www.okenews.net: Pariwisata&Budaya
Tampilkan postingan dengan label Pariwisata&Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pariwisata&Budaya. Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 Desember 2021

Jelang Nataru, Prokes di Objek Wisata Diperketat

Okenews.net - Meski belum ada kejelasan terkait akan dibuka atau ditutupnya destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lombok Tengah, namun pemerintah daerah sejak dini menyampaikan semua objek wisata harus diperketat menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).


Wakil Bupati Lombok Tengah Dr. HM Nursiah belum bisa memastikan destinasi wisata akan dibuka atau ditutup total jelang Nataru. Mengingat, di satu sisi, pemerintah pusat akan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3. Sementara kondisi daerah Lombok Tengah sendiri saat ini level 1.


"Intinya objek wisata akan kita perketat protokol kesehatan (Prokes) jika nanti dibuka. Namun ini masih belum pasti. Kami bersama Tim Satgas Covid-19 akan rapat dulu," terang mantan Sekda Lombok Tengah itu, Rabu (01/12/2021).


Ditegaskan Nursiah, jika pemerintah pusat mengarahkan semua daerah menerapkan PPKM level 3 secara serentak, maka pihaknya memastikan untuk ikut pemerintah pusat.


"Kita tetap mengikuti keputusan pemerintah pusat. Meski kita saat ini berada pada zona hijau penyebaran covid-19," kata dia.


Senada dengan apa yang disampaikan Wakil Bupati, Kapolres Lombok Tengah AKBP Hery Indra Cahyono, juga belum bisa memastikan apakah objek wisata akan dibuka atau ditutup jelang Nataru. Pihaknya masih menunggu instruksi kebijakan pemerintah pusat.


"Untuk objek wisata nanti kita sesuaikan. Kita ini bagian dari NKRI yang harus taat terhadap peraturan pemerintah pusat. Apa yang menjadi aturan pemerintah pusat maka pemerintah daerah berkewajiban mengikuti demi menyelamatkan masyarakat. Terlebih saat ini sudah masuk varian baru virus omicron dan itu harus kita waspadai," imbuh Kapolres.

Senin, 29 November 2021

Poltekpar Lombok Lakukan Pelatihan di Lima Desa Wisata NTB

Okenews.net - Poltekpar Lombok hadir di beberapa desa wisata dalam rangka implementasi tridharma perguruan tinggi sebagai tugas utama lembaga pendidikan. Beberapa pelatihan yang diberikan dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya manusia khususnya sektor pariwisata.


"Di antaranya pelatihan merancang paket wisata, pengolahan makanan dan minuman berbahan lokal, penyiapan kamar tamu dan pelatihan pemahaman masyarakat terhadap pariwisata halal dan berkelanjutan," jelas Direktur Poltekpar Lombok Herry Rachmat Widjaja, M.M.Par, Senin (29/11/2021)


Kata Herry, pelatihan yang diberikan tidak hanya pelatihan yang sifatnya sekali tetapi pelatihan yang akan dipantau dan dievaluasi sejauh mana pelatihan yang telah diberikan dapat diimplementasikan oleh masyarakat. Pelaksanaan kegiatan yang berlangsung sejak Oktober sampai dengan November 2021 di lima desa wisata di NTB. 


Hal ini merupakan bagian dari implementasi kerja sama antara Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Pariwisata NTB dengan Poltekpar Lombok.  Adapun desa wisata yang dimaksud adalah Desa Wisata Tete Batu, Desa Wisata Senaru, desa Wisata Sesaot, desa Wisata Bonjeruk serta Desa Wisata Batu Dulang Sumbawa.


Pola pengabdian yang dilakukan  pada tahun ini adalah dengan melibatkan empat  program studi yaitu Program Studi Pengaturan Perjalanan, Program Studi Tata Hidang, Program Studi Seni Kuliner dan Program Studi Divisi Kamar. 


Masing-masing program studi mengirimkan dosen dan instruktur sebagai narasumber dan praktek secara langsung untuk meningkatkan skill dan pengetahuan para pengelola desa wisata.


"Bahwa Poltekpar Lombok akan terus mendukung Pemerintah Provinsi NTB dalam upaya mengembangkan kapasitas SDM," kata Herry. Tidak hanya pada pengelola desa wisata, namun pada kesempatan yang lain juga Poltekapar Lombok mendukung perhelatan WSBK dan MotoGP.


