Momen Hari Kartini sebagai Penyemangat Perempuan - www.okenews.net

Rabu, 21 April 2021

Momen Hari Kartini sebagai Penyemangat Perempuan

Okenews – Momentum peringatan Hari Kartini harus dijadikan sebagai pelecut semangat seluruh perempuan Indonesia, karena perempuan sesungguhnya memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk berkiprah sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Wagub NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah


Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat memperingati Hari Kartini ke-143 yang bertajuk “Kepemimpinan Perempuan Mendorong Perubahan Sosial di NTB” secara virtual yang diikuti oleh OPD terkait dan LSM, Rabu (21/04/2021).

“Di masa sekarang ini, PR-nya tidak hanya merayakan kartini saja. Boleh jadi pada Hari Kartini kita berbahagia merayakannya dengan menggunakan kebaya, mengingat jasa Ibu Kartini. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana semangat Ibu Kartini dapat tertular kepada seluruh perempuan Indonesia,” ungkapnya.

Wagub mengajak seluruh perempuan agar dapat membuktikan, bahwa apabila diberikan kesempatan, perempuan juga bisa menunjukkan kinerja terbaiknya dalam berbagai bidang.

Untuk mendukung hal tersebut ia meminta kepada seluruh perempuan untuk bisa saling mendukung. “Sudah saatnya sesama perempuan saling support. Insya Allah kekuatan-kekuatan baik seluruh perempuan NTB dan Indonesia akan menjadi energi yang luar biasa,” sebutnya optimis.

Peringatan Hari Kartini sangat erat kaitannya dengan masalah perempuan. Berbagai masalah perempuan yang terjadi di NTB tidak luput menjadi perhatian pemerintah, di antaranya masih tingginya kekerasan terhadap perempuan dan anak, perkawinan anak dan sebagainya.

Terhadap hal ini, pemerintah terus berupaya menyelesaikan berbagai permasalahan perempuan, dengan terus memberikan edukasi yang masif. Karena menurut Wagub, kebanyakan masalah yang dihadapi perempuan diawali karena ketidaktahuan, sehingga diharapkan dengan adanya Posyandu keluarga bisa menjadi solusi dalam mengedukasi perempuan.

“Tidak mungkin kita mengatasinya secara parsial. Caranya adalah dengan mengedukasi perempuan, bagaimana peran dan hak sebagai perempuan harus dapat dipahami. Selain sekolah, masyarakat juga dapat memanfaatkan Posyandu menjadi tempat yang strategis dalam mengisi ibu – ibu didusun, dan pastinya mendapat edukasi,” pungkasnya

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Disqus comments