dalam WA yang beredar di berbagai grup, Selasa (23/03/2021).


Pada kesempatan itu, keduanya membuat akta kesepakan untuk tetap meneruskan perjuangan pahlawan nasional yang populer dengan panggilan Tuan Guru Pancor. "Itu semua ada dalam Akta Kesepakatan Ishlah," sambung TGB.


Disebutkan, keduanya mengakui keabsahan dan legalitas satu sama lain. "Saling menghormati, menghindarkan silang sengketa dan perselisihan. InsyaAlloh bergandengan tangan. Untuk kemajuan dan kemaslahatan umat dan bangsa," ungkap TGB.


Ditegaskan pula, saat ini semua nahdliyin bebas memilih afiliasi dari semua lembaga yang dimiliki kader di seluruh panjuru Nusantara tanpa ada pemaksaan atau intimidasi dari organsasi.


"Sekolah, madrasah, majelis taklim, panti asuhan, dan seluruh amal usaha Nahdlatul Wathan memiliki kebebasan untuk memilih menginduk kemana, apakah ke NW atau NWDI," tegasnya.


"Tidak boleh ada intimidasi, persekusi, bullying, pengaduan ataupun laporan apapun terkait satu dengan yang lain. Ini jalan terbaik saat ini. Semoga Alloh memberi RidhoNya," tutup TGB.


Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Hamzanwadi HM. Jamaluddin menegaskan hal itu bukan ishlah organisasi. "Ini semua untuk menghindari mudarat yang lebih besar, karena posisi keduanya setara di mata hukum, tidak ada tuntut menuntut, membully dan lainnya," tegas adik kandung TGB itu.


Sebelum kesepakatan hari ini, organisasi NW ada yang memegang SK Menkumham dan sekarang tetap dipegang oleh RTGB Zainuddin Tsani. Sekarang Pancor memilih nama organisasi NWDI. "Jadi ini bukan ishlah tapi perdamaian," pungkas zurriyat Pahlawan Nasional itu.

Selamat Idul Adha 1445 H

 


Pendidikan

Hukum

Ekonomi