www.okenews.net: Pariwisata&Budaya
Tampilkan postingan dengan label Pariwisata&Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pariwisata&Budaya. Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 Desember 2021

Jelang Nataru, Prokes di Objek Wisata Diperketat

Okenews.net - Meski belum ada kejelasan terkait akan dibuka atau ditutupnya destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lombok Tengah, namun pemerintah daerah sejak dini menyampaikan semua objek wisata harus diperketat menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).


Wakil Bupati Lombok Tengah Dr. HM Nursiah belum bisa memastikan destinasi wisata akan dibuka atau ditutup total jelang Nataru. Mengingat, di satu sisi, pemerintah pusat akan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3. Sementara kondisi daerah Lombok Tengah sendiri saat ini level 1.


"Intinya objek wisata akan kita perketat protokol kesehatan (Prokes) jika nanti dibuka. Namun ini masih belum pasti. Kami bersama Tim Satgas Covid-19 akan rapat dulu," terang mantan Sekda Lombok Tengah itu, Rabu (01/12/2021).


Ditegaskan Nursiah, jika pemerintah pusat mengarahkan semua daerah menerapkan PPKM level 3 secara serentak, maka pihaknya memastikan untuk ikut pemerintah pusat.


"Kita tetap mengikuti keputusan pemerintah pusat. Meski kita saat ini berada pada zona hijau penyebaran covid-19," kata dia.


Senada dengan apa yang disampaikan Wakil Bupati, Kapolres Lombok Tengah AKBP Hery Indra Cahyono, juga belum bisa memastikan apakah objek wisata akan dibuka atau ditutup jelang Nataru. Pihaknya masih menunggu instruksi kebijakan pemerintah pusat.


"Untuk objek wisata nanti kita sesuaikan. Kita ini bagian dari NKRI yang harus taat terhadap peraturan pemerintah pusat. Apa yang menjadi aturan pemerintah pusat maka pemerintah daerah berkewajiban mengikuti demi menyelamatkan masyarakat. Terlebih saat ini sudah masuk varian baru virus omicron dan itu harus kita waspadai," imbuh Kapolres.

Senin, 29 November 2021

Poltekpar Lombok Lakukan Pelatihan di Lima Desa Wisata NTB

Okenews.net - Poltekpar Lombok hadir di beberapa desa wisata dalam rangka implementasi tridharma perguruan tinggi sebagai tugas utama lembaga pendidikan. Beberapa pelatihan yang diberikan dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya manusia khususnya sektor pariwisata.


"Di antaranya pelatihan merancang paket wisata, pengolahan makanan dan minuman berbahan lokal, penyiapan kamar tamu dan pelatihan pemahaman masyarakat terhadap pariwisata halal dan berkelanjutan," jelas Direktur Poltekpar Lombok Herry Rachmat Widjaja, M.M.Par, Senin (29/11/2021)


Kata Herry, pelatihan yang diberikan tidak hanya pelatihan yang sifatnya sekali tetapi pelatihan yang akan dipantau dan dievaluasi sejauh mana pelatihan yang telah diberikan dapat diimplementasikan oleh masyarakat. Pelaksanaan kegiatan yang berlangsung sejak Oktober sampai dengan November 2021 di lima desa wisata di NTB. 


Hal ini merupakan bagian dari implementasi kerja sama antara Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Pariwisata NTB dengan Poltekpar Lombok.  Adapun desa wisata yang dimaksud adalah Desa Wisata Tete Batu, Desa Wisata Senaru, desa Wisata Sesaot, desa Wisata Bonjeruk serta Desa Wisata Batu Dulang Sumbawa.


Pola pengabdian yang dilakukan  pada tahun ini adalah dengan melibatkan empat  program studi yaitu Program Studi Pengaturan Perjalanan, Program Studi Tata Hidang, Program Studi Seni Kuliner dan Program Studi Divisi Kamar. 


Masing-masing program studi mengirimkan dosen dan instruktur sebagai narasumber dan praktek secara langsung untuk meningkatkan skill dan pengetahuan para pengelola desa wisata.


"Bahwa Poltekpar Lombok akan terus mendukung Pemerintah Provinsi NTB dalam upaya mengembangkan kapasitas SDM," kata Herry. Tidak hanya pada pengelola desa wisata, namun pada kesempatan yang lain juga Poltekapar Lombok mendukung perhelatan WSBK dan MotoGP.


Bentuknya dengan telah memberikan pelatihan hospitality kepada 160 orang pengelola Sarana Hunian Pariwisata di kawasan Mandalika serta pemberian pelatihan pengembangan SDM bagi para driver yang merupakan bentuk dukungan kepada Dinas Perhubungan NTB.


"Kami siap berkomitmen mendukung pengembangan SDM di NTB. Kemudian terus mewujudkan dan meningkatkan kolaborasi antara Poltekpar Lombok dengan pihak-pihak terkait," kata Herry.


Sementara itu, Kadispar Provinsi NTB Yusron Hadi di Desa Wisata Bonjeruk mengatakan, kolaborasi antar stakeholder dalam pengembangan desa wisata sangat penting. "Dan Dispar NTB saat ini juga memberikan perhatian khusus bagi desa wisata," kata Yusron.


