Wabup Lotim Didaulat Sebagai Pengerakse Adat - www.okenews.net

Sabtu, 19 Juni 2021

Wabup Lotim Didaulat Sebagai Pengerakse Adat

Okenews – Wakil Bupati (Wabup) Lombok Timur (Lotim) H. Rumaksi yang menghadiri acara pasang penyawe’ (pemasangan tanda) awal dimulainya pembangunan sekolah kebudayaan di Desa Sembalun Bumbung Kecamatam Sembalun.

Wabup Lotim H Rumaksi (tengah)

Wabup Rumaksi yang juga didaulat sebagai Pengeraksa Adat Sembalun dalam kesempatan itu menyatakan, budaya sebagai identitas yang mencerminkan karakter saat ini terancam tergerus arus modernisasi yang tidak jarang bertentangan dengan nilai-nilai kearifan lokal.

“Kalau kita berbicara budaya, itu artinya kita berbicara adab. Dari itu pemahaman kita terhadap agama dan budaya harus komprehensif, karena keduanya tidaklah bertentangan,” papar Ketua DPD NasDem Lotim itu, Jumat (18/06/2021).

Sebagai pimpinan daerah, Rumaksi sangat berterimakasih atas kepedulian masyarakat dan pihak terkait atas konsentrasinya dalam menjaga kelestarian kebudayaan lokal etnis Sasak yang menjadi warisan leluhur.

“Sembalun sebagai pusat pariwisata tidak boleh kehilangan jati diri. Dari itu kami sangat berterimakasih, kami pun siap untuk berpartisipasi dalam ikhtiar ini,” tegas Rumaksi.

“Pak Camat harus mendorong semua kepala desa untuk mengajak warganya bergotong royong. Dan masyarakat Sembalun harus mengambil andil, berpartisipasi dalam hal ini,” harapnya.

Camat Sembalun Maryadi dalam sambutannya mengakui, generasi muda saat ini mulai kehilangan identitas budayanya, termasuk Sembalun sebagai destinasi pariwisata nasional.

Oleh karena itu ia berharap, keberadaan sekolah kebudayaan yang akan dibangun, akan menjadi benteng dan pusat aktivitas untuk mempertahankan nilai-nilai dan norma kearifan lokal.

“Banyak kitab-kitab peninggalan pendahulu kami, tapi kami tidak bisa mempelajarinya. Sekolah kebudayaan ini tentu akan menjadi solusi,” harapnya.

Camat menilai, saat ini pembangunan pariwisata Sembalun, cenderung menjurus pada degradasi budaya. Hal ini tentu merupakan suatu bentuk kemunduran di tengah masyarakat.

Fenomena itu merupakan tantangan dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal ditengah pesatnya pembangun pariwisata. Di satu sisi, sektor pariwisata merupakan ujung tombak perekonomian masyarakat.

Ia sangat berharap, pesatnya pembangunan pariwisata, tidak boleh meninggalkan nilai kebudayaan Sembalun. Nilai dan norma budaya harus bertahan dari pengaruh budaya luar yang masuk di Sembalun.

Ia juga mengakui, saat ini generasi muda mengalami kegagapan kebudayaan, termasuk pada masyarakat Sembalun umumnya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peninggalan leluhur Sembalun tidak bisa dipelajari.

“Terdapat banyak peninggalan sejarah di Sembalun yang sampai saat ini tidak bisa dipelajari oleh masyarakat Sembalun. Sekolah Kebudayaan ini harus mampu menjawab itu,” tutupnya.

Pantauan wartawan, masyarakat Sembalun Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyambut baik pembangunan sekolah budaya yang berlokasi di Desa Sembalun Bumbung.

Diharapkan Sekolah Kebudayaan yang akan dibangun 29 Juli 2021 mendatang mampu menjadi wadah yang menjaga nilai-nilai kearifan lokal Sasak di tengah arus modernisasi pembangunan pariwisata Sembalun yang mulai dikenal dunia.

Hadir dalam acara penyawe’an pembangunan sekolah kebudayaan itu, para tokoh budayawan, tokoh agama, masyarakat berserta semua unsur pemerintah se-Kecamatan Sembalun.

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Disqus comments