Tantangan Pemilu 2024 di NTB
Samsul Hadi |
Samsul Hadi |
Foto dokumen pribadi/Fuji Lestari |
Sunting ialah kondisi gagal tumbuh yang diakibatkan oleh kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama, sehingga menimbulkan anak yang terlalu pendek pada usianya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya ekonomi keluarga, kurangnya perhatian, dll.
Kemiskinan dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup. Hidup dalam kemiskinan bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain seperti: tingkat kesehatan, pendidikan rendah, perlakuan tidak adil dalam hukum, kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal, ketidakberdayaan menghadapi kekuasaan, dan ketidakberdayaan dalam menentukan jalan hidupnya sendiri.
Angka BPS yang dirilis menunjukan bahwa garis kemiskinan terus merangkak naik seiring dengan kenaikan angka inflasi. Tercatat keadaan Maret tahun 2019 garis kemiskinan sebesar Rp 425.250, dan tahun 2020 di bulan yang sama sebesar Rp 454.652 dan terakhir tahun 2021 sebesar Rp 472.525.
Keterkaitan kemiskinan dengan status gizi yang rendah dibuktikan oleh Gelberg yang meneliti 457 orang dewasa dari kelompok miskin yang tidak bertempat tinggal dan menunjukkan hasil sebanyak 33,3% mempunyai status gizi rendah (diukur dari berat, lingkar bahu atas, dan triceps skinfold). Status gizi rendah berkaitan dengan stunting, tingginya subsidi pangan (gratis), pendapatan yang rendah
Strategi pembangunan yang dikembangkan selama ini yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi. yang ternyata tidak diikuti dengan pemerataan distribusi pendapatan pada semua golongan masyarakat, mengakibatkan terjadinya trade-off antara pertumbuhan dan pemerataan.
Sebaiknya strategi dalam mengatasi kemiskinan dilakukan secara menyeluruh, terpadu, sesuai dengan kondisi dan budaya lokal, dimana pemerintah bersama dengan pihak lainnya bergabung menjadi kekuatan yang saling mendukung.
Dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif serta pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, dilakukan percepatan penurunan stunting pemerintah telah mencanangkan berbagai program seperti melalui pemberian makanan bergizi melalui posyandu.
Hal itu sesuai dengan amanat UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 4 ayat 1. Kemudian Perpres nomor 72 th 2021 tentang percepatan penurunan stunting, Perpres ini merupakan payung hukum bagi strategi nasional (Stranas). Upaya pemerintah mencegah stunting pertama melalui program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk meningkatkan status gizi anak.
Masalah kemiskinan sampai saat ini terus menerus menjadi masalah yang berkepanjangan, meskipun sebenarnya banyak program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah namun butuh upaya kerja keras semua pihak agar teratasi dengan baik.
*Penulis merupakan mahasiswi S1 Universitas Muhammadiah Malang FISIP Prodi Kesejahteraan Sosial
Maharani/dokumen pribadi |
Bupati Lombok Timur HM Sukiman Azmy (baju putih) bersama Kakanmenag, dan Kepala MAN 1 Lotim M Nurul Wathoni (4 dari kanan) serta tamu lainnya |
Oleh: M. Nurul Wathoni - Kepala MAN 1 Lotim
Pagi Sabtu 15 Oktober 2022 merupakan momentum peringatan HUT MAN 1 Lotim. Berbagai persiapan menyambut orang nomor satu di Lotim dan tamu lain telah rampung disiapkan panitia. Termasuk deretan acara yang bakal dilalui.
Bagi keluarga besar MAN 1 Lombok Timur, kehadiran Bupati Lotim menjadi moment yang bersejarah karena pertama kali bupati Sukiman Azmy mengahadiri HUT madrasah negeri unggulan yang terletak di pojok Kota Selong itu.
Kedatangan orang nomor satu di Lotim itu disambut hangat oleh keluarga besar MAN 1 Lombok Timur mulai siswa yang jumlahnya lebih dari seribu orang, para guru serta para undangan lainnya baik dari pejabat Pemda Lotim, pejabat Kemenag Lotim dan para Kamad Negeri Lotim.
Suasana penuh suka cita tampak tersirat dibalik momentum hari kelahiran madrasah yang telah menoreh prestasi gemilang sebagai bukti bahwa adanya dikotomi madrasah dan sekolah terbantahkan.
Stigma madrasah sebagai "second class" dalam kancah pendidikan mulai bergeser, bahkan selama satu dekade ini lonjakan santri terus meningkat. Karena itu, MAN 1 Lotim terus meningkatkan semua potensi santrinya untuk kompetisi dalam berbagai event lomba.
Momentum itu juga sebagai ajang penyampaian aspirasi kepada bupati untuk meminta izin agar diberikan pinjam lahan di samping langan Porda (Lapangan Lalu Muslihin-sekarang) yang akan dipakai menjadi lahan parkir yang sudah tidak menampung kendaraan siswa dan guru.
Namun ternyata bupati menjawab lain, harapan itu malah dijawab bupati dengan memberikan hibah. Bukan sebatas pinjam. Inilah berkah dibalik momentum hari lahirnya madrasah ini.
Bupati Sukiman menyerahkan hadiah saat menghadiri HUT MAN 1 Lotim"Silakan bapak kadis dan kepala MAN 1 Lotim tindaklanjuti secepatnya supaya bisa cepat kita tandatangani," ungkap Bupati yang disambut teriakan syukur dan takbir oleh para siswa MAN 1 Lotim.
Menariknya lagi, MAN 1 Lotim mendapatkan pujian bupati dengan prestasi yang telah diraih. Satu sisi sebagai kebanggaan, disisi lain menjadi tantangan bagi madrasah untuk survive dan mempertahankannya, bahkan harus ditingkatkan.
Karena itu, semangat dan ghirah semua komponen madrasah harus terus dipupuk agar lebih subur, tumbuh dengan tunas-tunas baru yang lebih gemilang pada masa mendatang. Tanpa semua itu tidak mungkin MAN 1 Lotim akan meraih keberhasilan.
Pesan bupati kepada semua eleman terutama siswa agar terus menjaga prestasi dan menunjukan akhlak yang mulia atau atitude dalam kehidupan ini menjadi penyemangat. Apalagi hari ini hantaman dan penetrasi budaya luar terus merangsak nilai-nilai sosial keagamaan bangsa.