Pada kesempatan yang sama Kepala Disbudpar Loteng H Lendek Jayadi mengatakan, kebijakan pariwisata Loteng yaitu, bagaimana mengembangkan desa wisata sehingga menjadi pilihan berwisata bagi wisatawan. "Ini sebagai salah satu destinasi pilihan setelah Mandalika dengan sirkuitnya," kata Lendek.

Jumat, 19 November 2021

WSBK Diharap Pulihkan Pariwisata, Kemenkominfo Pastikan Jaringan Internet Lancar

Okenews.net - Ajang balap bergengsi World Superbike (WSBK) di Mandalika International Street Circuit, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi dibuka Jumat 19 November 2021.


Mandalika International Street Circuit menjadi tuan rumah menjadi magnet luar biasa bagi Indonesia. Terutama memulihakan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah pandemi Covid-19. 


Diketahui kawasan Mandalika masuk 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) menjadi salah satu program prioritas pemerintah  pada 2021. 


Presiden menetapkan Mandalika sebagai tuan rumah dalam berbagai penyelenggaraan event internasional, di antaranya World SuperBike (WSBK) 2021, MotoGP 2022, dan L’Etape Indonesia by Tour de France (2022).


Untuk mendukung itu, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) ikut serta mendorong penguatan ekonomi 

bersama di destinasi pariwisata Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika untuk warga setempat. 


“Destinasi pariwisata Mandalika yang telah ditetapkan menjadi program strategis nasional dapat menumbuhkan ekonomi kreatif warga lokal,” kata 

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong.


Program tersebut diharapkan dapat membantu pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menjadi lokomotif dalam menciptakan lapangan pekerjaan, terutama untuk sektor yang banyak menyerap dan menggerakkan ekonomi. 


Usman Kansong juga menjelaskan, Kemenkominfo sangat mendukung pelaksanaan WSBK dan berupaya memastikan jaringan internet yang lancar dengan menyiapkan  infrastruktur komunikasi yang memadai untuk kenyamanan acara ini.

Kamis, 18 November 2021

Keren...! TWA Gunung Tunak Masuk Cagar Biosfer Dunia

Okenews.net - Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tunak Desa Mertak, Kecamatan Pujut Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat masuk sebagai salah satu cagar biosfer dunia. 


Kawasan dengan luas 1.297,2 Ha tersebut menjadi salah satu lokasi kunjungan lapangan (field trip) para peserta kegiatan South East Asia Biosfer Reserve Network (SeaBRnet) 13th Meeting atau pertemuan tahunan dari Jaringan Cagar Biosfer Asia Tenggara ke-13.


Konferensi Internasional yang digelar di Lombok yang pelaksanaannya selama tiga hari, mulai pada Senin 15 November 2021 lalu hingga hari ini Rabu, 17 November ini, diikuti oleh puluhan peserta SeaBRnet dari berbagai negara dan daerah.


Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB, Joko Iswanto di hadapan peserta konferensi SeaBRnet ke-13 mengutarakan kebanggaannya dikunjungi para peserta konferensi yang juga sebagai pengelola serta penanggung jawab dari cagar biosfer di Indonesia. 


Di Indonesia saat ini terdapat 19 Cagar Biosfer, 2 diantaranya ada di provinsi NTB. Cagar Biosfer Rinjani Lombok dan Cagar Biosfer Saleh Moyo Tambora. Sedangkan yang masuk ke dalam Cagar Biosfer Saleh Moyo Tambora ialah TWAL Pulau Moyo, Taman Buru Pulau Moyo dan TWA Pulau Satonda.


Untuk TWA Gunung Tunak sendiri lanjutnya, merupakan core area dari Cagar Biosfer Rinjani Lombok dan merupakan salah satu dari 18 Kawasan konservasi BKSDA NTB.  11 dari 18 kawasan konservasi yang dikelola BKSDA NTB berstatus taman wisata alam.


“Di sini, praktek pemanfaatan jasa ekosistem dan pemberdayaan masyarakat di TWA Gunung Tunak, sudah berjalan bapak ibu. Pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam berupa pemberian Izin Usaha Sarana Pariwisata Alam, sebanyak 4 izin kita keluarkan dan untuk Izin Usaha Jasa Wisata Alam ada 2 izin,” jelasnya.


Joko melanjutkan, di TWA Gunung Tunak ini pihaknya menerapkan Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism-CBT) yang mulai dirintis sejak 2013 lalu. Di dalamnya ada 3 misi utama yakni meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan jumlah kunjungan dan juga meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak BNBP.


Tidak sampai disitu, program kemitraan ini juga berlanjut pada awal 2015 dengan menjalin kerja sama Government to Government dalam hal ini Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan (KLHK) dengan Pemerintah Korea Selatan melalui Korea Forest Service.


“Untuk diketahui juga ibu bapak, terdapat 3 ruang lingkup program kami di TWA Gunung Tunak dalam upaya mewujudkan pengembangan ekowisata. Diantaranya, menyusun Master Plan wisata TWA Gunung Tunak, mengembangkan kapasitas SDM dan pembangunan sarana prasarana wisata alam,” terangnya.


Ia juga menyampaikan, untuk penyusunan master plan dilakukan pada 2014. Sedangkan pengembangan SDM masyarakat, petugas, serta stakeholder dimulai sejak 2015. Kemudian pembangunan sarana wisata alamnya dilakukan pada 2016. 


Sedangkan untuk Kelompok Masyarakat Tunak Besopoq dibentuk pada 2015 sebagai representasi seluruh elemen masyarakat di Desa Mertak dengan jumlah anggota sebanyak 30 orang dan saat ini jumlahnya sudah mencapai 95 orang.


