www.okenews.net

Jumat, 31 Maret 2023

RSUD R Soedjono Selong Siapkan Taman Indah Bagi Pengunjung

Taman RSUD dr R Soedjono Selong
Okenews.net - Ada pemandangan yang berbeda di luar ruangan RSUD Raden Soedjono Selong Kabupaten Lombok Timur, NTB.

Desain halaman dengan model taman itu tampak membuat suasana yang indah yang bisa menyejukkan di tengah keletihan para pengunjung.

Taman ini bisa dinikmati siapa saja namun diharapkan dapat menjaga kebersihan termasuk menjaga tanaman yang menghiasinya.

Menariknya lagi, adanya air mancur dengan percikan air yang seakan menjadi musik indah dibalik suaranya yang jatuh.

Salah seorang pengunjung, Herman mengaku cukup nyaman ketika keluar dari dalam ruang tempat pasien ditunggu.

"Penataan taman ini cukup bagus, bahkan kita bisa Selfi untuk update status WA (whatsApp)," ucap Herman seorang pengunjung, Kamis (30/03/2023).

Direktur RSUD Soedjono Selong Lombok Timur dr. Hasbi mengatakan, memang taman itu didesain dengan indah supaya pengunjung juga bisa sedikit betah. 

"Memang desainnya harus ada tempat peristirahatan para pengunjung pasien, di luar maupun di dalam," ucap Hasbi, Kamis (30/03/2023).

Ia berharap kepada pengunjung pasien di RSUD Raden Soedjono Selong agar bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan taman di luar maupun di dalam.

Kamis, 30 Maret 2023

Berbagi di Bulan Puasa, Polres Lombok Timur Siapkan Takjil

Takjil yang disiapkan di masjid Polres Lombok Timur
Okenews.net - Polres Lombok Timur menyiapkan takjil di Masjid Polres Lotim bagi masyarakat untuk berbuka puasa.

Penyiapan takjil ini bagi masyarakat yang sedang bepergian namun belum sampai tujuannya sehingga bisa mampir untuk sekadar buka puasa.

Kapolres Lombok Timur AKBP Hery Indra Cahyono mengatakan, bulan Ramadhan ini pihaknya menyiapkan tanjil bagi masyarakat yang sedang dalam perjalanan.

"Kami dari polres Lombok Timur Polda NTB menyiapkan Takjil untuk masyarakat di Polres Lombok Timur," ucap Hery, Kamis (30/03/2023).

Ia menegaskan, Polres tidak hanya menyiapkan takjil namun turun melakukan safari Ramadhan sekaligus silaturrohim dengan masyarakat.

"Tidak hanya menyiapkan takjil, kami juga melakukan safari Ramadhan di masjid yang ada di wilayah Lombok Timur," katanya.

Ia juga mengajak masyarakat agar memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan, memperbanyak, shodaqoh, saling berbagai antar sesama dan tetap bersabar.

Rabu, 29 Maret 2023

DPC PDIP Lombok Timur Pasang Target Semua Dapil Terisi

Ahmad Syukro, SH M.Kn
Okenews.net - Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Lombok Timur Ahmad Syukro menargetkan semua daerah pemilihan terisi.

Ia menargetkan, pada kontestasi pemilihan colon legislatif (Pileg) tahun 2024 mendatang pihaknya harap kursi dewan dinsemua Dapil terpenuhi.

“Saya tidak muluk-muluk, target kami 5 dapil di Lotim harus terpenuhi,” ujar Ahmad Syukro, SH, M.Kn, Rabu (29/03/2023) di Selong.

Termasuk  kursi DPRD Dapil  Provinsi NTB, baik Lombok Timur bagian utara maupun selatan harus terisi semuanya. 

Menurutnya, saat ini di internal Partai PDIP Lotim terus melakukan persiapan dan konsolidasi  bersama bakal calon legislatif.

Semua kader maupun simpatisan partai juga dilibatkan. Hal ini dilakukan dalam rangka menuju kemenangan cita-cita dalam kontestasi Pilpres dan Pileg 2024.

Ia juga menegaskan, saat ini semua pengurus dan kader terus aktif melakukan pendekatan kepada semua konstituen sehingga harapan untuk mencapai target.

"Pengurus harus terus menerus melakukan komunikasi dan menyerap aspirasi masyarakat sehingga bisa diperjuangkan melalui parlemen," harapnya.

Pasang Caleg Petarung Ideologis, PDI-P Siap Rebut Kursi DPR RI Dapil Sumbawa

DPD PDIP NTB menggelar Rakor Penjaringan dan Penyaringan Bakal Calon Legislatif Provinsi dan Kabupaten/kota
Okenews.net - DPD PDI Perjuangan Provinsi NTB terus memanaskan mesin partai. Target tinggi telah dicanangkan dalam Pemilu 2024. PDI Perjuangan menargetkan kursi DPR RI di dua Dapil dapat terisi. Sementara untuk DPRD Provinsi NTB, ditargetkan menambah tiga kursi dari perolehan Pemilu 2019.

Kemarin (28/3) sore hingga petang, DPD PDIP NTB menggelar Rakor Penjaringan dan Penyaringan Bakal Calon Legislatif DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Rakor digelar di kantor DPD PDIP NTB di Jalan Lingkar Selatan, Kota Mataram. 

Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat hadir dan membuka langsung kegiatan tersebut. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu hadir bersama Ketua DPP Bidang Industri, Ketenegakerjaan dan Jaminan Sosial, Nusyirwan Soejono. 

Ketua DPD PDI Perjuangan NTB H Rachmat Hidayat menegaskan, bahwa kedisiplinan dalam berpartai harus terus dijunjung para kader. Sebagai contoh, ketika kegiatan dijadwalkan pada pukul 13.00 WITA, maka kader sudah seharusnya bersiap sebelum pukul 13.00 WITA.

"Kader PDIP di NTB harus melihat dan meniru Pak Djarot dan Pak Nusyirwan yang sudah berkeliling ke semua daerah di Indonesia, tapi bisa datang ke NTB tepat waktu,” kata Rachmat.

Dia menegaskan, menjunjung tinggi kedisiplinan adalah dedikasi seorang pemimpin. Karena itu, Rachmat tak akan pernah berhenti menuntut dedikasi tersebut dari seluruh kader PDI Perjuangan di seluruh Bumi Gora.

Anggota DPR RI Dapil Pulau Lombok ini pun memberi contoh, bagaimana dirinya terus menanamkan sikap disiplin dalam berpartai. Salah satunya misalnya, Rachmat mengajak kader PDIP NTB untuk berziarah ke Makam Bung Karno di Blitar dan Makam Gus Dur di Jombang. Di mana, saat kunjungan itu, rombongan NTB disambut oleh Ketua DPRD hingga Wali Kota Blitar.

"Jadi izin Pak Djarot, karena disipilin harus terus ditegakkan di NTB, maka model kepemimpinan yang sedikit keras untuk semata-mata mendidik para kader agar tertib harus saya lakukan," ujar Rachmat.

Ia menegaskan, bahwa sikap tegas dan tertib yang selama ini dilakukan dalam kepemimpinan partai di NTB, adalah buah sikap sayang dan peduli Rachmat pada para kadernya.

Terkait proses penjaringan calon DPR, DPRD provinsi hingga kabupaten/kota, Rachmat menjelaskan, pihaknya telah melakukan empat kali pleno. Pleno berpatokan pada Peraturan Partai Nomor 25-A.

Selain itu, Rachmat membuat kebijakan. Agar daerah pemilihan (Dapil) yang kosong bisa terisi, maka pihaknya mewajibkan dapil yang terisi untuk membantu dapil yang kosong tersebut. 

Terlebih, dari delapan dapil di Provinsi NTB, pihaknya menargetkan dapat meraih tujuh kursi di Pemilu 2024. Itu artinya, ada peningkatan jumlah tiga kursi dari  pemilu tahun 2019. 

PDIP NTB pun kini sudah merekrut caleg dari berbagai latar belakang. Termasuk dari tokoh agama. Selain itu kata Rachmat, PDI Perjuangan NTB kini juga punya tokoh Bamusi yang dicalonkan di kursi DPR RI.

“Untuk di Loteng kita juga sudah merekrut tokoh NU dan Muhammadiyah untuk masuk sebagai caleg," ungkap Rachmat.

Untuk perebutan kursi DPR RI di Dapil Pulau Sumbawa, lanjut dia, pihaknya sudah menugaskan Bupati KSB HW Musyaifirin untuk bergerak sebagai Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) untuk bisa meraih satu kursi di DPR RI di Pemilu 2024. 

"Kalian harus pahami, jika Pak Jokowi sudah datang ke Bima, juga Sumbawa dan KSB di Pulau Sumbawa. Itulah simbol, bahwa kader partai harus bergerak untuk merebut kursi di Pulau Sumbawa,” tandasnya.

Kerja-kerja luar biasa juga kata Rachmat dilakukan di Lombok Timur sehingga juga bisa kembali seperti tahun 1987, saat dirinya memimpin PDIP di sana hingga tahun 1999. Saat itu, kursi di Lotim kan bisa kita diraih sebagai Wakil Ketua DPRD.

Petarung Ideologis

Sementara itu, Djarot Saiful Hidayat mengatakan, pihaknya menargetkan  rakor Penjaringan dan Penyaringan Bacaleg di semua wilayah Indonesia bisa tuntas akhir bulan ini. Penempatan para bacaleg harus merujuk pada peraturan partai. Selain itu, para caleg PDIP itu, wajib menjadi petarung ideologis. 

"Yang utama itu, bacaleg  yang harus  ditempatkan adalah sosok yang bisa meraih kursi. Kenapa saya ingatkan hal ini, sebab ada kecendrungan di banyak tempat, caleg kita bertempur dengan kawannya sendiri," ungkap Djarot.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyarankan agar suara partai dapat bertambah dengan target yang sudah ditentukan, tentunya pembagian wilayah antarcaleg harus menjadi hal yang utama.

Selain itu, para caleg yang hanya memikirkan zona aman dan bersikap egois harus perlu dipertimbangkan untuk dicalonkan di Pemilu 2024. Sebab, Djarot menargetkan bahwa di DPR RI dapil Pulau Sumbawa harus bisa terisi.

