Siap Go International, Universitas Hamzanwadi Bidik Skema Beasiswa Joint Degree
![]() |
Penandatangan PKS Univeristas Hamzanwadi dengan PPAPT Kemendiktisaintek |
Okenews.net -- Universitas
Hamzanwadi resmi melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dengan
Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi (PPAPT) Kementerian Pendidikan
Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) pada Kamis, 23 Mei 2025.
“Kerja
sama ini terkait program Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) yang menjadi salah
satu skema pendanaan pendidikan bagi mahasiswa berprestasi di tanah air,” ujar
Wakil Rektor Universitas Hamzanwadi Dr. H Musifuddn, Sabtu (24/05/2025).
Penandatanganan
ini merupakan pembaruan dari kerja sama yang telah dijalin sejak 2023, seiring
dengan perubahan nomenklatur lembaga pengelola dari Balai Pembiayaan Pendidikan
Tinggi (BPPT) menjadi PPAPT.
Musifuddin memaparkan penanda tanganan PKS
ini dimaksudkan untuk memperkuat pengelolaan beasiswa BPI di Universitas
Hamzanwadi karena terdapat tujuh 17 mahasiswa penerima beasiswa di program
studi pariwisata.
“Pembaruan penandatangan PKS kemarin karena adanya
perubahan nomenklatur dari kementiran menutut perguruan tinggi pengelola untuk dapat
melakukan penyesuaian,” tegas Ketua ABKIN NTB itu.
Lebih lanjut
ia menegaskan informasi saat penandatangan kemarin, PPAPT mengelola empat jenis
beasiswa utama, yakni KIP Kuliah, Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), Asrama
Mahasiswa Nusantara, dan Afirmasi Pendidikan.
“BPI
mengalami perubahan alokasi, beasiswa ini tidak lagi diberikan kepada mahasiswa
jenjang sarjana (S1), melainkan akan difokuskan pembiayaan pendidikan dosen
yang melanjutkan studi program doktor (S3) di perguruan tinggi dalam negeri,”
jelasnya.
Bahkan ada
bocoran rencana peluncuran skema beasiswa baru Kemendiktisaintek, beasiswa dirancang dalam bentuk joint degree,
yakni program studi lanjutan mahasiswa menempuh perkuliahan di dua institusi
berbeda, perguruan tinggi dalam negeri dan luar negeri.
“Skema ini
akan mendorong kolaborasi internasional antaruniversitas, membuka peluang
mobilitas akademik, dan memperkuat kompetensi lulusan dalam menghadapi
tantangan global,” jelasnya.
Musifuddin
menilai kebijakan ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi perguruan tinggi
swasta untuk terus mendorong dosennya mengembangkan kompetensi akademik secara
berkelanjutan.
“Kami siap berikhtiar
dan menjemput peluang kolaborasi dengan beberapa universitas mitra perguruan
tinggi luar negeri. Harapannya, kami bisa menjadi bagian dari implementasi awal
program beasiswa joint degree ini,” ucapnya.
Musif
menambahkan, minggu lalu pihaknya bekerja sama dengan dengan luar negeri dan mendapat
penawaran beasiswa melalui INTACT Base Program dari Kementrian Pendidikan
Taiwan.
“Itu
artinya kita telah memulai dan mendapatkan peluang untuk mahasiswa Universitas
Hamzanwadi menempuh sebagian studi di luar negeri dan memperoleh dua gelar
sekaligus,” ucapnya.
Pihaknya
berharap program beasiswa joint degree yang sedang dirancang kementerian
juga dapat diakses oleh Universitas Hamzanwadi, sehingga kampus ini bisa
terlibat dalam skema kolaboratif antarperguruan tinggi dalam dan luar negeri.
“Dengan
begitu, mahasiswa dan dosen di lingkungan Universitas Hamzanwadi memiliki
kesempatan lebih luas untuk mengembangkan kompetensi, go international serta memperkuat daya saing institusi di kancah global,” pungkasnya.