“Pelatihan, pendidikan, training dan magang serta pendampingan menjadi kunci keberhasilan kami dalam pengembangan wisata alam di TWA Gunung Tunak," ujarnya. 


Setidaknya, ada 20 kali pelatihan, 3 kali studi banding, 5 kali pengiriman magang dan juga pendampingan setiap 2 kali dalam seminggu telah dilakukan sejak 2015 hingga sekarang. "Dan sebanyak 312 masyarakat, pegawai pemerintah daerah, UPT dan pegawai pusat telah ditraining dengan adanya kerja sama ini,” sambungnya.


Lebih jauh Joko bercerita, bahwa melalui program pengembangan wisata alam berbasis masyarakat, Korea Indonesia Forestry Cooperation Center (KIFC) membantu mewujudkan role model BKSDA NTB. 


Ketiga indikator utama ini, dari 2018 sampai 2021 mengalami pertumbuhan yang pesat, meskipun pada 2018 Pulau Lombok diguncang gempa dan pada awal Maret 2020 lalu kawasan ditutup karena Pandemi Covid-19.


Peningkatan pendapatan masyarakat dari jasa lingkungan wisata alam yang dikelola masyarakat mencapai Rp. 500 juta per tahun dari start nol rupiah. Selain itu, multiplayer effect dari keberadaan kawasan konservasi yang menjadi bagian Cagar Biosfer Rinjani Lombok ini, juga dirasakan oleh masyarakat. 


Keberadaan guest house dan restaurant yang dikelola oleh masyarakat, mendukung akomodasi event-event yang diadakan di wilayah KEK Mandalika. Selain pengembangan SDM, bantuan usaha ekonomi kreatif juga diberikan kepada kelompok masyarakat untuk mendukung peningkatan usaha wisata alam. 


Produk wisata alam yang dikembangkan kelompok masyarakat yang merupakan wujud pemanfaatan jasa ekosistem adalah forest healing, jungle tracking, cliff jumping, camping,  rock fishing trip, bird watching dan lainnya. 


Sedangkan dari luasan 1.297,2 Ha lahan TWA, setidaknya terdapat 7 pantai yang populer dikunjungi pengunjung. Diantaranya, ada Pantai Sari Goang, Bila Sayak, Teluk Ujung, Terasak, Batu Jangak, Pudal dan Pantai Sari Surak.


“Sebagai kawasan penyangga KEK Mandalika yang di dalamnya ada Sirkuit Mandalika, kami juga siapkan diri untuk bisa Go Internasional, tentu dengan melakukan perbaikan-perbaikan secara bertahap,” katanya.


Demikian juga disampaikan Direktur KIFC Danu Kusuma, bahwa sebagai mitra dalam pengembangan TWA Gunung Tunak, pihaknya juga sangat berterimakasih kepada pada pelaksana kegiatan konferensi tahunan SeaBRnet di Lombok yang telah memilih TWA Gunung Tunak sebagai salah satu lokasi kunjungan lapangan bersama dengan 2 lokasi lainnya di Taman Nasional Rinjani Lombok.


Selanjutnya, sesuai dengan tema SeaBRnet tahun ini yakni “Jasa Ekosistem dan Pemberdayaan Masyarakat Menuju Pengelolaan Cagar Biosfer Berkelanjutan,” TWA Gunung Tunak sebagai bagian dari Cagar Biosfer Rinjani Lombok, merupakan model nasional dalam pengembangan berkelanjutan kawasan hutan berbasis masyarakat. Khususnya dalam ekowisata.


Pengembangan ekowisata TWA Gunung Tunak sendiri merupakan proyek kerjasama bilateral antara Pemerintah Republik Korea dan Republik Indonesia di bidang pengembangan ekowisata yang difasilitasi oleh KIFC. Ekowisata Tunak mulai dikembangkan sejak tahun 2015 hingga akhirnya diresmikan pada Maret 2018 lalu.


Pemerintah Korea melalui KIFC,  memberikan dukungan dalam pembangunan sarana dan prasarana ekowisata seperti, guest houses, visitor center, restaurant, multipurpose building, dan butterfly learning center, serta dukungan dalam peningkatan SDM lokal melalui capacity building dan comparative study ekowisata ke Korea.


Dalam pelaksanaannya, kata Uus sapaan akrabnya, TWA Gunung Tunak dibina dan disupervisi langsung oleh KLHK melalui BKSDA NTB. Sehingga saat ini, TWA Tunak bisa menjadi model nasional dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat yang ada di Indonesia.


“Kami juga sampaikan bahwa KIFC sendiri merupakan organisasi yang dibentuk oleh KLHK dan Korea Forest Service (KFS) dengan tugas utama untuk memperkuat dan memfasilitasi Kerjasama kehutanan antara kedua negara,” terangnya.


Selain Tunak lanjutnya, pihaknya juga memfasilitasi proyek kerjasama lainnya. Seperti REDD+, forest fire monitoring system, restorasi lahan gambut, pembangunan nursery center, serta ekowisata lainnya di Korean Gallery di TNGGP dan Sentul Eco Edu Toursim Forest (SEETF) di Sentul Bogor.


Keberhasilan ekowisata di Tunak merupakan wujud nyata dari komitmen Pemerintah Korea dan Indonesia dalam pembangunan dan pemanfaatan hutan berkelanjutan dengan selalu melibatkan masyarakat sebagai pelaku utamanya. 


