www.okenews.net: Kosmetik
Tampilkan postingan dengan label Kosmetik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kosmetik. Tampilkan semua postingan

Kamis, 07 Agustus 2025

Owner WBS: Kami Tak Lari dari Masalah

Okenews.net- Ramai dugaan kandungan bahan berbahaya dalam sejumlah produk skincare yang beredar di masyarakat, Direktur Utama PT WBS (Wira Beauty Solution), Ali Nusantara, akhirnya angkat bicara. 

Dalam konferensi pers yang digelar di Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (07/08/2025), ia menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab atas efek samping yang ditimbulkan produk yang didistribusikan perusahaannya.

“Kami ingin masyarakat tetap sehat, dan produk yang digunakan benar-benar bermanfaat. Jika ada yang merasa dirugikan, kami persilakan datang langsung ke kantor kami di Desa Sepit untuk penanganan lebih lanjut,” tegas Ali.

Dugaan kuat kandungan merkuri dalam tiga jenis skincare handbody, krim pagi, dan krim malam berdasarkan hasil uji dari Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram, membuat PT WBS segera mengambil langkah cepat. 

Produk-produk tersebut saat ini sedang ditarik dari pasaran dan sebagian telah dimusnahkan, termasuk yang harus dimusnahkan di luar wilayah NTB.

“Kami hanya distributor, bukan produsen. Skincare tersebut diproduksi oleh PT Amanah di Makassar. Meski demikian, kami tidak lepas tangan dan tetap berkoordinasi intens dengan BBPOM,” jelasnya.

Kerja sama WBS dengan PT Amanah telah berlangsung sejak 2022. Ali menegaskan bahwa pihaknya membangun usaha ini dengan itikad baik dan semangat pemberdayaan. Bahkan, WBS saat ini mempekerjakan 35 karyawan dan membina sejumlah anak yatim.

“Kalau ada yang tidak nyaman, kami mohon maaf. Kami manusia biasa, dan kami siap bertanggung jawab. Jangan dulu menghakimi, karena tidak semua produk yang beredar itu kami yang distribusikan,” imbuh Ali, yang saat itu didampingi istrinya.

Ali juga mengungkapkan, sebelum temuan kandungan merkuri ini mencuat, tidak pernah ada keluhan dari konsumen, termasuk dari Makassar, tempat produk ini dibuat. 

Namun dengan adanya temuan resmi dari BBPOM Mataram, pihaknya tidak menampik kenyataan dan mengambil langkah cepat.

“Kami tidak menutup mata dan tidak lari dari masalah. Ini jadi pelajaran besar bagi kami,” pungkasnya.

Selasa, 15 Juni 2021

Terduga Penjual Kosmetik Tanpa Izin Terancam 15 Tahun Penjara

Okenews - Peredaran kosmetik tanpa izin edar dari badan pengawas obat dan makanan (BPOM) berhasil terungkap. Dalam kasus ini, Tim Satreskrim Polresta Mataram menangkap seorang perempuan yang diduga menjual produk kosmetik tanpa izin berinisial RD.



"Pelaku juga tidak memiliki izin usaha terkait penjualan kosmetik yang dipasarkan melalui media sosial facebook dan instagram miliknya," pungkas Kapolresta Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi, SIK di Mataram, Selasa (15/6/2021)


Pelaku ditangkap aparat Kepolisian di indekosnya di Wilayah Bertais, Kota Mataram. Pihak Kepolisian melakukan giat penangkapannya berdasarkan adanya Laporan Polisi pada 20 Maret lalu.


"Dari penangkapannya, kami mengamankan barang bukti yang menguatkan dugaan pelaku menjual produk kosmetik tanpa izin," kata Heri.


Puluhan botol berisi produk kosmetik milik RD diamankan. Produk kosmetik yang dijualnya sejak Januari lalu dengan merek Fikadewy Skincare Lombok itu berupa sabun badan, lotion perawatan kulit, dan toner.


"Ada juga diamankan bundelan stiker untuk produk kosmetik-nya dengan merek Fikadewy Skincare Lombok," ucapnya.


Buku rekening milik RD, telepon genggam, beserta akun media sosial facebook dan instagram miliknya turut diamankan sebagai barang bukti.


Kepada Polisi, RD mengaku sebagai penjual ulang (reseller) dari produk kosmetik asal Kudus, Jawa Tengah. Dia mendapatkan produk tersebut dari pemesanan Via Online.


"Produk ini dipesannya melalui WhatsApp. Produk dikirim dari Kudus Via paket kiriman," ujarnya.


Setelah produk tersebut diterimanya, RD kembali mengemasnya ulang dengan merek pribadinya, Fikadewy Skincare Lombok. "Jadi dia kemas ulang lagi sendiri dengan merek miliknya," kata Heri.


Terkait dengan asal produk dari Kudus, Kasat Reskrim Polresta Mataram Kompol Kadek Adi Budi Astawa, ST, SIK mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan upaya penyelidikan lanjutan.


"Kita sudah dapat nomor kontak yang di sana (Kudus), tetapi tidak dapat detil alamatnya dimana. Putusnya di sana. Jadi begitu kita tangkap RD, yang di sana (Kudus) sudah hilang jejak, tidak bisa di kontak," ujar Kadek Adi.


Sebelum memilih sebagai reseller, RD mengaku sudah mencoba menggunakan produk asal Kudus tersebut. "Karena cocok sama badan saya, makanya saya minat jadi reseller-nya," kata RD kepada Polisi.


Ia pun mengaku telah mengetahui barang yang dia pesan dari Kudus tersebut tidak mengantongi izin edar. Namun menurut pemahamannya, reaksi pemakaian produk kosmetik tanpa izin edar itu bisa terlihat lebih cepat. 


"Biasanya yang tidak ada izin itu, dia cepat kelihatan hasilnya," kata RD kepada Polisi. Karena perbuatannya, kini RD ditetapkan sebagai tersangka yang terancam pidana penjara paling lama 15 tahun dengan denda Rp2 miliar.


Ancamannya sesuai dengan sangkaan Pasal 196 Juncto Pasal 98 Ayat 2 dan Ayat 3 dan atau Pasal 197 Jo Pasal 106 Ayat 1 dan Ayat 2 Undang-Undang RI Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 36/2009 tentang Kesehatan dan atau Pasal 62 Ayat 1 Jo Pasal 8 Ayat 1 Huruf a Undang-Undang RI Nomor 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Selamat Idul Adha 1445 H

 


Pendidikan

Hukum

Ekonomi