Desak Transparansi Dana Bumdes, Sekertaris Karang Taruna Tegaskan, Pikir Pakai Otak, Bukan Dengkul
![]() |
| Kantor Desa Waringin |
Okenews.net– Suasana rapat dengar pendapat (hearing) antara masyarakat Desa Waringin dengan pemerintah desa memanas, Aliansi masyarakat bersama Karang Taruna Desa Waringin menyoroti alokasi dana desa yang digelontorkan setiap tahun untuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), pembelian kambing, dan rencana pemanfaatan tanah pecatu.
Pertanyaan besar muncul ke mana larinya anggaran Bumdes yang setiap tahun menelan puluhan juta rupiah namun dinilai tak memberi dampak nyata bagi masyarakat
“Setiap tahun dana untuk Bumdes cair dalam jumlah besar, tapi sampai hari ini tidak ada transparansi. UMKM di sekitar sini pun tidak pernah merasakan manfaatnya,” tegas Goni, Sekretaris Karang Taruna Desa Waringin, dalam forum yang digelar di Kantor Desa Waringin. Senin (29/09/2025).
Goni meminta pemerintah desa, mulai dari kepala desa, kaur, hingga seluruh perangkat, untuk membuka data pengelolaan anggaran secara terang-benderang. Ia mengingatkan agar dana publik itu tidak berubah menjadi ladang penyelewengan.
“Kepada semua, baik kades, kaur, kadus, dan pengelola Bumdes, tolong berpikir jernih. Jangan biarkan uang rakyat ini jadi ajang penyimpangan. Pikir pakai otak, bukan dengkul!” serunya lantang.
Menurutnya, sejak Bumdes berdiri, masyarakat tidak pernah diajak terlibat dalam pengalokasian dana. “Tidak mungkin dana yang digelontorkan setiap tahun tidak menghasilkan apa-apa. Ini patut dipertanyakan,” tambahnya.
Menanggapi kritik tersebut, Kepala Desa Waringin menegaskan bahwa seluruh alokasi dana Bumdes telah diketahui oleh perangkat desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Ia juga mengklaim siap menunjukkan data penyaluran anggaran.
“Semua pihak sebenarnya sudah mengetahui kemana anggaran itu dialokasikan. Data penyalurannya ada dan bisa diperlihatkan,” ujarnya.
Terkait pembelian kambing, ia menyebut penyerahan sudah dilakukan langsung kepada masyarakat dan data penerima masih tersimpan. Sementara rencana pemanfaatan tanah pecatu masih dalam proses karena lokasi yang dinilai kurang strategis dan harga sewa yang belum sesuai.
“Kami berharap melalui hearing ini, semua pertanyaan bisa dijawab dan permasalahan selesai,” pungkasnya.
.png)
