Kedepannya, Pemerintah Korea melalui KIFC akan mengembangkan forest healing, program yang diadopsi dari kehutanan Korea untuk diterapkan di hutan konservasi Indonesia, tepatnya di TWA Tunak dan TNGGP Jawa Barat.


Demikian juga di Tunak, walaupun kerjasamanya resmi berakhir pada 2018 lalu, pihaknya tetap akan membantu, terutama untuk pengembangan Forest Healing. Termasuk juga untuk pengembangan paket wisata lainnya.


“Di Korea itu terkenal dengan program wisata Forest Healing-nya, itu yang kita mau programkan di Tunak ke depannya,” tutup Uus.


Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Loteng, H Lendek Jayadi juga menyampaikan, bahwa NTB ini memiliki banyak TWA yang indah dan potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata seperti TWA Gunung Tunak ini. 


Mulai dari ujung timur, barat hingga selatannya di kaki Gunung Rinjani. Secara perlahan, potensi itu akan mampu berkembang dengan kerjasama yang baik dengan masyarakat.


Lendek pun mengajak masyarakat menjaga SDA yang dimiliki untuk generasi masa yang akan datang. Sebab, menurutnya dunia wisata ini menjadi salah satu kekayaan alam yang bisa menjadi alat pemersatu bangsa. Tentu, dengan memperkuat kearifan lokal, budaya, adat istiadat dan melibatkan masyarakat dalam pengembangannya.


“Apa yang kita miliki ini, ayo kita jaga bersama dan saya yakin TWA Gunung Tunak akan menjadi destinasi wisata andalan Lombok Tengah ke depan. Terimakasih BKSDA NTB, mas Uus dari KIFC yang telah membantu kami pemerintah Indonesia dan daerah untuk mempermak TWA Gunung Tunak menjadi seperti ini,” ucapnya.


“Terimakasih juga kepada para peserta konferensi SeaBRnet ke-13, semoga pertemuan ini bisa menjadi momen silaturrahmi dan bertukar ide dan gagasan dalam upaya mengembangkan cagar biosfer di Indonesia,” pungkasnya.

Selasa, 02 November 2021

Dukung Wisata, Wagub NTB Terima Kunjungan Delegasi Swiss

Okenews.net — Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah  menyambut baik kedatangan Delegasi Swiss di NTB. Kedatangan para delegasi Swiss di NTB dalam rangka mendukung langsung pengembangan dan pembangunan di berbagai sektor, seperti di bidang Pariwisata dan pendidikan. 


“Kami sangat merasa terhormat dan berterimakasih atas kunjungan kehormatan ini, harapannya, semoga kedepannya hubungan Pemerintah Provinsi NTB dan Switzerland akan menjadi semakin erat”, ungkap Ummi menyambut, Selasa (2/11/2821) bertempat di ruang kerjanya. 


Rombongan Delegasi Swiss yang dipimpin langsung oleh Duta Besar Switzerland untuk Indonesia H.E Kurt Kunz, mengungkapkan kunjungan yang dilakukan ke Lombok, NTB bukan hanya sebagai simbol persahabatan, tetapi juga sebagai pondasi untuk melanjutkan Kerjasama di masa depan.


_“This visit is expected to be the foundation for future cooperation between NTB and Switzerland”,_ ungkapnya.


Lebih lanjut, Kunz mengatakan bahwa negaranya sangat menaruh perhatian pada prioritas pembangunan dan perdagangan di NTB. Terlebih lagi, dalam sektor pariwisata, dimana Swiss telah menjadi mitra kerjasama Indonesia sejak tahun 2009.


_“Switzerland has been Indonesia's partner in tourism since 2009, and I’d like to appreciate and congratulate the NTB Provincial Government for completing an integrated tourism master plan that creates a resilient, integrated and sustainable tourism ecosystem”_, jelasnya.


Dalam rangka proyek Sustainable Tourism Education Development (STED), Swiss bekerjasama dengan Politeknik Pariwisata Lombok di bawah Kemenparekraf untuk mendukung penguatan kapasitas manajemen dan guru, pengembangan kurikulum serta hubungan ke industri dan perusahaan. 


Kunjungan tersebut diakhiri dengan harapan bahwa Pemerintah Indonesia, khususnya Provinsi NTB dan Switzerland akan terus mempertahankan hubungan kerjasamanya, terutama dalam mengembangkan dan mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan.


Dalam kesempatan tersebut Wagub turut didampingi Sekda, Kadispar dan Kadis PTMPTSP Provinsi NTB. 

Selasa, 26 Oktober 2021

Career Expo 2021, Poltekpar Lombok Gandeng 37 Perusahaan

Okenews.net | Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok menggelar career expo pertama kalianya dan terbesar. Career Expo 2021 belangsung selama dua hari, dari Senin dan Selasa, 25-26 Oktober 2021. Tema yang diangkat bridging your future.


"Hal ini sebagai upaya untuk menjembatani para alumni Poltekpar Lombok dan masyarakat yang ingin berkarir di dunia pariwisata," kata Direktur Poltekpar Lombok Herry Rachmat Widjaja, Selasa (26/10/2021).


Career Expo 2021 ini menggabungkan antara industri, perguruan tinggi dan wirausaha serta di dukung oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Tengah.  


