![]() |
Pemda Lombok Timur |
Okenews.net – Untuk mengantisipasi gejolak harga serta menjaga kelancaran distribusi hasil panen, Bupati Lombok Timur H. Haerul Warisin memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) bersama puluhan pengusaha tembakau di ruang rapat Bupati, Rabu (27/08/2025).
Pertemuan ini membahas langkah strategis guna menyelamatkan sektor agribisnis tembakau yang menjadi salah satu penopang utama perekonomian daerah.
Rakor tersebut juga menjadi wadah komunikasi terbuka antara pemerintah daerah dengan pelaku usaha, sekaligus menjembatani kepentingan pengusaha dan petani sebagai ujung tombak produksi.
Bupati Haerul Warisin menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara harga yang ditawarkan pengusaha dengan produktivitas petani. “Pengusaha harus memberikan harga yang menguntungkan kedua belah pihak, sementara petani tetap menjaga kualitas dan produktivitas hasil tanam,” tegasnya.
Ia juga menyoroti praktik pembeli gelap yang marak terjadi dan merugikan pengusaha resmi. Pemerintah, katanya, tidak akan segan menindak tegas pengusaha atau pembeli ilegal tanpa izin. Untuk itu, tim operasi pasar (Opjar) maupun tim terpadu akan melakukan pengawasan ketat dalam pendistribusian tembakau.
Meski luas lahan tembakau tahun ini sedikit berkurang akibat anomali iklim yakni sekitar 26 ribu hektar untuk jenis tembakau rakyat dan Virginia kondisi pertanaman dinilai masih aman. Namun, ketidakstabilan harga tetap menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan petani.
Para pengusaha yang hadir menyambut baik inisiatif pemerintah daerah. Mereka berharap forum dialog seperti ini bisa digelar secara rutin, sekaligus meminta pemerintah untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada petani agar hasil panen lebih berkualitas. Selain itu, mereka mendukung langkah tegas pemerintah menertibkan pembeli gelap yang kerap mengganggu stabilitas harga.
Bupati Lotim dalam kesempatan itu juga mendorong pengusaha membentuk asosiasi agar lebih terarah dan terkoordinasi. Ia berkomitmen mengadakan pertemuan rutin dua kali setahun: pertama untuk persiapan musim tanam, dan kedua untuk penentuan harga sebelum masa pembelian.