Selanjutnya, DPRD NTB yang memiliki delapan dapil, harus dapat meraih satu kursi per dapilnya. Begitu pun di Kota Bima yang memiliki empat dapil, harus setiap dapilnya terisi.

"Termasuk juga di Kabupaten Bima, Lombok Tengah. Intinya, semua dapil itu harus terisi, dan itu akan kita cek. Ini karena tahun 2024, kita ingin menjadi pemenang pemilu. Maka, penempatan caleg itu jangan asal-asalan," tegas Djarot. 

Terkait tipologi NTB yang masuk katagori daerah agamis. Djarot memastikan hal itu menjadi peluang bagus bagi para kader PDIP NTB untuk bisa bekerja meraup suara. Asalkan daerah basis bisa tetap dikelola. 

Selanjutnya,  jiwa PDIP sebagai partai yang bisa mengayomi siapapun. Utamanya, adalah kaum minoritas harus terus digelorakan oleh bacaleg di masyarakat.

"Jadi, kerja bacaleg jika ingin partai meraup kursi besar adalah dengan banyak berbagi bersama rakyat. PDIP butuh butuh petempur ideologis, yang selalu bonding bersama rakyat. Pokoknya, kader NTB jangan pesimistis, tetap berkerja seperti yang dilakukan Pak Haji Rachmat Hidayat selalu bersama rakyat," tandas Djarot. 

Bahaya Khilafah

Dalam kesempatan itu, Djarot juga meminta para kader PDIP untuk terus membumikan salam Pancasila yang dikenalkan oleh Ketua Umum DPP PDIP Hj Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Dewan Pengarah BPIP. 

Hal ini lantaran banyak masyarakat sudah terbius dengan idiologi lain. Parahnya, anak muda saat ini, sudah mulai tidak paham akan ideologi Pancasila 

Djarot lantas membuka hasil Survei SMRC yang menyebutkan bahwa sistem khilafah sangat diterima baik dan disetujui oleh warga di Pulau Sumatera dengan raihan 48 persen. Selanjutnya di Pulau Sulawesi, ada sekitar 43 persen yang setuju akan sistem khilafah. Dan berikutnya di urutan ketiga adalah wilayah Jawa Barat.

Hasil survei ini kata Anggota DPR RI ini, jelas memperlihatkan bahwa ideologi khilafah untuk mengembalikan bangsa Indonesia sebagai negara Islam yang sejak era Bung Karno memang ada, kini  mulai tumbuh kembali.

“Maka, hasil survei itu jadi alarm untuk kita para kader yang jelas berideologi Pancasila, untuk melawan hal-hal yang berlawanan dengan konstitusi negara," jelas Djarot Saiful.

Selasa, 28 Maret 2023

DP3AKB Optimis Angka Stunting di Lombok Timur Turun

DP3AKB Lotim gelar rakor bahas Stunting
Okenews.net - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Lombok Timur Tahun 2024 Optimis tekan penurunan angka stunting hingga 14 persen.

DP3AKB telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting atau (TPPS) yang Beranggotakan Beberapa (OPD) terkait lingkup pemda Lombok Timur yang beberapa fokusnya Khusus menangani Stunting. 

(DP3KB) dan Tim (TPPS) mengadakan rakor, untuk membahas apa saja yang akan disiapkan dan dibutuhkan untuk mewujudkan keinginan tersebut di Rupatam 1 Kantor Bupati, Selasa (28/03/2023).

Kepala Dinas DP3AKB, Ahmat menegaskan Rakor TPPS dilakukan dalam rangka evaluasi kinerja beberapa OPD, yang telah tergabung dalam TPPS, Terkait rencana kerja mendatang, ataupun yang telah dilakukan, agar menjadi fokus bersama pada 2023 ini.

“Jadi semua OPD yang tergabung dalam TPPS pada Rakor ini akan memaparkan apa saja yang pernah di kerjakan dan apasaja yang akan menjadi rencana kerja Tim TPPS pada tahun 2023 ini,” ujar Ahmat.

TPPS sendiri berisikan setidaknya 21 OPD lingkup Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur, dan beberapa Lembaga yang konsen membahas tentang Stunting.


Rencana Nantinya akan ada 8 aksi yang akan dilakukan TPPS, dimana akan dimulai bertahap setiap bulannya hingga nanti targetnya tercapai pada bulan Juli 2023. Paparnya.

Sambung Ahmat, TPPS saat ini fokus di lingkup Kecamatan, hingga sudah tidak ada lagi istilah desa yang menjadi lokus.

“Kalau semua OPD bergerak, semua lini dan bahkan  semua pihak terkait, optimis 14 persen itu bisa tercapai,” lanjutnya.

Menurut data yang ada, pada Tahun 2023 saat ini kasus stunting di Lombok Timur dari sumbar SSGI sudah mencapai 32,07 persen, sedang pada E-PPGBM diangka 16,98 persen.

Menurut Ahmad saat ini pihaknya masih berpatokan pada dua data, dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM).

Selain berpatokan pada dua sumber diatas, Ahmat mengaku saat ini pihaknya juga tengah membuat satu program yang dinamakan Kelas Keluarga Resiko Stunting, yang akan segera di hadirkan di tengah masyarakat. tutupnya.