Banyaknya paham baru yang mengancam generasi pada hal-hal negatif harus dijaga. Jangan sampai benteng-benteng isme yang dianut sekarang ini luntur dan tidak mampu dipertahankan. Disinilah peran madrasah menghadirkan nilai-nilai agama untuk memperkuat posisi generasi. Wallohua'lam
Oleh: Zahra Husnul Latifah (Mahasiswi Prodi PGMI Universitas Muhammadiyah Mataram)
Foto: istimewa/dok |
Ajang itu selain penuh tantangan sekaligus sebagai ajang melateh mental yang menyadarkan mahasiswa untuk langkah awal menjadi insan sadar akademik. Melewati masa sulit sekaligus indah dan penuh kesan dari setiap proses PKKMB yang mahasiswa lewati.
Disisi lain, proses itu barangkali sebagai tantangan bagi pantia untuk mengkemas even PKKMB agar menjadi lebih menarik, efektif, ramah, dan mengesankan bagi peserta. Apalagi jika even ini diformat dengan sentuhan kekinian yang lebih enjoy namun sarat dengan misi pendidikan.
Kegiatan yang termasuk program bidang kemahasiswaan untuk menyambut mahasiswa baru ini pada dasarnya PKKMB bertujuan untuk memperkenalkan, mempersiapkan, dan mengakselerasi mahasiswa baru dalam proses transisi menjadi mahasiswa yang sadar akan hak dan kewajibannya.
Pesan yang memuat antara lain tentang sistem pendidikan tinggi, kegiatan akademik dan kemahasiswaan serta kebijakan kampus sehingga dapat mendukung keberhasilan studinya di perguruan tinggi.
Selain itu memberikan mahasiswa kesan positif dan menyenangkan terhadap lingkungan pendidikan baru. Mereka diharapkan mengawali kegiatan dalam hal yang menggembirakan sambil tetap mempelajari hal yang baru, baik yang berkaitan dengan lingkungan fisik, lingkungan sosial (termasuk norma khusus yang berlaku di lingkungan kampus barunya) maupun dengan cara belajar yang baru.
Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan PKKMB ini: pertama, membantu mahasiswa mengenal lebih dekat dengan lingkungan pendidikan barunya, sehingga tercipta edukatif dan kondusif. Kedua, membantu mahasiswa baru menyatu dengan warga kampus, beradaptasi dengan lingkungan kampus.
Ketiga, mengetahui kewajiban dan hak serta mampu bertanggung jawab dalam kehidupan, serta mendorong mahasiswa untuk memulai kebiasaan belajar dengan metode diskusi, praktek di lingkungan Universitas Muhammadiyah Mataram.
Di samping itu juga bertujuan agar mendorong mahasiswa untuk memiliki kepercayaan diri sendiri berani mengungkapkan pendapat dan aktif menyatakan pendapat kepada orang lain.
Terakhir, menambah pemahamannya melalui pengamatan terhadap lingkungan, membangun keakraban dan persaudaraan yang lebih erat antar mahasiswa, dosen dan karyawan. Sehingga bisa saling bahu membahu antar sesama dalam membangun kepribadian dalam berorganisasi.
PKKMB Universitas Muhammadiyah Mataram tahun 2021/2022 dilaksanakan 4 hari. Dua hari PETA dan dua hari Masta. Hari pertama kami berkumpul di lapangan diselenggarakan oleh BEM dan berkerja sama dengan IMM dan dilanjutkan berdiskusi dalam Kelas.
Peta adalah hari banyak berdiskusi dari jam 6 pagi sampai jam 17.35 sore berjeda hanya untuk sholat dzuhur dan makan siang selama dua hari. Namun dengan penuh semangat mahasiswa terus mengikuti dengan harapan dapat lulus dan mendapatkan sertifikat untuk memenuhi persyaratan wisuda nanti.
Hari ketiga, pelaksanaan MASTA sama halnya dengan PETA, MASTA dimulai pukul 06.00 pagi harus ada di kampus dan selesai jam 17.35. Tetetapi disela-sela acara juga ada hiburan untuk mahasiswa baru sembari perngenalan organisasi di setiap petunjukan.
Tampak para mahasiswa antusias menonton petunjukan itu tersebut. Hingga pada akhirnya PKKMB pun usai dengan penuh kesan dan pesan yang menjadi bekal para mahasiswa di masa transisi untuk menjadi mahasiswa yang sesungguhnya.
Oleh: Amelina Putri
(Mahasiswi Prodi PGMI Universitas Muhammadiyah Mataram)
foto: istimewa/dok |
Untuk menjaga lingkungan yang bersih tentu banyak cara yang bisa dilakukan, seperti membuang sampah pada tempatnya, memisahkan jenis sampah, dan kegiatan gontong royong.
Kita semua tentu mengiginkan lingkungan yang bersih, namun sedikit sekali dari kita bisa menjaga lingkungan agar tetap bersih, dan kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya sangat kurang.
Bahkan, terkadang kita sebagai manusia sangat mudah untuk merusak akan tetapi sulit untuk menjaganya. Karena itu, penulis memaparkan cara-cara menjaga lingkungan agar tetap bersih.
1. Mulai dari Lingkungan Rumah
Hal paling sederhana yang bisa kita lakukan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan adalah dengan menjaga kebersihan rumah dan halaman. Karena kebersihan rumah dan halaman akan membuat kita menjadi lebih terbiasa untuk membersihkan lingkungan lainnya. Agar kita selalu membersihkan lingkungan rumah buatlah jadwal piket untuk diri sendiri sehingga kita bisa mengatur waktu dengan baik.
2. Mendaur Ulang Sampah
Ada banyak jenis sampah yang akan mengotori lingkungan sekitar yang sebenarnya bisa didaur ulang dengan baik. Misalnya saja memanfaatkan kaleng dan botol bekas untuk dijadikan wadah yang bermanfaat. Misalnya, kaleng bekas bisa diubah menjadi sebuah pot bunga dengan menghiasnya jadi indah. Hal ini akan menjadi hal yang positif dibandingkan membiarkannya menjadi sampah yang menumpuk. Bahkan bisa menjadi sumber pendapatan tambahan.
3. Pembuatan Pupuk Kompos
Pupuk kompos bisa dibuat dari sampah organik. Daripada membiarkannya terbengkalai dan membusuk hingga menimbulkan bibit penyakit, lebih baik diolah menjadi pupuk kompos yang berguna bagi pertanian dan perkebunan.
4. Tidak Membuang Sampah Sembarangan
Hal terpenting dalam menjaga kebersihan lingkungan adalah untuk tetap membiasakan hal-hal baik seperti kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Kesadaran dalam diri kita juga sangat penting dalam hal-hal kecil seperti contoh ketika kita melihat orang membuang sampah sembarangan maka kita harus menegurnya dengan baik.