Bentuknya dengan telah memberikan pelatihan hospitality kepada 160 orang pengelola Sarana Hunian Pariwisata di kawasan Mandalika serta pemberian pelatihan pengembangan SDM bagi para driver yang merupakan bentuk dukungan kepada Dinas Perhubungan NTB.


"Kami siap berkomitmen mendukung pengembangan SDM di NTB. Kemudian terus mewujudkan dan meningkatkan kolaborasi antara Poltekpar Lombok dengan pihak-pihak terkait," kata Herry.


Sementara itu, Kadispar Provinsi NTB Yusron Hadi di Desa Wisata Bonjeruk mengatakan, kolaborasi antar stakeholder dalam pengembangan desa wisata sangat penting. "Dan Dispar NTB saat ini juga memberikan perhatian khusus bagi desa wisata," kata Yusron.


Pada kesempatan yang sama Kepala Disbudpar Loteng H Lendek Jayadi mengatakan, kebijakan pariwisata Loteng yaitu, bagaimana mengembangkan desa wisata sehingga menjadi pilihan berwisata bagi wisatawan. "Ini sebagai salah satu destinasi pilihan setelah Mandalika dengan sirkuitnya," kata Lendek.

Jumat, 19 November 2021

WSBK Diharap Pulihkan Pariwisata, Kemenkominfo Pastikan Jaringan Internet Lancar

Okenews.net - Ajang balap bergengsi World Superbike (WSBK) di Mandalika International Street Circuit, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi dibuka Jumat 19 November 2021.


Mandalika International Street Circuit menjadi tuan rumah menjadi magnet luar biasa bagi Indonesia. Terutama memulihakan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah pandemi Covid-19. 


Diketahui kawasan Mandalika masuk 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) menjadi salah satu program prioritas pemerintah  pada 2021. 


Presiden menetapkan Mandalika sebagai tuan rumah dalam berbagai penyelenggaraan event internasional, di antaranya World SuperBike (WSBK) 2021, MotoGP 2022, dan L’Etape Indonesia by Tour de France (2022).


Untuk mendukung itu, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) ikut serta mendorong penguatan ekonomi 

bersama di destinasi pariwisata Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika untuk warga setempat. 


“Destinasi pariwisata Mandalika yang telah ditetapkan menjadi program strategis nasional dapat menumbuhkan ekonomi kreatif warga lokal,” kata 

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong.


Program tersebut diharapkan dapat membantu pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menjadi lokomotif dalam menciptakan lapangan pekerjaan, terutama untuk sektor yang banyak menyerap dan menggerakkan ekonomi. 


Usman Kansong juga menjelaskan, Kemenkominfo sangat mendukung pelaksanaan WSBK dan berupaya memastikan jaringan internet yang lancar dengan menyiapkan  infrastruktur komunikasi yang memadai untuk kenyamanan acara ini.

Kamis, 18 November 2021

Keren...! TWA Gunung Tunak Masuk Cagar Biosfer Dunia

Okenews.net - Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tunak Desa Mertak, Kecamatan Pujut Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat masuk sebagai salah satu cagar biosfer dunia. 


Kawasan dengan luas 1.297,2 Ha tersebut menjadi salah satu lokasi kunjungan lapangan (field trip) para peserta kegiatan South East Asia Biosfer Reserve Network (SeaBRnet) 13th Meeting atau pertemuan tahunan dari Jaringan Cagar Biosfer Asia Tenggara ke-13.


Konferensi Internasional yang digelar di Lombok yang pelaksanaannya selama tiga hari, mulai pada Senin 15 November 2021 lalu hingga hari ini Rabu, 17 November ini, diikuti oleh puluhan peserta SeaBRnet dari berbagai negara dan daerah.


Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB, Joko Iswanto di hadapan peserta konferensi SeaBRnet ke-13 mengutarakan kebanggaannya dikunjungi para peserta konferensi yang juga sebagai pengelola serta penanggung jawab dari cagar biosfer di Indonesia. 


Di Indonesia saat ini terdapat 19 Cagar Biosfer, 2 diantaranya ada di provinsi NTB. Cagar Biosfer Rinjani Lombok dan Cagar Biosfer Saleh Moyo Tambora. Sedangkan yang masuk ke dalam Cagar Biosfer Saleh Moyo Tambora ialah TWAL Pulau Moyo, Taman Buru Pulau Moyo dan TWA Pulau Satonda.


Untuk TWA Gunung Tunak sendiri lanjutnya, merupakan core area dari Cagar Biosfer Rinjani Lombok dan merupakan salah satu dari 18 Kawasan konservasi BKSDA NTB.  11 dari 18 kawasan konservasi yang dikelola BKSDA NTB berstatus taman wisata alam.