Industri ini berfokus untuk melakukan proses rekruitmen tenaga kerja, perguruan tinggi sebagai konsultasi pendidikan dan wirausaha (incubator bisnis).


"Untuk membantu mahasiswa dan alumni berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja," kata Herry.


Career Expo 2021 ini menghadirkan 37 tenant yang terdiri dari industri bidang pariwisata (perhotelan dan perjalanan) sebanyak 22 industri dengan menyediakan lapangan kerja sebanyak 2.268 baik di Lombok maupun di Luar Negeri, empat perguruan tinggi dan tujuh inkubator bisnis.


"Kegiatan yang berlangsung Senin,25 oktober 2021 berjalan dengan lancar dengan total kunjungan 604 orang. Dan di targetkan untuk hari kedua selasa, 26 oktober 2021 sebesar 412 orang," kata Herry.

Sabtu, 23 Oktober 2021

Bonjeruk Masuk 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia

Okenews.net | Kerja keras Pokdarwis Bonjeruk Kecamatan Jonggat menjadikan Desa Bonjeruk menjadi desa wisata berbuah manis. Desa yang terkenal dengan budaya dan sejarahnya itu masuk dalam 50 desa penerima anugerah Desa Wisata Indonesia.


Ketua Pokdarwis Desa Bonjeruk Usman mengatakan, potensi sumber daya alam di Desa Bonjeruk cukup banyak. Tidak hanya panorama alam dengan hamparan persawahan yang memukau, namun desa ini memiliki sejarah peradaban yang hingga saat ini masih dikenang.


"Sebut saja Gdeng Blek yang berada di pusat pemerintahan Desa Bonjeruk. Rumah Besar (Gdeng Blek) dibangun tahun 1933 saat bupati pertama Kabupaten Lombok Tengah Lalu Srinata masih menjadi kepala Distrik (pusat pemerintahan kecamatan)," kata Usman. 


Rumah tersebut selain digunakan sebagai pusat pemerintahan namun juga sebagai tempat tinggal kepala distrik waktu itu. Hingga saat ini bangunan tersebut masih kokoh berdiri meskipun nilai sejarahnya mulai luntur seiring dengan adanya pemugaran. "Memang ada pemugaran, namun beberapa ruang masih utuh," ungkapnya.


Selain itu, Pokdarwis Bonjeruk juga menawarkan berbagai destinasi wisata dan kuliner seperti geo wisata, wisata alam persawahan, kuliner, pasar bambu dan jajanan tradisional yang membuat lidah anda dimanjakan.


Bonjeruk sendiri ditetapkan menjadi desa wisata sejak tahun 2018. Sejak itu Usman dan kawan kawannya mulai berbenah. Potensi alam yang sekiranya dapat dijual ke wisatawan dicoba dan dikembangkan dan alhasil tidak sedikit dari potensi itu menjadi pilihan menarik untuk wisatawan dan keluarga. Sebut saja Pasar Bambu. Pasar Bambu sendiri mulai dikenal khalayak ramai sejak dua tahun lalu. 


Disebut Pasar Bambu karena didirikan di antara rumpun bambu. Namun jangan salah, bukan sayur mayur ataupun bahan kelontongan serta sembako yang ditawarkan di tempat ini melainkan kuliner dengan sajian makanan khas ala Bonjeruk yakni  kuliner Ayam Merangkat, sayur bening, sambal trasi dan jajanan tradisional seperti Jaje Tujak, Jaje Erot dengan hidangan Tuak Manis sebagai pelengkap kuliner. 


"Zaman dahulu Ayam Merangkat biasa disajikan saat melaksanakan adat perkawinan atau acara adat istiadat dan seni budaya, namun sekarang sudah menjadi bagian pelengkap dari menu kuliner yang ada di Desa Bonjeruk," ucap Usman.


Usman mengakui dukungan pemerintah daerah dan pemerintah desa cukup besar. Berkat dukungan itu Desa Bonjeruk kini sudah dikenal sebagai desa wisata. 


"Terima kasih atas dukungan pak Kades dan pak Bupati sehingga desa kami sudah mulai dikenal tidak hanya di dalam negeri tetapi juga mancanegara," tutupnya.

Jumat, 15 Oktober 2021

Gala Dinner HK EC 2021, Awal Gairah Pariwisata

Okenews | Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah memuji persiapan kegiatan HK Endurance Challenge (EC) 2021 yang akan digelar pada tanggal 17 mendatang. Menurut Gubernur NTB, kegiatan ini adalah langkah awal untuk menggairahkan pariwisata dan ekonomi di NTB, khususnya menjelang perhelatan-perhelatan internasional lainnya seperti MotoGP dan World Superbike. 


"Welcome Dinner yang luar biasa di Hotel Tugu KLU,  100 peserta dari 18 Negara. Mudah-mudahan ini langkah awal untuk menggairahkan pariwisata dan ekonomi kita" puji Bang Zul sapaan akrabnya saat mengikuti Gala Dinner HK Endurance Challenge 2021, yang diselenggarakan oleh Hutama Karya di Hotel Tugu, Kabupaten Lombok Utara, Jum'at (15/10).



Hadir didampingi Bupati Lombok Utara, Gubernur NTB mendoakan agar atlet dari NTB juga bisa bersaing dan menang di ajang bergengsi ini.

"Kita doakan agar atlet dari NTB bisa menang di International Event ini !!" doa Doktor Ekonomi Industri tersebut. 


