![]()  | 
| foto dok ist. | 
Direktur Eksekutif Guru Lauq Indonesia, Hasan Basri, MA menyatakan
jumlah santunan masih sangat kecil, namun pemberian dilaksanakan setiap bulan
di lokasi berbeda sebagai wujud komitmen organisasi terhadap kesejahteraan
masyarakat rentan.
“Kami menyadari ini bukan dalam angka besar, namun yang penting
adalah konsistensi agar para lansia dan anak-yatim merasakan perhatian secara
berkelanjutan,” ujar Hasan Basri kepada wartawan, Senin (03/11/2025).
Menurut Hasan, kegiatan santunan bulanan ini bukan sebatas bantuan
materi, melainkan bentuk nyata dari gerakan sosial guna menumbuhkan semangat
empati, solidaritas, dan rasa kebersamaan di tengah masyarakat.
“Kami ingin menumbuhkan kesadaran berbagi dan saling peduli, serta kami
berharap masyarakat dapat merasakan kehadiran komunitas secara nyata di
lapangan,” ujar kandidat doktor di Griffith
University Australia itu.
Selain memberikan bantuan, kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi
dan komunikasi sosial antara relawan Guru Lauq Indonesia dengan masyarakat di
berbagai desa yang dapat dijangkau melalui program santuan tersebut.
Diketahui, Guru Lauq Indonesia merupakan komunitas nirlaba
(non-profit organization) yang bergerak di bidang penelitian, publikasi ilmiah,
dan aktif dalam gerakan kemanusiaan untuk dapat berbagai meskipun dalam jumlah
yang kecil.
Lebih lanjut, Hasan Basri menegaskan komunitas ini lahir dari
semangat untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berdaya saing global,
tanpa kehilangan akar nilai-nilai budaya lokal yang menjadi identitas bangsa.
Kedepan, selain kegiatan sosial dan kemanusiaan, Guru Lauq Indonesia
menyediakan berbagai layanan pendidikan, pelatihan, dan publikasi ilmiah yang
dirancang untuk memperkuat kapasitas generasi muda.
“Langkah ini sebagai wujud komitmen dalam memperkuat literasi
akademik generasi muda, sehingga mereka dapat bersaing di tingkat global namun tetap
menjunjung nilai-nilai kearifan lokal,” pungkas pria yang akrab disapa Guru
Dane itu.
.png)