5. Memisahkan Jenis Sampah
Menggunakan jenis tong sampah yang berbeda untuk sampah anorganik dan sampah organik adalah hal yang baik. Karena sampah organik adalah sampah yang bisa diolah dan dijadikan pupuk. Sedangkan sampah anorganik sebagian dari sampah tersebut juga bisa dijadikan furniture tertentu. Memisahkan kedua jenis sampah ini akan membantu dalam proses pengolahan.
6. Kegiatan Gotong Royong
Hal penting lainnya adalah untuk selalu rutin membiasakan kebiasaan gotong royong sesama warga. Ini tidak hanya membantu membersihkan lingkungan sekitar, namun juga akan membantu dalam mempererat jalinan kerja sama antar warga. Biasanya kegiatan gotong royong ini akan dilakukan setidaknya sekali dalam seminggu agar lingkungan benar-benar bersih dari sampah. Jadi, sangatlah penting untuk menjaga kekompakan antar warga agar bisa sama-sama untuk mewujudkan kebersihan lingkungan yang dibutuhkan oleh semua orang.
7. Meremukkan Sampah
Kebanyakan sampah anorganik seperti botol plastik maupun kardus dan lainnya akan membuat volume sampah menjadi lebih banyak. Jadi, hal penting yang bisa dilakukan untuk mengurangi jumlah volume sampah adalah dengan meremukkannya. Meremukkan sampah ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang ada, namun berperan untuk meminimalisir penggunaan ulang sampah yang merugikan. Misalnya saja oknum yang menggunakan sampah botol minuman untuk digunakan kembali tanpa proses sterilisasi.
8. Melakukan Penghijauan
Untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, rindang dan asri bisa dilakukan dengan mudah. Salah satunya adalah dengan proses penghijauan. Ajaklah tetangga untuk menanam banyak bibit pohon di lingkungan sekitar. Dengan banyaknya pepohonan yang ada maka lingkungan akan menjadi makin bersih dan asri. Tanaman akan mendaur ulang udara yang tidak sehat menjadi lebih sehat dan membuat kita menjadi lebih mudah mendapatkan udara yang bersih.
9. Penutupan Saluran Air
Menutup saluran-saluran air yang ada juga merupakan tindakan yang bisa dilakukan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. Karena biasanya saluran air yang terbuka akan memicu banyak orang membuang sampah sembarangan dan menjadikan saluran tersebut sebuah sarang sampah dan sumber berbagai penyakit.
10. Buat Lubang Sampah
Membuat lubang khusus yang disediakan untuk memasukan sampah organik, hingga nantinya bisa terdaur ulang dan meminimalisir bau. Kita tahu bahwa sampah organik akan membusuk dan akan menimbulkan bau yang tak sedap, oleh karena itu masukan kedalam lubang dan timbun kembali.
11. Memperbanyak Tong Sampah
Orang-orang seringkali membuang sampah semabarangan karena kurangnya jumlah tong sampah yang tersedia. Jadi, perbanyaklah jumlah tong sampah di jalanan maupun di sekitar lingkungan perumahan.
12. Sosialisasi
Melakukan penyuluhan atau sosialisasi adalah hal yang diperlukan agar orang-orang mengetahui pentingnya upaya menjaga kebersihan lingkungan. Ini akan menyadarkan banyak orang akan bahaya lingkungan kotor dan memotivasi agar bisa menjaga kebersihan lingkungan.
Demikian uraian tentang cara menjaga kebersihan lingkungan agar rapi dan nyaman. Hal sedehana di atas dapat dilakukan semua orang. Terpenting kesadaran personal dan kolektif tercipta dan terjaga dengan baik di antara sesama warga. Terlebih lagi saat ini pemerintah NTB telah mencanangkan program zero waste. Program ini selain menjaga kebersihan lingkungan, juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk menambah pendapatan.
OLEH: Muhammad Haramain
Perwakilan PW NWDI Sulawesi Selatan
Sebagai abituren, saya biasanya memperhatikan, apakah ada bagian diksi taujih Syaikh TGB yang menyudutkan (ber-ghibah) dengan kejelekan organisasi lain. Tidak pernah sekalipun. Bahkan pada pertemuan yang sangat privat, seperti ramah tamah bersama perwakilan PW NWDI se-Indonesia (31/1/2022), tidak ada satupun kata yang keluar dari lisan beliau untuk mencederai zurriyat atau jama'ah NW.
Pasca Muktamar I NWDI, setidaknya bisa dibangun satu kesepahaman, NWDI lebih percaya diri melangkah ke depan, the show must go on. Perjuangan pun tetap dilanjutkan. Jika masih ada cara yang baik untuk membangun, kenapa harus menggunakan cara menyakiti atau menghancurkan.
Penulis jadi teringat mahfuzhot Arab yang artinya; kapankah akan berdiri tegak sebuah bangunan, jika engkau berusaha membangunnya dan selainmu malah tak henti menghancurkannya? Pada ikhtiar membangun Indonesia maju, khidmat pada umat, setidaknya bisa dicerna pikiran sederhana Syaikh TGB, agar jama'ah tetap bekerja dan bekerja tanpa henti untuk maslahat.
NWDI pasca muktamar perdananya, ibarat pesawat, tak memiliki persneleng mundur. Hanya bisanya maju ke depan. Begitupun Syaikh TGB yang sangat optimis dengan NWDI, persis seperti kakeknya al-Magfurlah dahulu, perjuangan organisasi itu akan bergerak, dengan laju progresif, selagi masih ada syubban (anak-anak muda) yang penuh dedikasi dan semangat menyertainya. Maka dapat dicermati, embrio musholla al-Mujahidin 1934 yang bertansformasi ke Madrasah NWDI 1937 menjadi pijakan sejarah, roda organisasi otu harus senantiasa bergerak maju ke depan, pantang mundur ke belakang.
Sudah barang tentu, laju organisasi bak sebuah pesawat pun membutuhkan fase menge-rem dan ber-manuver. Para tokoh senior adalah panutan untuk selalu hadir mengingatkan ada saatnya menge-rem. Dan para pemimpin kita pun harus jago bermanuver. Pada level ini, terlihat betapa urgen-nya kita berjam'iyyah (berorganisasi), untuk mendapatkan keberkahan dan kemanfaatan bersama.
Dus, Seluruh unsur organisasi NWDI harus bergerak dengan mekanisme organik, bukan mekanisme mekanik. Mekanisme organik, artinya, pengurus harus bekerja secara alamiah-progresif sesuai kapasitasnya. Bekerja untuk kemaslahatan organisasi, ummat dan bangsa, tanpa harus menunggu komando. Karena, jam'iyyah ini bukanlah berbasis mekanisme mekanik, seperti mesin, yang hanya mengandalkan atau bergantung pada perangkat satu dan lainnya. Semua perangkat dapat bergerak dinamis-sinergis.