Beberapa hari sebelumnya Gubernur NTB juga telah meminta panitia agar kegiatan HK Challenge 2021 yang akan diselenggarakan melibatkan "Entram", alat rapid test antigen buatan NTB. 


HK Endurance Challenge 2021 sendiri merupakan ajang lomba Triathlon dengan berenang dari Gili Air ke Sire sejauh 2 Km. Selanjutnya bersepeda dari Pantai Sire Lombok Utara ke Pantai Mandalika Lombok Tengah sejauh 100 Km dan di akhiri dengan lari di Kawasan Mandalika sejauh 21 Km. Total keseluruhan sejauh 123 Km.

Rabu, 06 Oktober 2021

Poltekpar Lombok Bekali Pengelola Homestay Desa Wisata Tete Batu Pelatihan SDM

Okenews - Poltekpar Lombok memberikan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap pengelola Desa Wisata Tetebatu Lombok Timur yang saat ini sedang mengikuti lomba desa wisata kelas dunia, selama dua hari mulai 3 Oktober 2021. 



Pelatihan dilaksanakan melalui Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. “Tema yang kami angkat yaitu peningkatan kualitas SDM bagi pengelola Homestay di Desa Wisata Tetebatu," kata Direktur Poltekpar Lombok Herry Rachmat Widjaja, M.M.Par, Rabu (06/10/2021).


Herry,  menyampaikan Poltekpar Lombok sebagai institusi Pendidikan Vokasi di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki kewajiban melaksanakan fungsi tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.


Program pengabdian merupakan program rutin yang laksanakan oleh dosen-dosen Poltekpar Lombok. Saat ini program pengabdian yang dilakukan di Desa Wisata Tetebatu sebagai bentuk dukungan Poltekpar Lombok dalam pengembangan kualitas SDM khususnya bagi pengelola homestay.


Sementara itu, Kadispar Provinsi NTB Yusron Hadi mengatakan bahwa, Pemerintah Provinsi NTB siap untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan beberapa stakeholder dalam pengembangan pariwisata khususnya desa wisata di NTB salah satunya dengan Poltekpar Lombok. 


"Apalagi saat ini kita ketahui bahwa Desa Wisata Tete Batu sedang mengikuti perlombaan yang diselenggarakan oleh UNWTO (United Nation World Tourism Organization)," kata Yusron.


Dia berharap dengan adanya pelatihan SDM seperti ini mampu meningkatkan kualitas SDM dan juga sebagai salah satu penilaian dari UNWTO. "Dan kita berharap Desa Wisata bisa keluar sebagai juara," kata Yusron.


Pengabdian masyarakat Poltekpar Lombok  digelar selama 2 hari dengan 5 materi praktik yaitu, Prosedur Penyiapan Kamar Homestay, Pengolahan Makananan dan Penerapan Hygiene Sanitasi Pada pengolahan Makananan, Efektivitas Pelayanan dan Penyajian Makanan, Penggunaan Bahasa Inggris Dasar Dalam Pelayanan Tamu Homestay dan Teknik Fotografi Dasar.


Peserta dalam kegiatan tersebut sebanyak 30 orang yang terdiri dari perwakilan tiga desa yaitu Desa Tetebatu, Desa Tetebatu Selatan dan Desa Kembang Kuning. Turut hadir Kadispar Provinsi NTB, Kadispar Lombok Timur dan juga Kepala Desa Tetebatu. 

Senin, 04 Oktober 2021

Desa Wisata Dibekali Pendampingan Teknologi Digital

Okenews - Bertempat di Dusun Wisata Sasak Ende Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Senin (04/10/2021), Kementerian Komunikasi dan Informatika khususnya Direktorat Ekonomi Digital menyelenggarakan Pendampingan Teknologi Digital Sektor Pariwisata di 2 Kawasan Prioritas Pariwisata Nasional. Salah satunya di kawasan Mandalika pada Bulan Oktober 2021 dengan menggandeng pengelola desa wisata setempat. 


Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika, I Nyoman Adhiarna mengatakan, pendampingan Teknologi Digital Sektor Pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya pengelola desa wisata dalam menghadapi era digital.


Melihat perilaku para wisatawan end to end tourism, terdapat tahapan Pre-Visit melalui discovery state yang artinya para wisatawan melakukan riset atau penggalian informasi terkait objek wisata apa yang cocok untuk mereka kunjungi sehingga diselenggarakan pendampingan teknologi digital pada berbagai desa wisata serta pembuatan konten virtual desa pada berbagai kawasan wisata prioritas.


Dijelaskan, pengembangan konten virtual desa wisata perlu menjadi prioritas inisiatif digital pariwisata karena mampu menciptakan efek pemerataan ekonomi sesuai salah satu target dari Sustainable Development Goals (SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2030.


Desa merupakan destinasi yang menarik mengingat potensi ekonomi dan sosial yang mencakup banyak aspek, seperti kuliner, alam, sosial-budaya, dan sejarah sehingga perlu dipromosikan. 


"Konten wisata yang dikembangkan nantinya menjadi program promosi dalam bentuk travel jurnalisme yang nantinya akan diunggah melalui internet dalam bentuk konten video," paparnya.


