![]() |
Wisatawan Belanda |
Dalam insiden yang mengejutkan ini, Sarah dilaporkan jatuh ke dalam jurang sedalam 20 hingga 30 meter, hanya 50 meter sebelum jembatan menuju Danau Segara Anak.
Proses evakuasi pun berlangsung dramatis. Tim gabungan dari TNGR, Polsek dan Koramil Sembalun, BASARNAS, hingga tim medis dari Edelweis Medical Help Center (EMHC) harus berjibaku dalam medan terjal dan ekstrem. Helikopter milik Bali Air bahkan dikerahkan langsung dari Denpasar demi menyelamatkan nyawa Sarah.
Sarah yang tengah mendaki bersama tiga temannya serta seorang pemandu lokal bernama Karman Faturangga, mulai perjalanan mereka dari pintu Sembalun pada Rabu (16/07/2025). Namun, nasib malang menghampiri keesokan harinya, tepat pukul 13.00 WITA, ketika rombongan menuju Segara Anak.
"Korban terpeleset dan terjatuh ke jurang dengan kedalaman sekitar 20-30 meter," ungkap petugas TNGR Sembalun.
Sontak, sang guide melapor ke petugas TNGR. Hanya dalam hitungan menit, koordinasi cepat dilakukan. Polsek Sembalun, Koramil, hingga BASARNAS segera siaga untuk proses penyelamatan.
Situasi makin genting setelah diketahui korban mengalami luka serius di bagian kepala belakang dan cedera tulang leher. Sekitar pukul 15.00 WITA, keputusan penting diambil: heli evakuasi diterjunkan!
Helikopter Bali Air langsung lepas landas dari Denpasar dan tiba di Pelawangan Sembalun pada pukul 16.45 WITA. Tak lama berselang, pukul 16.54 WITA, Sarah berhasil dievakuasi dan diterbangkan ke RS BIMC Bali untuk mendapatkan perawatan intensif.
"Ini merupakan evakuasi tercepat yang pernah dilakukan di Rinjani tahun ini. Tim bergerak sangat sigap," ujar salah satu petugas dari EMHC.
Fakta mengejutkan lainnya, lokasi jatuhnya Sarah ternyata tidak jauh dari lokasi kecelakaan pendaki asal Swiss yang terjadi beberapa waktu lalu. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar soal keamanan jalur pendakian ke Segara Anak, terutama menjelang musim liburan.
Meski begitu, pihak berwenang memastikan bahwa Sarah telah melakukan pendakian secara legal dan dilengkapi dengan guide resmi.
Insiden ini menjadi pengingat keras bahwa Gunung Rinjani, meski memukau, tetap menyimpan bahaya nyata bagi siapa pun yang tak waspada. Saat ini, koordinasi terus dilakukan untuk memastikan keamanan jalur dan kesiapan tim darurat jika hal serupa kembali terjadi.