Senin, 27 Maret 2023

Rachmat Hidayat: Biaya Pemulangan Jenazah dari RS Harus Dianggarkan di APBD

Rachmat Hidayat (tengah) saat di RSUP Mataram
Okenews.net - Ketua DPD PDI Perjuangan NTB H Rachmat Hidayat menginstruksikan Anggota DPRD NTB dari PDI Perjuangan untuk menyiapkan anggaran untuk membantu biaya pemulangan jenazah warga NTB yang meninggal di rumah sakit (RS).

Penyiapan anggaran tersebut di APBD dinilai sangat mendesak, lantaran biaya ambulans untuk pemulangan jenazah kerap menjadi beban berat bagi keluarga yang sedang ditimpa duka.

“Anggota Fraksi dari PDI Perjuangan yang duduk di Komisi V DPRD NTB, wajib memperjuangkan ketersediaan anggaran ini. Ini instruksi resmi partai. Bila berlu, jangan beri persetujuan jika anggaran untuk membantu pemulangan jenazah ini belum ada di APBD,” tandas Rachmat, Ahad (26/3/2023). 

Diketahui, saat ini tidak ada bantuan dari daerah bagi proses pemulangan jenazah dari rumah sakit ke kampung mereka. Rachmat tahu sehari sebelumnya, saat ia mengurus pemulangan jenazah Syahril Bulakea.

Syahril Adik bungsu mantan Hakim Agung Sulaiman Bulakea yang sudah seperti keluarganya sendiri. Syahril meninggal saat dirawat di RSUD Provinsi NTB, dan jenazahnya harus dipulangkan ke Dompu, tanah kelahirannya.

Rachmat mengungkapkan, dirinya bergegas ke RSUD Provinsi NTB selepas Ashar, begitu mendapat kabar Syahril meninggal. Seniman yang juga pendidik tersebut, kata Rachmat sudah seperti bapak angkat bagi dirinya. 

Perjumpaannya dengan almarhum dan keluarga besarnya dimulai pada tahun 1971 di Surabaya. Semenjak itu, kedekatan tersebut terjalin begitu erat. Setiap almarhum datang di Mataram, biasanya selalu menghubungi dan selanjutnya berjumpa. Begitu pula ketika almarhum sedang berada di Jakarta, dan Rachmat sedang di sana, mereka akan selalu bertemu untuk melepas rindu.

Karena itu, betapa terkejutnya Rachmat mendapati kabar duka meninggalnya almarhum. Di tengah duka yang mendalam, sebelum menuju rumah sakit, Rachmat menghubungi Direktur RSUD Provinsi NTB dr HL Herman Mahaputra. 

Kepada keluarga besar Bulakea, Rachmat memang telah berjanji akan mengurus pemulangan jenazah almarhum ke Dompu. Karena itu, dirinya ingin meminta bantuan Direktur RSUD Provinsi NTB agar seluruh yang diperlukan untuk proses pemulangan jenazah ke Dompu dipersiapkan. Segala pembiayaan terkait hal tersebut akan ditanggung Rachmat.

Saat tiba di RSUD Provinsi NTB, dr Herman Mahaputra sudah menunggu kedatangan Rachmat. Ambulans yang akan membawa almarhum pun sudah disiapkan. Begitu pun proses penanganan jenazah sesuai syariat Islam juga sudah dilakukan. 

Rachmat kemudian memimpin pelepasan jenazah tersebut dengan diiringi doa dari seluruh keluarga besar yang sudah berada di rumah sakit. Setelah jenazah diberangkatkan, saat Rachmat hendak menuntaskan seluruh pembiayaan, dr Herman Mahaputra memastikan seluruhnya telah diselesaikan.

Kepada Ditektut RSUP Mataram dr Herman Mahaputra, Rachmat menanyakan, apakah rumah sakit memang memiliki anggaran untuk membantu biayai pemulangan jenazah? Oleh Dokter Jack, dijawab bahwa RSUD Provinsi NTB tidak memiliki anggaran dimaksud. Namun, untuk pemulangan jenazah Syahril Bulakea ke Dompu, seluruhnya ditanggung Dokter Jack, atas nama pribadi.

Rachmat yang terkejut mendapat informasi tersebut, menyampaikan apresiasi kepada Dokter Jack. Penghormatan yang tinggi juga diberikan kepada mantan Direktur RSUD Kota Mataram tersebut, atas kepeduliannya, dan juga atas responsnya yang begitu cepat tanggap.

“Saya sungguh angkat topi untuk Dokter Jack. Saya beri hormat. Dokter Jack sudah langsung turun tangan dan memastikan tidak membebani siapa pun. Beliau sungguh pribadi yang luar biasa. Mewakili seluruh keluarga Bulakea, saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang tinggi,” ucap Rachmat.

Pengalaman langsung mengurus pemulangan jenazah itulah yang membuat Rachmat tersadar, betapa pentingnya kehadiran pemerintah daerah dalam membantu biaya pemulangan jenazah warganya yang meninggal di rumah sakit. 

Sebab, kata Rachmat, biaya pemulangan tersebut menyangkut dana yang tidak sedikit. Apalagi jika pemulangannya dari Mataram ke daerah-daerah di Pulau Sumbawa mulai dari Sumbawa, Dompu, hingga Bima.