Desa wisata, lanjutnya, merupakan pusat kegiatan ekonomi yang harus dikembangkan untuk membantu pertumbuhan ekonomi dan Lombok Tengah memiliki potensi yang banyak untuk dikembangkan dengan lebih baik. Dengan demikian diharapkan potensi desa wisata di Lombok Tengah ini dapat dikembangkan.


"Pendampingan ini kami lakukan secara langsung di desa wisata, tidak hanya menyampaikan materi tetapi juga melakukan pendampingan dengan membuat konten yang hasilnya dapat dipromosikan sehingga memberikan manfaat pada desa wisata tersebut," terangnya.


Ditekankan, pada pendampingan adopsi teknologi digital sektor pariwisata ini materi yang disampaikan lebih kepada pemanfaatan teknologi digital untuk pembuatan konten dan promosi desa wisata melalui media sosial dan pemanfaatan Search Engine Optimization (SEO) untuk menaikan potensi konten dikunjungi/ dilihat pengguna Internet, termasuk penggunaan perangkat pendukung fotografi seperti Drone dan kamera professional dalam proses pembuatan konten audio-visual.


"Kami harapkan materi yang disampaikan dapat bermanfaat dalam pengembangan desa wisata dalam mengenalkan desa wisata keseluruh dunia serta adanya berkelangsungan program mandiri dari pengelola desa wisata," ujarnya.


Adapun peserta yang dipilih untuk dapat mengikuti pogram ini adalah perwakilan pengelola desa wisata pada Kawasan Wisata Mandalika dan diprioritaskan kepada bagian promosi serta generasi milenial.


Pendampingan adopsi teknologi digital sektor pariwisata ini didukung oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah, Pengelola Desa Wisata Kopang Rembiga, dan Sasak Ende. Pemberi materi dan pendampingan oleh Vitria Ariani, M Ilham Fadhilah, Barry Kusuma, Irwan dan Reza Permadi yang dibagi ke dalam 4 workshop di Bulan Oktober 2021. 


Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lombok Tengah, H. Lendek Jayadi memaparkan, salah satu cara merawat NKRI adalah melalui pariwisata. Untuk itu, dalam memasarkan pariwisata tidak terlepas dari digitalisasi. 


"Terlebih saat ini kita masih dalam suasana pandemi Covid-19. Untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata maka kita harus melahirkan tranformasi baru melalui digitalisasi," jelasnya.


Mengapa perlu menyiapkan desa wisata, Lendek menjelaskan bahwa pada November 2021 mendatang event World Superbike akan berlangsung di Sirkuit Mandalika. Yang mana, event tersebut akan menghadirkan tamu sekitar 200 ribu. 


"Sedikitnya 20 persen dari jumlah tamu akan hadir ke sini. Belum lagi pada event MotoGP 2022 mendatang. Untuk itulah, mulai dari sekarang kita siapkan desa wisata sebagai tempat untuk menerima tamu," pungkasnya.

Kamis, 30 September 2021

Sintung Park Lombok Tengah Mulai Dikerjakan

Okenews - Pembangunan proyek dengan anggaran miliaran rupiah yakni Sintung Park yang ada di Desa Sintung, Kecamatan Pringgerata Lombok Tengah mulai dikerjakan.

H. Lendek Jayadi


Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah H. Lendek Jayadi mengatakan, proyek Sintung Park saat ini sedang dikerjakan dan akan tetap dipacu untuk diselesaikan sesuai dengan kontrak. 


"Kita kan mempunyai waktu 150 hari kerja dan kita akan tetap dorong agar segera selesai," ucap Lendek pada wartawan, Rabu (29/09/2021).


Ia menyebutkan, lahan yang digunakan untuk pembangunan fisik pada pembangunan Sintung Park ini tidak lebih dari 20 are. "Dan itu merupakan tanah pecatu desa," paparnya.


Anggaran proyek Sintung Park ini, lanjut Lendek, berasal dari Dana Alokasi Khusus ( DAK ) dan kontrak pengerjaanya akan berakhir pada tanggal 18 Desember 2021 mendatang dengan nilainya sekitar Rp 4 miliar.


Dijelaskan, pembangunan Sintung Park ini bukan semata-mata dibangun untuk pemerintah daerah ataupun dinas pariwisata akan tetapi ini untuk masyarakat. "Masyarakat Sintung harus bersyukur karena adanya proyek sintung Park ini," tutupnya.

Sabtu, 07 Agustus 2021

11 Negara Ikuti Geotourism Festival Geopark Rinjani

Okenews - Geopark Rinjani sukses menggelar event Geotourism Festival and International Conference untuk kali kedua. Pada tahun lalu, kegiatan full dilaksanakan secara online. Kali ini, kegiatan yang digelar pada tanggal 5-7 Agustus ini dilangsungkan secara hybrid. 



Peserta dari 11 Negara mengikuti kegiatan secara virtual, diantaranya adalah dari Prancis, Australia, Denmark, Inggris, Jepang, Tiongkok, Mesir, Taiwan, Malaysia, Hongkong dan Indonesia. Sedangkan peserta yang ada di Lombok hadir secara offline di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram Lokasi utama kegiatan ini berlangsung.


"Di tengah situasi pandemi, kami batasi peserta yang hadir secara offline di lokasi. Hanya 30 orang. Ini demi menjaga kesehatan kita semua," kata Ketua Panitia, Meliawati, Sabtu (07/08/2021). 


Seluruh Peserta dan panitia yang hadir secara offline pada acara pembukaan terlebih dahulu harus mengikuti test swab anti-gen yang dibantu pelaksanaannya oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTB.

