![]() |
| Andra Ashadi, SH |
Desakan ini menguat setelah muncul kejanggalan-kejanggalan dalam kasus keracunan massal yang menimpa sebagian penerima manfaat MBG di sejumlah daerah.
Menurutnya, secara logika formal, kasus ini dianggap tidak wajar. Dari total 3.000 penerima manfaat yang mendapatkan konsumsi dari satu dapur, hanya sekitar 100 orang yang mengalami keracunan.
Pola ini menimbulkan dugaan kuat, ada unsur kesengajaan, apakah dapurnya yang dibajak atau dibajak saat distribusi, sehingga memunculkan kebutuhan investigasi serius dan mencegah kerugian lebih lanjut.
Andra menegaskan, kalau memang ada kesalahan dalam pengolahan makanan, maka yang terkena dampak seharusnya mayoritas penerima manfaat.
"Tetapi kenyataannya hanya sebagian kecil. Hal ini sangat aneh dan harus diperlakukan sebagai indikasi serius adanya sabotase,” ujar Andra Ashadi, Sabtu (27/09/2025) di Mataram.
Kasuistik dapat dilihat juga di Lombok Timur. Dalam satu kali distribusi, seorang pemilik dapur di Rakam menyalurkan makanan untuk 3.000 penerima manfaat. Namun, hanya satu orang yang dilaporkan keracunan.
Pola ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah keracunan tersebut murni akibat kelalaian teknis, atau ada pihak tertentu yang sengaja menargetkan sebagian kecil penerima manfaat untuk mengguncang kepercayaan publik terhadap program MBG?
Program MBG adalah salah satu program prioritas pemerintah yang menyangkut hajat hidup masyarakat banyak. Jika benar ada upaya sabotase, maka persoalan ini bukan sekadar isu kesehatan, melainkan sudah menyentuh aspek keamanan nasional terang andra
Karena itu, DPD JAMAN NTB mendesak BGN segera menggandeng Densus 88 yang dinilai sangat relevan. Dengan keterlibatan aparat penegak hukum yang memiliki keahlian dalam mendeteksi dan mengantisipasi teror serta sabotase, diharapkan akan terungkap siapa aktor di balik peristiwa-peristiwa keracunan tersebut.
Selain soal keamanan, langkah investigasi mendalam juga penting untuk menjaga kredibilitas MBG di mata masyarakat. Program ini pada dasarnya bertujuan meningkatkan gizi generasi Indonesia, sehingga jika dibiarkan terganggu oleh isu sabotase, dikhawatirkan akan melemahkan dukungan publik.
Menurutnya, tidak boleh ada kompromi terhadap pihak-pihak yang mencoba mengacaukan program, karena MBG inilah salah satu prasyarat untuk mencapai generasi yang sehat dan cerdas secara merata seperti yang telah di peraktikkan di beberapa negara maju.
"Di antaranya Finlandia, Swedia, Norwegia, Estonia, Inggris, Skotlandia, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Prancis, dan lainnya. Dan yang terpenting hukum seberat beratnya bagi pelaku sabotase," tutup Andra.
.png)