“Biaya pemulangan untuk ke kota-kota seperti Dompu dan Bima saja begitu tinggi. Bagaimana jika warga NTB tersebut tinggalnya di Doroncanga di kaki Tambora, atau di Sape, yang ada di ujung paling timur Kabupaten Bima. Pasti sangat besar,” kata Rachmat.

Sudah pasti kata Anggota Komisi VIII DPR RI ini, biaya tersebut akan sangat memberatkan bagi keluarga pasien yang meninggal. Padahal, di saat yang sama, mereka sedang ditimpa kemalangan.

Wujud paling nyata kehadiran pemerintah kata Rachmat, adalah menyiapkan pembiayaan untuk membantu pemulangan jenazah tersebut. Karena itulah, dirinya menginstruksikan langsung Anggota DPRD NTB dari PDI Perjuangan untuk menggunakan hak budgeting yang dimilikinya agar memperjuangkan anggaran tersebut di APBD NTB saat pembahasan anggaran di Komisi V.

“Anggaran ini harus dan wajib diperjuangkan. Ini semuanya untuk masyarakat. Jangan tambah lagi kemalangan mereka. Biarkan masyarakat menerima jenazah keluarganya di kampung halamannya tanpa harus memikirkan biaya-biaya ambulans,” kata Rachmat.

Ditegaskannya, mestinya, alokasi anggaran seperti inilah yang harus diperjuangkan mati-matian oleh para wakil rakyat. Alih-alih memperjuangkan anggaran yang orientasinya proyek fisik belaka.

“Ini demi kemanusiaan. Inilah wujud sesungguhnya keadilan sosial itu. Karena itu, Anggota Fraksi dari PDI Perjuangan harus memperjuangkan ini,” tandas politisi kharismatik NTB ini.

Pada saat yang sama, Rachmat juga meminta agar Gubernur H Zulkieflimansyah juga bisa menjadikan hal ini sebagai perhatian. Ditegaskannya, pasti akan menjadi pengalaman yang sangat pahit bagi setiap keluarga dari Bima, Dompu, Sumbawa maupun Sumbawa Barat, manakala mereka harus mengeluarkan biaya yang sangat besar saat hendak memberangkatkan jenazah keluarganya dari Mataram menuju kampung halaman mereka.

“Anggaran inilah yang harusnya di urus. Harus disiapkan. Jangan yang lain-lain yang diurus. Kita minta ini juga agar menjadi perhatian Pak Gubernur,” imbuh Rachmat.

Ditanya soal status RSUD Provinsi NTB yang kini sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah, Rachmat menegaskan, harusnya status BLUD tersebut tidak menjadi soal bagi penyiapan anggaran di APBD untuk membantu pemulangan jenazah warga yang meninggal.

Rachmat pun memberi contoh, bagaimana Pemprov NTB menggelontorkan anggaran puluhan miliar untuk membiayai anak-anak muda NTB yang menempuh pendidikan tinggi di luar negeri dalam bentuk beasiswa. Dana itu antara lain digunakan untuk membiayai transportasi, biaya hidup, dan juga biaya tempat tinggal penerima beasiswa.

Contoh lain, bagaimana Pemprov NTB pernah menggelontorkan anggaran miliaran rupiah untuk memberi subsidi penerbangan demi bisa mendatangkan wisatawan asing dalam jumlah yang besar ke NTB. Padahal, subsidi tersebut dikerjasamakan dengan maskapai komersial.

Karena itu, tidak ada alasan untuk tidak bisa mewujudkan alokasi pembiayaan untuk membantu pemulangan jenazah warga NTB yang meninggal di rumah sakit di Mataram ke kampung halaman mereka.

“Kalau ini tidak mampu diwujudkan. Sama saja artinya, kebijakan Pemprov NTB ini hanya mampu melihat semut di seberang pantai, tapi gajah di pelupuk mata tidak terlihat,” tandasnya memberi tamsil.

Rachmat pun menegaskan, sudah pasti, bahwa setiap yang bernyawa akan meninggal. Tapi tidak ada yang tahu, akan meninggal seperti apa. Oleh karena itu, menjadi tugas kita yang masih hidup, termasuk juga tugas pemerintah daerah, untuk memperlakukan mereka yang meninggal dengan layak. 

Perlakuan yang layak tersebut, juga harus mewujud dalam kehadiran nyata pemerintah dengan tidak membebani pembiayaan untuk pemulangan jenazah yang akan dimakamkan di kampung halaman mereka.

“Sekali lagi, inilah wujud kemanusiaan yang adil dan beadab. Inilah wujud kita bergotong royong,” tandas politisi lintas zaman ini.

Jumat, 24 Maret 2023

Sambut Bulan Penuh Berkah, Rachmat Hidayat Berbagi Kursi Roda Elektrik

Rachmat Hidayat berbagi kursi roda elektrik
Okenews.net - Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, H Rachmat Hidayat, menyambut kedatangan bulan suci Ramadan dengan menggelar aksi kemanusiaan. Kali ini, politisi kharismatik Bumi Gora ini menyalurkan bantuan kursi roda elektrik untuk pensiunan abdi negara yang tinggal di Kota Mataram.