 

Berkenan membuka acara ini adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno yang dilakukan secara virtual. Mewakili Pemerintah Provinsi NTB, hadir ibu Wakil Gubernur NTB Dr. Sitti Rohmi Djalilah secara online.


“Potensi alam yang ada di Kawasan Geopark Rinjani Lombok bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan masyarakat luas. Keindahan alam di Geopark Rinjani sekaligus merupakan tantangan buat kita semua untuk mampu menjaga kelestariannya," kata Rohmi.


Menurutnya, Rinjani adalah sumber air pulau Lombok, Rinjani adalah juga sumber kehidupan bagi masyarakat pulau Lombok. Menjaga Rinjani berarti juga menjaga hidup orang-orang di Pulau Lombok.


Sementara itu, Bang Sandi, sapaan akrab Bapak Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif, selain menyampaikan harapannya, beliau juga menyampaikan apresiasinya yang tinggi atas pelaksanaan acara ini.


Ia berharap dari kegiatan Geotourism Fest & International Conference 2021 ini dapat membantu memberikan banyak pelajaran baru dan mampu memberi pemahaman lebih jauh lagi tentang apa itu geowisata.


"Dan ini menjadi momentum untuk bekerja sama lebih erat lagi dengan semua stakeholder dan pentahelix untuk mampu meningkatkan kualitas produk-produk geowisata kita, “ kata Sandiaga Uno saat membuka acara.


Ia menegaskan, permintaan untuk berwisata akan meningkat pasca pandemi ini. Tetapi disisi lain, juga dituntut untuk menata lebih baik lagi semua sumber daya  yang ada.


Rinjani yang telah menyandang status Geopark Dunia UNESCO harus mampu menawarkan pengalaman berwisata yang bisa memperkaya pengalaman wisatawan melalui konsep geowisata, yaitu perpaduan antara keindahan alam dengan kekayaan budaya masyarakat lokal,” paparnya.


Meliawati menjelaskan, kegiatan yang merupakan kolaborasi antara Badan Pengelola Rinjani Lombok UGGp dengan banyak pihak. Selain itu, di dalam kegiatan tahun ini diselenggarakan juga sarasehan budaya tentang Rinjani dengan tema “Menegakkan Rezim Spiritualitas Rinjani di Tengah Modernisasi”.


Kegiatan dilaksanakan pada hari kedua secara virtual menghadirkan 3 orang pembicara yaitu Lalu Agus Fathurrahman (Tokoh Budaya), Dr. H. Nuriadi (Akademisi) dan Dr. H. Sudriman (Akademisi). Sarasehan ini menghasilkan 6 buah rekomendasi yang diusulkan ke pemerintah untuk ditindaklanjuti.



Sementara itu, General Manager Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark, Moh Farid Zaini mengatakan, kegiatan Geotourism Festival akan menjadi event tahunan Geopark Rinjani. Salah satu pilar geopark adalah edukasi. Kegiatan seminar, konferensi, termasuk penulisan jurnal merupakan bagian dari edukasi ke publik.


"Tentu saja ada unsur konservasi dan pariwisatanya. Hanya saja kegiatan trip ke geosite kali ini diganti secara virtual. Insya Allah jika kondisi membaik akan digelar juga secara offline untuk trip ke geosite," katanya.


Begitu juga dengan pameran produk produk UMKM di kawasan Geopark Rinjani. Pelaku UMKM antusias ikut dengan mengirimkan katalog produk mereka. Beberapa audience mengenal produk produk mereka. Bahkan ada beberapa produk yang kami tampilkan sudah banyak yang memesan. Mulai dari merchandise, makanan, dan kopi.


Farid menjelaskan, di tengah pandemi Covid-19 harus mencari ide ide inovatif. Kegiatan harus tetap berjalan, di satu sisi tetap mematuhi protokol kesehatan. "Hingga bulan Agustus ini setidaknya ada 23 kegiatan yang sudah kami laksanakan," katanya.


Beberapa ungkapan apresiasi atas terselenggaranya acara ini datang dari Prof. Arief Rachman, Ketua Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO dan beberapa peserta. Ia mebgatakan, situasi pandemi seperti saat ini merupakan sebuah kesempatan yang baik bagi kita untuk lebih berinovasi, lebih mengembangkan ide-ide.


"Menemukan jalan keluar, lebih banyak lagi berkolaborasi serta lebih banyak memaksimalkan fungsi teknologi dalam memecahkan masalah, dan event Geotourism Festival dan International Conference yang diadakan oleh Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark ini bukti nyatanya,” ungkap Prof. Arief Rachan memuji.


Prof Arif menegaskan, edukasi dan geotourism sangat penting untuk pariwisata berkelanjutan. Selamat ya untuk Badan Pengelola Rinjani Lombok UGGp yang telah sukses menyampaikan pesan itu lewat terselenggaranya event virtual yang super surprising and fantastic.


Kegiatan ini bisa melibatkan pembicara seluruh dunia, Geopark-geopark di Indonesia dan dunia. "500 peserta virtual di tengah situasi pandemik. Bumi semakin dicinta, manusia semakin bahagia sejahtera. Kita jaga bumi, bumi jaga kita," ungkapnya. 



Selamat Idul Fitri 1444 H


Selamat Idul Fitri 1444 H

 

Pendidikan

Hukum

Ekonomi