Semoga Allah Swt senantiasa merahmati dan memberkahi perjuangan para rijal (pemimpin) NWDI dalam men-tradisi-kan segala ikhtiar kebaikan. Sebagaimana bait do'a pusaka;
Wahdiyan rijaalaha 'alas sunan..
Makassar, 1 Februari 2022
Oleh: SYAMSUDIN M
Sekretaris Jenderal (selanjutnya Sekjen) yang akan terpilih, akan menjadi Sekjen pertama NWDI. Akan halnya Sekjen sebelum ini, hanyalah kelanjutan dari Sekjen PBNW yang terpilih dalam Muktamar Narmada. Maka sekali lagi, Sekjen dari Muktamar pertama ini, benar-benar akan menjadi yang pertama dan menentukan.
Dalam beberapa kesempatan menemani Syeikh TGB melakukan safari dakwah, dan/ atau mengikuti ceramah Syeikh TGB secara Online, beliau selalu mengingatkan dengan nasehat ulama yang mengatakan “Bidaayatuka nihaayatuka” yang mengandung makna bahwa bagaimana kita mengawali sesuatu urusan, dimungkinkan akan seperti itu pula akhir yang akan berlaku pula.
Jika di awal sudah baik, insya Alloh diakhirpun akan baik. Sekjen yang pertama ini mestilah yang muncul dari hasil keseriusan mempertimbangkan semua asfek yang ada. Hasil dari kesungguhan menata rencana pengembangan organisasi di masa mendatang. Hasil dari kekompakan dalam satu visi misi melanjutkan perjuangan Almaghfuruloh.
Dalam konteks ke-NWDI-an, secara umum, hanya ada Dua unsur keahlian yang perlu dimiliki oleh seorang Sekjen PB NWDI. Dua unsur tersebut yaitu; 1) Memiliki visi misi kebangsaan dan kemampuan teknis mengelola pergerakan kebangsaan (NW), 2) Memiliki penguasaan yang cukup bagus terhadap ilmu keislaman dengan instrumen pendukung yang konvensional (DI).
Unsur yang pertama, di dalamnya termasuk a) kemampuan menejrial, b) kemampuan mengambil keputusan, menyelesaikan masalah (problem solving), c) kemampuan bekerja sama dengan semua pihak lintas sektor, etnis, dan profesi, d) seorang yang berintegritas, e) memiliki kemauan untuk belajar, f) seorang yang mampu menyusun perencanaan yang strategis operasional.
Kemampuan ini dimungkinkan ada pada sosok yang seperti Ketua Umum (selanjutnya Ketum) PB NWDI saat ini yang pernah jadi Kepala Daerah. Antara kemampuan Ketum dan Sekjen mestilah sama meski dengan volume yang tidak persis sama. Misalnya jika Ketum memiliki kemampuan menejrial dengan secore 95%, setidaknya Sekjen juga memiliki dengan dengan secore 75%. Begitu juga dengan yang lain.
Dalam menjalankan roda organisasi, Ketum dan Sekjen akan saling mengisi dan melengkapi. Yang berbeda kemudian, hanyalah pada wilayah pelaksanaan tugas. Misalnya jika Ketum aktif pada urusan luar, maka Sekjen fokus pada urusan dalam, kecuali ada aturan pada AD/ ART yang membolehkan untuk tidak seperti yang tersebut. Kode atau aturan pelaksanaannya harus jelas, pasti, adil dan memiliki kemanfaatan.
Kemampuan menajerial ini menyangkut keahlian menata ulang kepengurusan organisasi di semua tingkatan di bawah PB NWDI. Mulai dari Pengurus Wilayah sampai Pengurus Anak Cabang. Katakanlah, seperti pelaksanaan Pilkada serentak dalam konteks bernegara, pergantian PW setidaknya Tiga bulan sebelum pelaksanaan Muktamar.
Selanjutnya PD terbentuk Sebulan sebelum Muktamar. Jika diatur peserta Muktamar berasal dari unsur PW dan PD, maka cukup memungkinkan. Halnya pengurus cabang dan anak cabang dilakukan setelah Muktamar. Dengan demikian ada gerak program kegiatan yang sama. Selanjutnya diikuti dengan pendataan semua Madrasah dan pondok pesantren atau lembaga pendidikan sosial dakwah yang sudah terbentuk.
Dalam hal ini termasuk memberikan pendampingan dalam pembentukan lalu memberikan pembinaan secara struktur, agar manfaat masa depan organisasi bisa dipolakan lebih jelas. Untuk menentukan keberadaan aset organisasi, mesti ada pendampingan dan pembinaan. Pendampingan dalam pembentukan, pembinaan dalam menjalankan program kegiatan. Tidak berlebihan, di sini juga terkait dengan kemampuan mendelegasikan tugas
Pada unsur pertama point e) menyangkuat keahlian berkomunikasi. Di dalamnya terdapat keahlian berbicara, memberikan motivasi dengan empati bagi para kader muda. Termasuk jauh lebih penting juga keahlian mendengar dengan seksama. Dengan begitu muncul saling pengertian. Everett M Rogers dan rekannya memberikan penekanan pada soal ini. Ada tokoh NWDI yang memiliki kelebihan ini.
Unsur yang kedua sejatinya menyangkut fungsi keagamaan, yang dekat dengan urusan tradisi, kearifan lokal yang masih dipertahankan oleh masyarakat. Sekjen PB NWDI juga perlu memiliki kemampuan tersebut. Dapat menyampaikan pengajian, memberikan mauidzoh hasanah, bisa melebur dalam tata tradisi yang berlaku.
Sekjen tentulah tidak akan hanya bergerak dalam soal menejmen organisasi karena NWDI masih berbasis jamaah. Jika NW itu adalah (maaf) kelas struktural, maka DI itu kulturalnya. NWDI akan kokoh dan kuat jika tidak memisahkan keduanya; negara dan agama/ Indonesia dan Islam.
Lebih lanjut pada tataran teknis, NW dan DI ini tidak semata teori. Tetapi aplikasi yang nyata dengan ukuran yang jelas. Jamaah dapat melakukan pengawasan sebagai bentuk partisipasi jamaah secara terbuka. Oleh karena itu, Sekjen perlu memiliki soft skill khusus seperti Empati. Bahwa seorang Sekjen tidak semata pandai di kelas struktural, tetapi juga cerdas di tingkat kultural.
