Okenews.net – Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 akan menggelar ajang Mi6 Award for Democracy and Humanity, sebuah penghargaan untuk tokoh-tokoh Nusa Tenggara Barat (NTB) yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam memperjuangkan nilai demokrasi dan kemanusiaan di Bumi Gora.
“Kami percaya, tokoh-tokoh hebat ini bukan sekadar untuk dikenang, tapi untuk diteladani,” ujar Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, akrab disapa Didu, dalam pernyataan pers di Mataram, Jumat (23/5/2025).
Menurut Didu, Komite Penghargaan yang terdiri dari akademisi, aktivis senior, jurnalis, budayawan, serta perwakilan organisasi masyarakat dan pemuda, saat ini tengah memfinalisasi para penerima penghargaan. Namun, tiga nama telah masuk sebagai kandidat kuat: Gubernur dan Wakil Gubernur NTB 2018–2023 Dr. H. Zulkieflimansyah dan Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, politisi senior H. Rachmat Hidayat, serta aktivis prodemokrasi M. Fihiruddin.
Zul-Rohmi: Pemimpin yang Mengabdi, Bukan Dilayani
Zul-Rohmi dinilai telah menunjukkan kepemimpinan yang peka terhadap ketimpangan sosial dan berpihak pada rakyat kecil. Selama lima tahun memimpin NTB, keduanya membuka ruang partisipasi publik, menjunjung transparansi, dan merawat keberagaman. Mereka hadir langsung di tengah masyarakat, bahkan membuka pendopo Gubernur sebagai tempat beristirahat masyarakat—sebuah kebijakan yang belum pernah terjadi sebelumnya di NTB.
Rachmat Hidayat: Simbol Konsistensi dan Toleransi
Sementara itu, politisi kawakan H. Rachmat Hidayat, dengan rekam jejak sembilan periode sebagai wakil rakyat, dinilai sebagai figur langka yang konsisten menjaga nilai kebhinekaan dan demokrasi. Dalam dunia politik yang kerap sarat kepentingan, Rachmat tetap teguh pada prinsip moral, toleransi, dan keberagaman.
Fihiruddin: Suara Lantang Generasi Muda
Nama M. Fihiruddin masuk sebagai simbol keberanian generasi muda yang tidak takut menentang ketidakadilan. Dikenal karena sikap kritis dan konsistensinya, Fihir bahkan sempat dipenjara akibat perjuangannya.
“Fihir adalah pengingat bahwa keberanian tidak mengenal usia, dan kebebasan berpikir layak diperjuangkan,” ujar Didu.
Malam Anugerah Mi6 Award for Democracy and Humanity akan digelar bertepatan dengan peringatan 13 tahun berdirinya Mi6. Didu menegaskan, penghargaan ini bukan sekadar bentuk apresiasi, tetapi juga ajakan untuk terus menjaga nilai-nilai luhur demokrasi dan kemanusiaan.
“Para penerima penghargaan ini tidak mencari panggung. Namun melalui momen ini, kita beri mereka cahaya agar semangat perjuangan mereka menjadi inspirasi bagi kita semua,” tutup Didu.