Desa Waringin Kembangkan Koperasi Modern Tanpa Sistem Simpan Pinjam Konvensional
![]() |
Ketua Pengurus Koprasi Merah Putih (kiri) |
Okenews.net- Di Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur, sedang tumbuh sebuah inisiatif yang berpotensi mengubah wajah ekonomi lokal. Koperasi Desa Merah Putih (KOPDes) tak hanya muncul sebagai badan usaha biasa, tetapi sebagai simbol optimisme baru yang dibarengi dengan kehati-hatian yang matang.
Dipimpin oleh Moh. Sari'in, KOPDes Merah Putih merancang sebuah peta jalan ekonomi desa yang lebih inklusif dan berbasis kemitraan. Alih-alih langsung terjun ke sistem simpan pinjam seperti banyak koperasi lainnya, KOPDes ini memilih pendekatan berbeda: fokus membangun ekosistem usaha yang terintegrasi, dari menggandeng UMKM dan pengusaha lokal hingga membentuk apotek desa dan menjajaki kerja sama distribusi barang pokok seperti pupuk dan LPG.
“Kami ingin koperasi ini benar-benar jadi penggerak ekonomi masyarakat, tapi tidak dengan gegabah. Banyak contoh koperasi atau BUMDes di tempat lain yang gagal karena pinjaman macet. Kami tidak ingin itu terjadi di sini,” ujar Sari'in dengan nada penuh pertimbangan, Kamis, (24/07/2025)
Langkah-langkah yang ditempuh koperasi ini tak sekadar bersandar pada semangat gotong royong. KOPDes Merah Putih juga memperhitungkan secara cermat konsekuensi dari skema pembiayaan. Sebagai salah satu koperasi percontohan yang mendapat dana dari pusat, mereka harus mengelola pinjaman bukan hibah berdasarkan regulasi dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49 Tahun 2025.
Salah satu gagasan yang tengah digodok adalah membangun apotek pertanian, serta melibatkan para agen pupuk dan pelaku usaha lokal sebagai anggota koperasi. Dengan demikian, koperasi tidak hanya berfungsi sebagai penyalur barang, tetapi juga sebagai wadah kolaboratif antarwarga.
“Daripada kita buka toko dan kesulitan setor modal, lebih baik para pelaku usaha itu jadi anggota koperasi. Jadi sistemnya berbasis partisipasi dan saling menguatkan,” jelas Sari'in.
Langkah hati-hati juga tampak dalam perencanaan sistem keuangannya. Untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas, Koperasi Merah Putih tidak akan memegang dana secara langsung. Semua transaksi direncanakan berjalan lewat sistem perbankan agar pengelolaan keuangan tetap bersih dan terpantau.
“Kami ingin koperasi ini tidak pegang uang, biar bank yang pegang. Itu lebih aman dan transparan,” tutup Sari'in.
Kini, meskipun masih dalam tahap awal dan perencanaan, Koperasi Merah Putih memberi secercah harapan baru. Bukan hanya untuk menggerakkan roda ekonomi desa, tapi juga sebagai contoh bahwa kehati-hatian dalam pengelolaan usaha bisa sejalan dengan visi besar pemberdayaan masyarakat.