Mengenai kemampuan problem solving, adalah keahlian memberikan solusi atas masalah yang muncul. Misalnya dalam masalah hukum, jika sebelumnya nyaris semua elemen organisasi disibukkan dengan advokasi keormasan, tetapi saat ini, lebih penting dan urgen semua pengurus yang digerakkan oleh kepiawaian Sekjen mewakili Ketum, perlu berfikir lebih teknis untuk melakukan program advokasi keummatan.
Di atas semua unsur yang bisa kita sebutkan, tentu penting juga adanya konektifitas emosional antara Ketua Umum dengan Sekjen. Keterpautan emosi ini penting. Sekjen PB NWDI (TGH Hasanain Juaini) dalam sebuah kesempatan memberikan cerita menarik, bagaimana seorang Kaisar dengan Panglima perangnya yang terkepung oleh musuh, sama-sama bersepakat mengatakan “Aku memiliki kamu. Kamu memiliki aku. Kita memiliki Alloh”. Perjuangan itupun berlangsung dengan keberkahan, memperoleh kemenangan yang dapat dinikmati oleh jamaah.
Hal lain yang perlu dicermati, yaitu bahwa NWDI ini Ormas nasional, bukan lokal. Maka Sekjen setidaknya pernah punya jaringan pada tingkat nasional sesuai profesinya saat itu. Jika dia seorang pengusaha, sebaiknya dia pernah punya jaringan organisasi pengusaha ditingkat nasional. Jika dia seorang Kepala Daerah, pernah pula ikut aktif dalam forum Kepala Daerah misalnya. Ini dimaksudkan agar komunikasi dengan semua lapisan, semua pihak di seluruh wilayah Indonesia, dapat berjalan secara efektif.
Denpasar, 29 Januari 2022
Penulis adalah Ketua Departemen Politik Hukum dan HAM Pimpus Pemuda NWDI
Hari ini, Selasa 15 Jumadil Akhir 1443 H/18 Januari 2022 pembacaan Hizib Nahdlatul Wathan dalam rangka menyambut muktamar perdana NWDI di tanah kelahirannya (Pancor-Lombok Timur, NTB) disambut oleh alam semesta.
Tulisan ini mengenang sekaligus mengulas peristiwa yang sama pada masa pendirian NWDI masa lalu. Menurut cerita yang penulis terima dari masyaikh saat ngaji di Ma'had Darul Qur'an wal Hadits bahwa dulu alam semesta menyambut kelahiran madrasah NWDI tahun 1356 H / 1937 M dan kini kelahiran ormas NWDI di tanah kelahirannya.
Di tengah pembacaan hizib rintik hujan turun untuk mengangkat do’a dan puji yang ada dalam hizib. Doa ketika hujan turun mustajab. Menukil hadits Nabi, dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.”
Hizib Nahdlatul Wathan memiliki energi yang dahsyat dan mengandung fadilah yang luar biasa. Namun sebab hijab yang masih tebal menghalangi, hanya sebagian yang dapat menyaksikan dan merasakan.
Hizib Nahdlatul Wathan juga bisa menghadirkan pemilik, penyusun dan penghimpunnya al-Maghfurlah Maulanasyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid beserta para auliya’ yang lain. Namun sebab hijab yang masih tebal juga, hanya mereka yang sudah tidak terhijab yang dapat menyaksikannya.
Tanggal 15 Jumadil Akhir tanggal yang mengandung keutamaan, malam purnama, malam persiapan didirikannya NWDI 1356 H dan malam persiapan dibangunnya organisasi Nahdlatul Wathan 1372 H/1953 M.
Dan hari ini Selasa tgl 15 Jumadil Akhir 1443 H/18 Januari 2022 dijadikan sebagai Muqoddimah Muktamar NWDI yang pertama dengan hiziban akbar dan syaafaah limunasabatil awwal yang telah dilakukan oleh al-Maghfurlah Maulanasyaikh yang kini dilanjutkan oleh Sidi Syeikh Tuan Guru Bajang Dr. KH. Muhammad Zainul Majdi, MA.
Semoga NWDI Daaiman Abadaa seperti do’a dan harapan pendirinya. Kita juga senantiasa berharap dan munajat kepada Ilahi Rabb agar perjuangan dan cita-cita bersama dapat terwujud. Menebar syiar dan panji-panji NWDI ke seluruh pelosok negeri. Wallahu'alam.
Kakanwil NTB Dr. KH. Zaidi Abdad |
Suasana berbeda itu, tampak semarak launching buku yang dipersembahkan penggiat literasi dari apartur sipil negara (ASN) Kemenag kepada Kakanwil Kemenag NTB.
Sebelum kegiatan launching, HAB diawali ragam lomba, santunan dan apel. Launching buku yang diharapkan menjadi ikhtiar awal untuk penguatan literasi di jajaran Kemenag NTB.
Buku dengan covernya cukup menarik publik untuk melihat isi dan dilengkapi aneka photo kegiatan, diatur dengan apik dan dibelah dengan pita bendera merah putih, seakan menggambarkan isinya secara utuh.
Mengutip pidato Kakanwil NTB Dr. KH. Zaidi Abdad menyebutkan, buku berjudul Kakanwil Kemenag NTB Berkhidmat untuk Ummat sebagai salah satu kado dalam HAB Kemenag ke-76 Tahun 2022.
Buku sederhana ini berisi tentang rekam jejak dan terobosan serta ide besar Kakanwil Kemenag NTB dalam ikhtiar memberikan layanan terbaik dan berkualitas bagi ummat dalam bidang sosial keagamaan pendidikan dan lainnya selama satu tahun kepemimpinannya di tahun 2021.
Buku ini ditulis 4 ASN Kemenag NTB yakni Dr L Sirajul Hadi Kamad MAN 1 Mataram, M Nurul Wathoni, M.Pd Kepala MAN 1 Lombok Timur, H Abd Aziz Faradi, M.Pd Kepala MAN 1 Lombok Barat dan Musa Tatok, MA Kepala KUA Mataram.
Keempatnya memiliki semangat untuk terus mendorong penguatan literasi di madrasah dan Kemenag NTB secara umum. Para penulis berharap buku ini menjadi langkah awal untuk bersama-sama kedepan agar capaian prestasi dan ikhtiar personal dan kelembagaan di Kemenag NTB bisa terdokumentasikan dalam bentuk buku atau sejenisnya.
Dr Sirajul Hadi selaku koordinator penulisan menyampaikan, mewakili para penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam buku ini. Mereka berharap banyak masuk agar ke depan bisa lebih baik lagi dan berharap buku ini dapat membawa berkah dan manfaat untuk melengkapi literasi generasi.