Sehari sebelum menjalankan ibadah puasa, Rachmat menyambangi Gang Kecubung III di Kelurahan Gomong, Kecamatan Mataram. Di sana, Anggota Komisi VIII DPR RI tersebut membesuk H Sukartadji Anwar, pensiunan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, yang kini tidak lagi leluasa bisa berjalan akibat kondisi kesehatannya.

Rachmat membawa bantuan kursi roda elektrik untuk mantan Sekretaris KONI NTB tersebut, dan menyerahkannya langsung kepada pensiunan abdi negara yang bulan depan akan genap berusia 72 tahun itu.

“Kegiatan aksi kemanusiaan ini adalah wujud dari rasa syukur kita bersama. Tak ada kaitannya sama sekali dengan politik. Allah itu menciptakan kita bukan untuk saling menyakiti, tapi untuk kita saling berbagi,” imbuh politisi kharismatik Bumi Gora ini.

Rachmat segera menghubungi Kementerian Sosial dan meminta dikirimkan kursi roda elektrik sebagai bagian dari program aspirasinya sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI. Hal itu dilakukan manakala mendapat informasi tentang kondisi Sukartadji. Rachmat bersyukur, tidak butuh waktu lama, kursi roda elektrik ini disiapkan dan dikirim Kemensos ke Mataram.

“Mudah-mudahan dengan keberadaan kursi roda elektrik ini, saudara saya, Pak Sukartadji Anwar, bisa lebih mandiri dalam beraktivitas dan beribadah. Apalagi kita semua saat ini diperjumpakan kembali oleh Allah dengan bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah,” ujar Rachmat.

Dia menegaskan, jika kini dirinya begitu responsif membantu kursi roda elektrik saat menerima kabar kondisi Sukartadji, hal itu kata Rachmat adalah wujud penghormatan atas seluruh dedikasi, jasa, dan pengabdian yang diberikan Sukartadji untuk pembangunan daerah.

“Bantuan ini tak akan pernah sebanding dengan dedikasi dan pengabdian yang sudah beliau berikan untuk NTB,” ucap Rachmat.

Kerabat Sukartadji Anwar menyongsong kedatangan Ketua DPD PDI Perjuangan ini dengan suka cita. Di antara keluarga yang menyambut antara lain ada Prof H Zainal Asikin, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Mataram. Ada pula Dr Widodo Dwi Putro, pengajar di FH Unram yang rumahnya memang bersebelahan dengan Sukartadji.

Semenjak istrinya dipanggil Yang Mahakuasa, Sukartadji kini tinggal sendiri di rumahnya. Pada malam hari, baru anaknya-anaknya yang telah memiliki keluarga masing-masing, datang secara bergiliran untuk berjaga dan menemaninya. Sementara untuk kebutuhan sehari-hari, seluruhnya telah lebih dahulu dipenuhi.

Rona kebahagiaan terpancar sangat jelas dari raut wajah alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran tersebut, manakala mendapati Rachmat telah berada di pintu rumahnya. Rachmat kemudian menghampiri Sukartadji yang duduk di sofa ruang tamu. Keduanya lalu berbagi pelukan hangat. Melepas kerinduan bersama.

“Ini oleh-oleh kita jadinya ini,” kata Sukartadji pada Rachmat, begitu politisi berambut perak itu menyilakan tim dari Sentra Paramita Mataram, unit kerja milik Kementerian Sosial di NTB, membawa masuk kursi roda elektrik untuk Sukartadji.

Rachmat dan Sukartadji adalah sahabat karib. Keduanya hanya terpaut usia satu tahun. Mereka sama-sama menempuh pendidikan di sekolah yang sama di Lombok Timur. Menempuh masa remaja dengan penuh lika-liku, suka dan duka. Rachmat bahkan acap menginap di rumah Sukartadji dan sudah dianggap seperti anak sendiri oleh kedua orang tua Sukartadji.

Lama malang melintang menjadi Syahbandar dengan mengepalai sejumlah pelabuhan yang menjadi unit kerja milik Kementerian Perhubungan, Sukartadji kemudian mendapat promosi menjadi Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB. Saat Sukartadji memangku jabatan eselon II tersebut, Rachmat menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTB.

Maka jadilah, pertemuan sore itu tak ubahnya seperti pertemuan keluarga. Kecuali kondisi kakinya yang tidak memungkinkan berjalan dengan leluasa lagi, selebihnya Sukartajdji masih sangat sehat. Suara mantan pejabat yang dikenal sebagai karateka ini pun masih sangat lantang.

Banyak cerita-cerita masa lalu yang menggelitik, terutama bagaimana dirinya dengan Rachmat menjalani masa muda. Keduanya pun menuturkannya dengan begitu rinci, sehingga menjadi pertemuan suka cita itu pun penuh dengan gelak tawa.

Sukartadji menuturkan, meski rajin berolahraga dan tidak merokok, situasi kesehatannya memang mulai menurun. Tahun 2015, dirinya menjalani operasi jantung untuk pasang ring. Dokter juga mendiagnosa dirinya menderita diabetes. Faktor makanan yang dominan asupan karbohidrat berasal dari nasi menjadi penyebab utama. Tahun 2016, Sukartadji juga didiagnosa menderita hernia. “Kalau duduk, sakit di pangkal paha,” tuturnya.