“Di sini, praktek pemanfaatan jasa ekosistem dan pemberdayaan masyarakat di TWA Gunung Tunak, sudah berjalan bapak ibu. Pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam berupa pemberian Izin Usaha Sarana Pariwisata Alam, sebanyak 4 izin kita keluarkan dan untuk Izin Usaha Jasa Wisata Alam ada 2 izin,” jelasnya.


Joko melanjutkan, di TWA Gunung Tunak ini pihaknya menerapkan Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism-CBT) yang mulai dirintis sejak 2013 lalu. Di dalamnya ada 3 misi utama yakni meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan jumlah kunjungan dan juga meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak BNBP.


Tidak sampai disitu, program kemitraan ini juga berlanjut pada awal 2015 dengan menjalin kerja sama Government to Government dalam hal ini Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan (KLHK) dengan Pemerintah Korea Selatan melalui Korea Forest Service.


“Untuk diketahui juga ibu bapak, terdapat 3 ruang lingkup program kami di TWA Gunung Tunak dalam upaya mewujudkan pengembangan ekowisata. Diantaranya, menyusun Master Plan wisata TWA Gunung Tunak, mengembangkan kapasitas SDM dan pembangunan sarana prasarana wisata alam,” terangnya.


Ia juga menyampaikan, untuk penyusunan master plan dilakukan pada 2014. Sedangkan pengembangan SDM masyarakat, petugas, serta stakeholder dimulai sejak 2015. Kemudian pembangunan sarana wisata alamnya dilakukan pada 2016. 


Sedangkan untuk Kelompok Masyarakat Tunak Besopoq dibentuk pada 2015 sebagai representasi seluruh elemen masyarakat di Desa Mertak dengan jumlah anggota sebanyak 30 orang dan saat ini jumlahnya sudah mencapai 95 orang.


“Pelatihan, pendidikan, training dan magang serta pendampingan menjadi kunci keberhasilan kami dalam pengembangan wisata alam di TWA Gunung Tunak," ujarnya. 


Setidaknya, ada 20 kali pelatihan, 3 kali studi banding, 5 kali pengiriman magang dan juga pendampingan setiap 2 kali dalam seminggu telah dilakukan sejak 2015 hingga sekarang. "Dan sebanyak 312 masyarakat, pegawai pemerintah daerah, UPT dan pegawai pusat telah ditraining dengan adanya kerja sama ini,” sambungnya.


Lebih jauh Joko bercerita, bahwa melalui program pengembangan wisata alam berbasis masyarakat, Korea Indonesia Forestry Cooperation Center (KIFC) membantu mewujudkan role model BKSDA NTB. 


Ketiga indikator utama ini, dari 2018 sampai 2021 mengalami pertumbuhan yang pesat, meskipun pada 2018 Pulau Lombok diguncang gempa dan pada awal Maret 2020 lalu kawasan ditutup karena Pandemi Covid-19.


Peningkatan pendapatan masyarakat dari jasa lingkungan wisata alam yang dikelola masyarakat mencapai Rp. 500 juta per tahun dari start nol rupiah. Selain itu, multiplayer effect dari keberadaan kawasan konservasi yang menjadi bagian Cagar Biosfer Rinjani Lombok ini, juga dirasakan oleh masyarakat. 


Keberadaan guest house dan restaurant yang dikelola oleh masyarakat, mendukung akomodasi event-event yang diadakan di wilayah KEK Mandalika. Selain pengembangan SDM, bantuan usaha ekonomi kreatif juga diberikan kepada kelompok masyarakat untuk mendukung peningkatan usaha wisata alam. 


Produk wisata alam yang dikembangkan kelompok masyarakat yang merupakan wujud pemanfaatan jasa ekosistem adalah forest healing, jungle tracking, cliff jumping, camping,  rock fishing trip, bird watching dan lainnya. 


Sedangkan dari luasan 1.297,2 Ha lahan TWA, setidaknya terdapat 7 pantai yang populer dikunjungi pengunjung. Diantaranya, ada Pantai Sari Goang, Bila Sayak, Teluk Ujung, Terasak, Batu Jangak, Pudal dan Pantai Sari Surak.


“Sebagai kawasan penyangga KEK Mandalika yang di dalamnya ada Sirkuit Mandalika, kami juga siapkan diri untuk bisa Go Internasional, tentu dengan melakukan perbaikan-perbaikan secara bertahap,” katanya.