Di sisi lain, buku ini diharapkan menjadi refleksi perjalanan kepemimpinan sekaligus menjadi dokumentasi untuk melakukan penataan dan pengembangan program yang lebih baik dan berkualitas di tahun berikutnya.
Sebagai gambaran, buku ini berisi 9 sub pokok bahasan yang selama ini menjadi konsen program Kemenag NTB. Sub satu dan enam di tulis oleh Abdul Aziz Faradi yang saat ini menjadi Kepala MAN 1 Lombok Barat.
Sub itu membahas tentang kiprah dan perjuangan Kemenag NTB dan Kakanwil Kemenag NTB dalam ikut serta menjadi pelopor dan garda depan dalam membangun masyarakat NTB yang toleran dan NTB menjadi rumah bersama bagi masyarakat NTB.
Di dalamnya hidup dengan rukun, damai yang didasari dengan moderasi agama yang kuat dan dilanjutkan dengan uraian serta terobosan Kemenag NTB dalam meretas jalan baru menuju layanan haji terpadu.
Sub buku yang kedua ditulis oleh Dr Sirajul Hadi dengan judul 76 tahun kemenag mengabdi bersama dan bangkit untuk berubah. Pada sub bahasan ini berisi tentang sejarah perjalanan singkat kiprah kemenag NTB yang keberadaannya di NTB dimulai dari tahun 1971.
Sub ini dilengkapi dengan pejabat Kakanwil yang pernah menjabat dan sedikit dilengkapi dengan beberapa catatan terobosan yang pernah dilakukan sampai pejabat Kakanwil saat ini.
Selanjutnya sub ketiga berjudul Inovasi Kemenag NTB, dan Program Digitalisasi Sistem, sub bagian ketujuh berisi tentang Kemenag NTB dalam mewujudkan ikhtiar madrasah hebat, mandiri berprestasi.
Sub kedelapan berisi judul menuju kemandirian pesantren di NTB ditulis oleh M Nurul Wathoni yang saat ini menjadi Kepala MAN 1 Lotim. Pada tiga sub bahasan ini, penulis memaparkan tentang konsep dan terobosan serta tauladan yang telah dilakukan Kemenag NTB.
Seperti merealisasikan sistem kerja di Kemenag NTB dan Satker di bawahnya dengan berbasis digital agar kerja menjadi lebih efektif efisien termasuk untuk memotong rantai birokrasi yang berbelit dan lainnya.
Kemudian dilanjutkan dengan kiprah Kakanwil Kemenag NTB dalam mendorong dan memacu prestasi madrasah dan pontren menuju madrasah dan ponpes yang mandiri berprestasi.
Banyak terobosan program yang dapat diukur dan dilihat nyata dari terobosan yang sudah dilakukan dan dalam buku sederhana ini dapat digambarkan capaian kemajuan. Walaupun terkesan ringkas, karena keterbarasan ruang penulisan dan seterusnya.
Pada sub bahasan keempat, kelima dan kesembilan ditulis oleh Musa Atok, MA yang saat ini aktif sebagai KUA Mataram. Pada sub-sub ini Atok menulis tentang ide dan implementasi 3 program Kemenag NTB di bawah kendali Dr KH Zaidi Abdad.
Di antaranya, program five in one di Kanwil Kemenag NTB, dilanjutkan bahasan tentang program revitalisasi Kantor KUA dan kiprah Program Gerakan Jambu Mekar di Kemenag NTB sebagai inovasi baru.
Program Jambu Mekar ini adalah gerakan sosial Jumat Seribu Membangun Wakaf untuk Rakyat yakni salah satu program rintisan dari Kakanwil Kemenag NTB dalam upaya Kemenag NTB dan jajaran di bawah memiliki kontribusi.
Misalkan madrasah punya kontribusi nyata dalam ikut serta membangun ummat dan meningkatkan kepedulian sosial insan kemenag bagi pembangunan umat dan tentu program ini dijalankan dengan sukarela, keikhlasan, dan tidak ada unsur paksaan atau semacamnya.
Buku ini memang masih jauh dari sempurma dan belum komprehensif dalam memberikan catatan pada proses, terobosan dan capaian prestasi-prestasi Kemenag NTB selama satu tahun di tahun 2021.
"Namun paling tidak langkah ini merupakan ikhtiar awal untuk kedepan bisa menghadirkan karya yang lebih baik dalam merekam rangkaian program sebagai refleksi dan evaluasi dalam melakukan penyempurnaan di masa datang," ungkap Dr Zaidi Abdad saat menerima buku dari para penulis sebelum memulai acara launching.
Penulis juga sampaikan terma kasih kepada Kabid Bimas Islam Kanwil Kemenag NTB Drs H Azharuddin yang ikut serta dalam menyusun draf awal buku didampingi H Saipunnasri analis Kehumasan Kanwil Kemenag NTB.
Terakhir, penulis juga sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dan suport sehingga buku itu hadir untuk kita semua. Semoga bermanfaat dan membawa berkah. Aamiin.
Kepala MAN 1 Lombok Timur M Nurul Wathoni |
OLEH: AHYAR ROSYIDI (Pengajar di STIT NU Almahsuni Lombok Timur – NTB)
"Tak akan kenyang bila tak makan. Tak akan berilmu bila tak belajar. Tak akan sehat bila tak berobat. Tak akan berubah bila tak memulai."
Opini ini berawal dari sebuah cerita masa lalu di awal tahun 2006 yang lalu, saat itu orang tua penulis hendak memberikan sepeda motor pada penulis. Dengan raut muka yang penuh harap sambil menatap tajam, beliau menyampaikan sebuah kalimat dalam bahasa Sasak. "...ni nak sepede motor jari umaq kamu, lemak harus ne bau begentik ruen motor ini. Lamun ndek bau begentik ruen motor ini, setui jatin kamu ni ndek manusia aran...”
Teringat akan hal di atas, mengetuk hati penulis untuk dapat menulis makna dibalik kata "perubahan" dalam proses kualitas hidup. Adanya suatu perubahan yang terjadi tidak sekadar menitikberatkan pada suatu perubahan wujud metafisik namun perubahan itu juga harus dapat melibatkan terjadinya perubahan sifat dan fungsinya, atau dalam bahasa yang lain yakni mencerminkan makna dan nilai yang lebih tinggi.
Lebih dari itu, meskipun kita menjadi puncak tertinggi dari kesempurnaan zahir dan bathin atas penciptaan Alloh, namun tetap saja kata "perubahan" pada kualitas diri kita itu harus tetap ada, karena disisi lain dari kesempurnaan manusia itu masih belum selesai sampai saat ini. Oleh karena itu, tetap saja kita harus terus berjuang dalam menyempurnakan kualitas diri kita sebagaimana firman Alloh dalam QS. Al-Syams: 7-10.