Dengan didampingi sang istri, segala ikhtiar sudah dijalani Sukartadji untuk berobat. Terutama ketika kondisinya mulai susah untuk berdiri dan berjalan. Bahkan, tidak hanya di NTB. Namun, juga berobat ke dokter-dokter terbaik di luar NTB. Salah seorang dokter di NTB kemudian mendiagnosa ada masalah pada lututnya. Direkomendasikan operasi untuk mengganti bantalan lutut. Namun, di tengah menunggu jadwal operasi, Sukartaji malah tidak bisa bangun sama sekali dari tempat tidur. Hanya tergeletak.

Akhirnya, pemeriksaan dilakukan menyeluruh dengan CT Scan. Sampai kemudian diketahui, bahwa masalahnya bukan di lutut, melainkan di tulang lumbar. Sukartadji kemudian menjalani operasi selama lebih dari tujuh jam. Sebanyak delapan pen dipasang di tulang punggung bagian bawah. Setelah operasi, kondisinya terus membaik. Namun begitu, aktivitas berjalannya tidak lagi leluasa.

Karena itu, mendapat bantuan kursi roda elektrik dari Rachmat, membuatnya begitu bersyukur. Sukartajdi bahkan sudah menyusun rencana. Kursi roda elektrik itu akan mengantarnya untuk menunaikan ibadah salat berjamaah lima waktu di musala yang berjarak 250 meter dari rumahnya.

Sukartadji pun sudah mendapatkan penjelasan secara seksama dari Kustadi, Tim Sentra Paramita Mataram, bagaimana kursi roda elektrik tersebut dioperasikan. Sukartadji kemudian langsung mempraktikkan pengoperasian kursi roda yang harganya mencapai Rp 27 juta tiap unitnya tersebut karena dilengkapi dengan berbagai fitur yang memudahkan pengguna mengoperasikannya secara mandiri.

Sementara itu, mewakili keluarga, Prof Zainal Asikin menyampaikan ucapan terima kasih dan memberi apresiasi atas perhatian yang sudah diberikan Rachmat kepada kakaknya Sukartadji Anwar.

“Terima kasih banyak untuk bantuan kursi roda ini. Alat ini sungguh dibutuhkan kakak kami,” ujar mantan Wakil Rektor IV Universitas Mataram ini.

Prof Asikin mengungkapkan, Rachmat Hidayat adalah figur yang harusnya menjadi contoh bagi siapa saja. Dia mengungkapkan, bagaimana Rachmat begitu hormat kepada orang tua dan kepada guru. Juga memberikan perhatian yang begitu besar kepada sahabat-sahabatnya.

“Hubungannya dengan sahabat-sahabat beliau, sungguh tidak pernah pupus. Wujudnya seperti yang kita saksikan hari ini,” ucap Prof Asikin.

Diakui Prof Asikin, sebagai tokoh NTB yang kini berkhidmat di tingkat nasional, Rachmat memang disebutnya sebagai figur yang jarang bicara di hadapan publik. Misalnya dengan muncul di televisi. Tapi dalam mewujudkan hal-hal nyata yang dibutuhkan oleh masyarakat NTB, Rachmat nyaris tidak pernah alpa.

“Itu menunjukkan betapa beliau benar-benar memahami persoalan NTB dan persoalan daerah,” imbuhnya.

Prof Asikin mengaku, dirinya mengetahui dan mengikuti dari pemberitaan media, bagaimana Rachmat hadir di tengah-tengah persoalan kemanusiaan yang dihadapi masyarakat. Mulai dari membantu memugar rumah tidak layak huni milik warga tidak mampu. Membantu penyandang disabilitas. Membantu pondok pesantren, sekolah, dan juga tempat ibadah. Hadir pula secara langsung untuk membantu kepentingan seluruh umat.

Prof Asikin bahkan sempat bertanya pada diri sendiri. Sebab, Rachmat berasal dari PDI Perjuangan yang merupakan partai nasionalis. Namun, dalam aksi nyata untuk membantu masyarakat NTB, apa yang dilakukan politisi lintas zaman tersebut, sudah melebihi dari apa yang dilakukan kader partai yang berbasis religius.

“Kami begitu bangga, memiliki sosok pemimpin seperti Pak Rachmat,” ujar Prof Asikin.

Rabu, 22 Maret 2023

Pandawa NTB Rayakan Anniversary ke 25 di Praya Loteng

Acara reuni Pandawa Nusantara ke-25
Okenews.net - Tanggal 23 Maret merupakan hari bersejarah bagi Prajurit Karier TNI AD ke V tahun 1998 atau dikenal dengan Pandawa Nusantara 2198. berdasarkan Surat Keputusan dari TNI AD, tanggal tersebut merupakan hari kelahiran atau pelantikan Pandawa Nusantara 2198.

Hari Pandawa Nusantara 2198 NTB menggelar acara reuni ke 25 tahun 2023 di warung Olle Olang Praya Lombok Tengah, Rabu (22/3).

Kapten Chb Ismail, SH., mewakili Ketua Pandawa NTB Kapten Inf Jamuhur, S.Sos., mengungkapkan rasa syukur atas 25 tahun pengabdian Pandawa Nusantara 2198 dimanapun berdinas dan bertugas.