Demikian juga disampaikan Direktur KIFC Danu Kusuma, bahwa sebagai mitra dalam pengembangan TWA Gunung Tunak, pihaknya juga sangat berterimakasih kepada pada pelaksana kegiatan konferensi tahunan SeaBRnet di Lombok yang telah memilih TWA Gunung Tunak sebagai salah satu lokasi kunjungan lapangan bersama dengan 2 lokasi lainnya di Taman Nasional Rinjani Lombok.


Selanjutnya, sesuai dengan tema SeaBRnet tahun ini yakni “Jasa Ekosistem dan Pemberdayaan Masyarakat Menuju Pengelolaan Cagar Biosfer Berkelanjutan,” TWA Gunung Tunak sebagai bagian dari Cagar Biosfer Rinjani Lombok, merupakan model nasional dalam pengembangan berkelanjutan kawasan hutan berbasis masyarakat. Khususnya dalam ekowisata.


Pengembangan ekowisata TWA Gunung Tunak sendiri merupakan proyek kerjasama bilateral antara Pemerintah Republik Korea dan Republik Indonesia di bidang pengembangan ekowisata yang difasilitasi oleh KIFC. Ekowisata Tunak mulai dikembangkan sejak tahun 2015 hingga akhirnya diresmikan pada Maret 2018 lalu.


Pemerintah Korea melalui KIFC,  memberikan dukungan dalam pembangunan sarana dan prasarana ekowisata seperti, guest houses, visitor center, restaurant, multipurpose building, dan butterfly learning center, serta dukungan dalam peningkatan SDM lokal melalui capacity building dan comparative study ekowisata ke Korea.


Dalam pelaksanaannya, kata Uus sapaan akrabnya, TWA Gunung Tunak dibina dan disupervisi langsung oleh KLHK melalui BKSDA NTB. Sehingga saat ini, TWA Tunak bisa menjadi model nasional dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat yang ada di Indonesia.


“Kami juga sampaikan bahwa KIFC sendiri merupakan organisasi yang dibentuk oleh KLHK dan Korea Forest Service (KFS) dengan tugas utama untuk memperkuat dan memfasilitasi Kerjasama kehutanan antara kedua negara,” terangnya.


Selain Tunak lanjutnya, pihaknya juga memfasilitasi proyek kerjasama lainnya. Seperti REDD+, forest fire monitoring system, restorasi lahan gambut, pembangunan nursery center, serta ekowisata lainnya di Korean Gallery di TNGGP dan Sentul Eco Edu Toursim Forest (SEETF) di Sentul Bogor.


Keberhasilan ekowisata di Tunak merupakan wujud nyata dari komitmen Pemerintah Korea dan Indonesia dalam pembangunan dan pemanfaatan hutan berkelanjutan dengan selalu melibatkan masyarakat sebagai pelaku utamanya. 


Kedepannya, Pemerintah Korea melalui KIFC akan mengembangkan forest healing, program yang diadopsi dari kehutanan Korea untuk diterapkan di hutan konservasi Indonesia, tepatnya di TWA Tunak dan TNGGP Jawa Barat.


Demikian juga di Tunak, walaupun kerjasamanya resmi berakhir pada 2018 lalu, pihaknya tetap akan membantu, terutama untuk pengembangan Forest Healing. Termasuk juga untuk pengembangan paket wisata lainnya.


“Di Korea itu terkenal dengan program wisata Forest Healing-nya, itu yang kita mau programkan di Tunak ke depannya,” tutup Uus.


Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Loteng, H Lendek Jayadi juga menyampaikan, bahwa NTB ini memiliki banyak TWA yang indah dan potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata seperti TWA Gunung Tunak ini. 


Mulai dari ujung timur, barat hingga selatannya di kaki Gunung Rinjani. Secara perlahan, potensi itu akan mampu berkembang dengan kerjasama yang baik dengan masyarakat.


Lendek pun mengajak masyarakat menjaga SDA yang dimiliki untuk generasi masa yang akan datang. Sebab, menurutnya dunia wisata ini menjadi salah satu kekayaan alam yang bisa menjadi alat pemersatu bangsa. Tentu, dengan memperkuat kearifan lokal, budaya, adat istiadat dan melibatkan masyarakat dalam pengembangannya.


“Apa yang kita miliki ini, ayo kita jaga bersama dan saya yakin TWA Gunung Tunak akan menjadi destinasi wisata andalan Lombok Tengah ke depan. Terimakasih BKSDA NTB, mas Uus dari KIFC yang telah membantu kami pemerintah Indonesia dan daerah untuk mempermak TWA Gunung Tunak menjadi seperti ini,” ucapnya.