Artinya : Dan jiwa serta penyempurnanya (ciptaanNya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.QS. Al-Syams: 7-10.
Dalam tradisi kehidupan selalu ada dua sisi mata dadu berbeda yakni hitam dan putih, susah dan senang, baik dan buruk sehingga menuntut kita untuk terus melakukan perubahan esensi makna dan nilai pada diri. Dan itu menjadi tangga yang harus kita lalui untuk mendaki ke peringkat yang lebih tinggi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup. Hakikat perubahan tersebut diatas juga telah dicontohkan oleh Alloh SWT dalam Alquran surat Al-Mu'minun ayat 12-14 yang artinya:
''Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah. Lalu, segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain ..."
Bila kita cermati, dalam suatu perubahan, tentu yang perlu dipahami adalah seluruh bentuk dalam diri kita dan yang terhampar luas di jagat raya ini merupakan simbol yang menjadi objek pengamatan dan renungan. Oleh sebab itu, tentu betapa hinanya asal muasal keadaan kita yang semula hanya setetes air mani, kemudian Alloh merubah bentuk air mani sampai pada akhirnya Alloh merubahnya lagi menjadi manusia yakni mahluk yang paling sempurna.
Perubahan bentuk menjadi manusia tentu menjadikannya banyak misteri, menyelimuti rahasia yang patut untuk dikaji agar kita menemukan beragam makna dan nilai sebagai filosofi kehidupan di dalamnya. Namun kenyataannya, sebagian besar orang awam memandang hidup ini seperti dalam ruangan yang gelap gulita, tanpa ia dapat melihat sesuatu apapun dengan jelas.
Hanya saja perasangka mereka menjawab apa yang dapat diraba dari kegelapan itu. Keadaan inilah yang terus membuat kita tetap berada dalam kebutan dan terus berada pada tataran bentuk atau simbol saja. Namun, berbeda kondisinya bagi mereka yang punya kepekaan, akan dapat melihat segala sesuatu dibalik simbol pada diri mereka sendiri dan di luar dirinya sehingga mereka dapat menghadiran beragam makna dan nilai sebagai filosofi dalam kehidupan mereka.
Selain itu, ada kecendrungan bagi mereka untuk merubah setiap bentuk yang ada, hanya agar dapat mengetahui apa dan bagaimana dari bentuk itu sendiri jika terjadi sesuatu perubahan atas bentuk tersebut.
Dari hal di atas, tentu perubahan itu hakikatnya adalah tak lain dapat bertambahnya ilmu pengetahun, bertambah jernihnya psikologi bathin dan berubahnya perilaku dalam hidup. Selain hal di atas, makna lain dari perubahan adalah dapat meningkatnya kesejahteraan ekonomi serta pekerjaan yang lebih layak bagi kita. Sehingga dengan demikian dapat memberi manfaat untuk dirinya dan juga dapat dinikmati oleh mahluk Alloh yang lain.
Sebagaimana penulis juga teringat akan seseorang sahabat di tanah Bali, beliau berpesan padaku, janganlah barpangku tangan pada keadaanmu saat ini, rubahlah gaya hidupmu dari sekedar menolong mengobati segelintir orang saja.
Namun bilamana kamu telah menjadi orang besar tentu kamu akan dapat menolong lebih banyak orang dengan satu kebijakanmu. Bukankah dalam agamamu orang yang paling baik itu adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain. Untuk itu, rubahlah keadaanmu menjadi lebih baik.
Dari hal di atas, firman Alloh SWT dalam QS. Ar-Ra’d memberikan penegasan kepada kita semua yang artinya: "Sesungguhnya Alloh tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Dari hal di atas, dapat kita cermati bahwa Alloh memberikan kita peluang untuk mengubah gaya hidup, mengubah garis nasib dengan meningkatkan kesejahteraan ekonomi, pekerjaan, spiritual yang lebih tinggi, kecerdasan aqal pikiran yang lebih luas dalam memandang hidup, serta psikologi bathin dalam menjalankan hidup.
Suatu perubahan yang bertujuan mengembalikan manusia kedalam fitrahnya dimana manusia seutuhnya berhak untuk bahagia, sejahtera dan damai. Hanya saja, banyak orang yang kebingungan saat hendak memulainya. Sehingga hal tersebut sering menjadi pertanyaan kita. Darimana kita harus memulai perubahan itu..?
Meski kita hidup pada zaman modern seperti ini, tak menjamin kita bisa melakukan banyak hal. Pikiran kita seringkali belunder pada masalah apa yang harus dikerjakan, darimana saya harus mulainya.
Masalah beban perasaan dan pikiran untuk menggapai impian, cita-cita dan harapan juga menuntut jalan mana yang harus kita pilih, dan harus diakui bahwa ada banyak alasan yang melatar belakangi keinginan tersebut.
Sebagian orang beralasan, kurang modal yang menjadikan mereka sampai sekarang masih belum menjalankannya yang sebenarnya sudah sejak lama direncanakan. Modal utama sebenarnya bukanlah uang, melainkan kemampuan dari sisi internal dalam diri.
Kemampuan disini merujuk kepada ide atau gagasan yang terukur secara ilmiah berdasarkan kemampuan, psikologi bathin dalam menerima suasana untung dan rugi. Ide setiap orang berbeda-beda, ada yang langsung ingin memiliki sebuah usaha besar, rumah mewah atau ada juga yang ingin usaha kecil-kecilan terlebih dahulu.
Namun baiknya diawali dengan sesuatu yang sederhana yang dapat kita takar dengan kemampuan akal logika, materi dan lainnya. Karena dengan hal tersebut menjadi jembatan kita melangkah ke sesuatu yang lebih besar. Tanpa semacam itu kita tidak mungkin dapat menempuh impian, cita-cita, dan harapan.
OLEH: AHYAR ROSYIDI (Tenaga Pengajar STIT NU Lombok Timur)
"Jadikan doamu seperti halnya suasana kalian sedang berpacaran"
Dari semenjak kecil kita telah berdoa, namun dari keseluruhan doa kita hanya sebagian kecil saja yang dapat kita lihat dan nikmati hasilnya di dunia ini. Doa yang kita panjatkan tahun lalu bahkan dari 10 tahun yang lalu belum terasa sampai saat ini, keinginan kita yang menginginkan sesuatu seperti berziarah ketanah suci, punya tempat tinggal, pendidikan tinggi, punya sepeda motor, menikah dan lainnya, kadang kesemuanya itu tak dapat kita lihat hasilnya sampai datangnya masa tua.