Dijelaskannya, ulang tahun Pandawa Nusantara 2198 sebenarnya besok (Kamis,red) tanggal 23 Maret namun karena bertepatan dengan bulan puasa maka diputuskan diacarakan hari ini.

"Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar dan khidmat meskipun sederhana," ungkap Ismail.

Dalam acara reuni ini juga dilaksanakan rapat kecil terkait dengan rencana kedepan organisasi agar tetap eksis, kompak dan saling mendukung dalam pelaksanaan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara.

Yafama NW Kembali Buka Program Ramdahan Menghafal

Acara pembukaan program Ramadhan Menghafal
Okenews.net –  Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Fathul Muin Annahdloh NW, Desa Montong Tangi Kecamatan Sakra Timur, kembali membuka program bertajuk Ramadhan Menghafal Angkatan ke 2 yang diikuti 60 peserta dari tingkat SD/MI dan SMP/MTs.

“Pada angkatan pertama tahun lalu, Alhamdulillah kita sukses melahirkan calon-calon penghafal Quran usia anak. Melihat animo masyarakat yang ingin anaknya menjadi penghafal, program itu kembali kita buka tahun ini,” kata Ketua Yayasan Fathul Muin Annahdloh NW, Hasanah Efendi, saat membuka program tersebut di aula yayasan setempat, Rabu (22/03/2023).

Kami cukup merasa bahagia, karena program ini mendapat respon yang luar biasa dari masyarakat Desa Montong Tangi, mengingat ini adalah hal baru.  Pada Ramhdan 1444 H ini Program Ramadhan Menghafal al-Quran akan selama 25 hari.

“Alhamdulillah Ala kullihal. Antusias orang tua dan masyarakat Montong Tangi dalam program ini sangat luar biasa. Ini terbukti dengan banyaknya anak-anak kita yang mengikuti program ini,”ungkapnya.

Lanjutnya, untuk pembimbing program ini, kami mendatangkan para hafiz dan hafizoh alumni Lembaga Pendidikan Tahfiz al Quran (LPTQ) Syaikh zainuddin NW Anjani, yang setiap tahun berhasil mencetak ratusan para penghafal al Quran.

“Kami menyiapkan sekitar 6 pembimbing yang sudah hafal 30 juz al Quran yang akan membina dan membimbing anak-anak kita dalam menghafal al Quran. Adapun waktu menghafal setelah solat tarawih sampai pukul 22. 00 Wita, kemudian siang hari mulai pukul 13.30 – 18.00 Wita,” urainya.

Sebagai tanda selesai program ini, katanya, peserta akan diwisuda dan mereka akan mendapatkan sertifikat tahfiz dari yayasan sebagai bukti mereka sudah mengikut program Ramadhan Menghafal al Quran. 

DPD Perindo Lombok Timur Santuni Duafa

HM Djamaluddin (kanan) saat memberikan santunan di Desa Gelora
Okenews.net - Menyambut bulan Ramadhan 1444 tahun ini, Ketua DPD Partai Perindo Kabupaten Lombok Timur HM Djamaluddin bersama pengurus turun menyapa masyarakat dengan berbagi rezeki kepada kaum duafa.

"Alhamdulillah menjelang Ramadhan hari ini, saya bersama pengurus lain dan Pak Yeni Imron Rosyadi selaku tuan rumah melakukan kegiatan santunan anak yatim dan orang tua jompo di Desa Gelora," ujar Djamaluddin, Selasa (22/3/2023).

Menurutnya, pemberian santunan ini menjadi bagian penting dalam membangun kebersamaan. Nilai yang terkandung di dalamnya tidak hanya berupa materi namun nilai-nilai religiusitas dalam konteks silaturrohim.

"Selain bagian dari anjuran agama, juga bagian dari tradisi masyarakat yang harus dijaga. Nilai saling ayo atau saling kunjungi dalam tradisi Sasak juga sangat jelas," ujarnya.

Ia menandaskan, Partai Perindo hadir sejak awal untuk membangun kesejahteraan bersama rakyat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai program yang dilaksanakan selama ini oleh ketua umum dan ketua harian partai Perindo.

"Santunan ini sebagai wujud nyata Partai Perindo ingin selalu dekat dengan masyarakat dan komitmen memperkuat persatuan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat," sambungnya.

Kedepan, pihaknya akan selalu hadir untuk dan berperan serta dalam menyuarakan semua aspirasi dari rakyat yang selama ini belum tersentuh secara langsung oleh pemerintah selaku pengguna anggaran.

Ia juga berharap kepada semua pengurus daerah hingga ke bawah untuk aktif menyapa dan membantu bagi yang membutuhkannya. Ingat, bantuan itu tidak hanya berupa materi atau uang, namun banyak hal bisa dilakukan.

"Terima kasih Pak Yeni beserta sahabat pengurus yang telah membersamai dalam penyantunan. Tetap...Kompak Utuh Bersatu...!," harapnya.

Pada kesempatan itu juga, ia bersama-sama meresmikan Posko Serap Aspirasi Masyaraka sebagai wadah silaturahim antar sesama. "Semoga berfaedah dan berkah," tutupnya.


Selamat Idul Fitri 1444 H


Selamat Idul Fitri 1444 H

 

Pendidikan

Hukum

Ekonomi