“Terimakasih juga kepada para peserta konferensi SeaBRnet ke-13, semoga pertemuan ini bisa menjadi momen silaturrahmi dan bertukar ide dan gagasan dalam upaya mengembangkan cagar biosfer di Indonesia,” pungkasnya.

Selasa, 02 November 2021

Dukung Wisata, Wagub NTB Terima Kunjungan Delegasi Swiss

Okenews.net — Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah  menyambut baik kedatangan Delegasi Swiss di NTB. Kedatangan para delegasi Swiss di NTB dalam rangka mendukung langsung pengembangan dan pembangunan di berbagai sektor, seperti di bidang Pariwisata dan pendidikan. 


“Kami sangat merasa terhormat dan berterimakasih atas kunjungan kehormatan ini, harapannya, semoga kedepannya hubungan Pemerintah Provinsi NTB dan Switzerland akan menjadi semakin erat”, ungkap Ummi menyambut, Selasa (2/11/2821) bertempat di ruang kerjanya. 


Rombongan Delegasi Swiss yang dipimpin langsung oleh Duta Besar Switzerland untuk Indonesia H.E Kurt Kunz, mengungkapkan kunjungan yang dilakukan ke Lombok, NTB bukan hanya sebagai simbol persahabatan, tetapi juga sebagai pondasi untuk melanjutkan Kerjasama di masa depan.


_“This visit is expected to be the foundation for future cooperation between NTB and Switzerland”,_ ungkapnya.


Lebih lanjut, Kunz mengatakan bahwa negaranya sangat menaruh perhatian pada prioritas pembangunan dan perdagangan di NTB. Terlebih lagi, dalam sektor pariwisata, dimana Swiss telah menjadi mitra kerjasama Indonesia sejak tahun 2009.


_“Switzerland has been Indonesia's partner in tourism since 2009, and I’d like to appreciate and congratulate the NTB Provincial Government for completing an integrated tourism master plan that creates a resilient, integrated and sustainable tourism ecosystem”_, jelasnya.


Dalam rangka proyek Sustainable Tourism Education Development (STED), Swiss bekerjasama dengan Politeknik Pariwisata Lombok di bawah Kemenparekraf untuk mendukung penguatan kapasitas manajemen dan guru, pengembangan kurikulum serta hubungan ke industri dan perusahaan. 


Kunjungan tersebut diakhiri dengan harapan bahwa Pemerintah Indonesia, khususnya Provinsi NTB dan Switzerland akan terus mempertahankan hubungan kerjasamanya, terutama dalam mengembangkan dan mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan.


Dalam kesempatan tersebut Wagub turut didampingi Sekda, Kadispar dan Kadis PTMPTSP Provinsi NTB. 

Selasa, 26 Oktober 2021

Career Expo 2021, Poltekpar Lombok Gandeng 37 Perusahaan

Okenews.net | Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok menggelar career expo pertama kalianya dan terbesar. Career Expo 2021 belangsung selama dua hari, dari Senin dan Selasa, 25-26 Oktober 2021. Tema yang diangkat bridging your future.


"Hal ini sebagai upaya untuk menjembatani para alumni Poltekpar Lombok dan masyarakat yang ingin berkarir di dunia pariwisata," kata Direktur Poltekpar Lombok Herry Rachmat Widjaja, Selasa (26/10/2021).


Career Expo 2021 ini menggabungkan antara industri, perguruan tinggi dan wirausaha serta di dukung oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Tengah.  


Industri ini berfokus untuk melakukan proses rekruitmen tenaga kerja, perguruan tinggi sebagai konsultasi pendidikan dan wirausaha (incubator bisnis).


"Untuk membantu mahasiswa dan alumni berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja," kata Herry.


Career Expo 2021 ini menghadirkan 37 tenant yang terdiri dari industri bidang pariwisata (perhotelan dan perjalanan) sebanyak 22 industri dengan menyediakan lapangan kerja sebanyak 2.268 baik di Lombok maupun di Luar Negeri, empat perguruan tinggi dan tujuh inkubator bisnis.


"Kegiatan yang berlangsung Senin,25 oktober 2021 berjalan dengan lancar dengan total kunjungan 604 orang. Dan di targetkan untuk hari kedua selasa, 26 oktober 2021 sebesar 412 orang," kata Herry.

Selamat Idul Fitri 1444 H


Selamat Idul Fitri 1444 H

 

Pendidikan

Hukum

Ekonomi