Maka dengan demikian, selayaknya kita berdoa seperti yang telah diajarkan oleh guru-guru kita, yang didalamnya ada rentetan tata cara, adab dan puji-pijian kepada-Nya. Dengan pengenalan kita terhadap Alloh SWT yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang kepada hambanya kadang berangsur-angsur terkikis yang membuat kita pisimis dalam berdoa.
Namun, perlu kita garis bawahi bahwa Alloh itu juga Arsitektur terbaik, Dia pandai merancang , mendisain sesuatu untuk hambanya. Ketidaknampakan wujud sifat pemurahnya Tuhan lantaran kita sendiri yang tidak mempunyai kemampuan atas apa yang kita doakan dan bisa jadi hal tersebut juga tidak baik atau menimbulkan mudorat pada diri kita.
Bila kita umpamakan, Tuhan itu ibaratnya seperti orang tua kepada anaknya, bahkan lebih pemurah dan lebih sayang dari orang tua yang sayang pada anaknya. Kegelimangan harta yang dimiliki orang tua akan ditunjukkan melalui kecukupan dan kesesuaian dari kebutuhan anaknya. Orang tua yang bijak tak akan memberikan sesuatu kepada anaknya bila sesuatu itu diluar kemampuannya, mungkinkah orang tua itu akan memberikan anaknya yang masih balita sebuah mobil mewah meski punya uang tereliunan..? Begitu pula dengan Alloh SWT.
Kemampuan disini merujuk kepada usaha manusia untuk mewujudkan doanya. Kata kunci "Kemampuan".
Kemampuan dasar yang dimiliki manusia pada umumnya adalah akal pikiran atau logika yang didalamnya membentuh halusinasi atau daya hayali dan imajinasi, maka gabungan dari kedua ini akan menimbulkan daya cipta pada diri kita yang mendorong munculnya iman atau percaya pada sesuatu yang kita konstruksikan di alam pikiran bawah sadar kita. Barulah di sini fungsi akal mengamiinkan sehingga sesuatu itu bisa berwujud abstrak.
Untuk itu, doa yang dipanjatkan haruslah jelas tersirat dalam hati sanubari kita dan jelas nampak dalam bayangan halusinasi dan imajinasi kita yang terukur secara ilmiah. Sebagian besar manusia dikala berdoa tentang suatu kadang tidak tampak jelas apa yang ia konstruksikan dalam alam pikirannya.
Kemampuan kita dalam merepleksikan doa juga tergantung dari kemampuan kita membangun konstruksi dialam pikiran dan tercermin sebagai tingkah laku sehari hari. Oleh karena itu pentingnya kita memahami arti bacaan doa yang kita lantuntan.
Dalam hal ini, penulis ingin coba menguji kita pembaca..!, yang terbiasa mengais rezeki (uang) Rp. 100 ribu per hari kemudian bayangin uang Rp10 juta itu dalam alam pikiran kita. Pikirkan kemana kalian akan melangkah, lewat siapa rezeki itu Alloh titipkan? Apa nilai jual yang akan kalian tawarkan kepada mereka hingga dalam alam pikiran kalian terlihat jelas uang 10 juta tersebut?
Kemampuan kita kadang terbatas untuk memikirkan itu. Oleh sebab itu, jika dalam alam pikiran saja kita tidak punya kemampuan apalagi di dunia nyata kita pasti tidak mampu, karena gerak kita dipengaruhi oleh alam pikiran kita sendiri atau bahasa barunya nasibmu bergantung pada perilakumu.
Dalam pembahasan kali ini, akan kita coba membahas sisi lain dari tata cara kita dalam berdoa. Bagi para ahli makrifat doa mempunyai beberapa tingkatan. Pertama, doa yang diungkapkan dengan lisan. Kedua, doa yang diungkapkan dengan bahasa batin atau kalbu.
Sebagaimana kalangan ahli makrifat, sikap batin seperti ini justru merupakan sebuah ungkapan paling sejati di hadapan Tuhan. Bahkan, kondisi doa seperti ini dianggap lebih baik dan lebih kuat karena doa yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa keadaan. Atau kedalaman rasa diserupakan dengan 'Suara Tuhan'.
“Rasa” yang menyatakan keadaan diri kita di saat berdoa yang dibawa dalam kesehari-harian kita. Peranan 'rasa' yang amat penting menjadi tolak ukur sejauh mana keinginan dari seseorang untuk meraihnya. Dalam berdoa rasa tidak hanya dilakukan disaat berdoa namun tetap di bawa dalam kehidupan kita sehari-hari seperti halnya kita mencintai seorang gadis atau pemuda.
Umumnya mereka merasakan dan menghayati kekasihnya pada setiap saat. Bila kita bawa suasana hati seperti keadaan ini, maka akan tumbuh mental dan berani berkorban. Pernahkah kita merenungkan sejenak, berapa banyak orang ingin menginjakkan kakinya di tanah suci Makkah Almukarromah. Namun tak banyak orang yang bernasip baik untuk pergi kesana.
Apa yang keliru pada diri kita..? tak lain adalah 'rasa' itu sendiri, niat dan keinginan seringkai hanya tersirat dikala kita hendak mengantar jamaah haji. Selepas itu, perasaan itupun hilang dan datang setahun kemudian pada musim haji yang akan datang.
Pernahkah kita pingin sepeda motor, namun tak berani datang ke deler lantaran tak cukup uang untuk membeli nya...? Cobalah datang meski hanya untuk melihatnya saja, dengan melihatnya akan memicu rasa cinta yang lebih besar untuk memilikinya.
Kekuatan, kehebatan dan 'kesaktian' dari rasa itu seharusnya tercermin seperti dikala kita sedang mencintai seorang gadis, tak sekali tapi berulang kali kita membayangkan wajahnya dalam sehari semalam.
Semakin besar perasaan kita, maka semakin besar pula keberanian dan pengorbanan kita untuk meraihnya. Perasaan dengan rasa rindu yang besar pula membuat kita berani datang malam-malam ke rumah seorang gadis meski harus lewat kubur. Inilah makna kekuatan rasa yakni mempertemukan kita dengan sesuatu yang kita bayangkan.
Nah, bagaimana kalau 'rasa' itu kita hadirkan dalam nuansa yang lain seperti keinginan kita memberikan pendidikan tinggi pada anak, menginjakkan kaki di tanah suci dan lainnya. Wallahu'alam. Selamat mencoba..!!!
okenews.net l selalu oke di hati