Soal Kerbau Mati Misterius, Dispertanak Akhirnya Angkat Bicara - www.okenews.net

Kamis, 30 September 2021

Soal Kerbau Mati Misterius, Dispertanak Akhirnya Angkat Bicara

Okenews - Setelah beberapa lama bungkam terkait penyebab kematian beberapa kerbau secara misterius, Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) akhirnya angkat bicara dan menepis dugaan penyebab kerbau mati karena diracun.

Dispertanak Loteng gelar konferensi pers


Kepala Dispertanak Loteng L. Iskandar saat menggelar konferensi bersama puluhan awak media membeberkan teka teki matinya beberapa kerbau secara mendadak beberapa waktu lalu dengan mengacu pada hasil uji laboratorium.


"Kami dari Dispertanak bersama Dinas Kesehatan Hewan NTB telah melakukan uji laboratorium di Banyumulek dan Balai Besar Veteriner Denpasar Bali. Setelah kami teliti bagian organ tubuh kerbau itu, dapat disimpulkan bahwa penyebabnya yakni penyakit Septicaemia Epizotica (SE)," kata Iskandar, Rabu (29/09/2021).


Ditegaskan Iskandar, penyakit SE tersebut cenderung disebabkan oleh bakteri karena perubahan cuaca. SE sendiri tergolong jenis penyakit menular sesama hewan, bukan pada manusia.

 

Mengatasi hal itu, dinas akan melakukan vaksinasi. "Sementara ini kita sudah siapkan 1000 dosis vaksin. Kita akan prioritaskan dulu wilayah bagian selatan di desa Kuta, Tumpak, dan Prabu," sebutnya.


Disebutkan, jumlah kerbau yang terjangkit penyakit SE di Desa Kuta sebanyak 74 ekor. Di antaranya 6 ekor mati tanpa sempat disembelih dan 68 ekor mati karena disembelih. "Data yang kami peroleh, jumlah Kerbau yang ada di desa Kuta hingga saat ini sekitar 330 ekor," paparnya.


Ia menegaskan, isu kematian kerbau dengan sirkuit sama sekali tidak kaitannya. "Intinya, tidak ada hubungan Sirkuit MotoGP dengan kematian kerbau. Kerbau sakit atau mati karena penyakit SE. SE ini tergolong penyakit baru dengan gejala ngorok yang berdampak kepada paru-paru hewan," tutup Iskandar.


Sementara, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Agus Muliadi, memastikan bahwa penyebab kematian kerbau tersebut bukan karena keracunan melainkan karena penyakit SE. "Hewan jenis kerbau yang rentan dengan penyakit SE ini. Kalau sapi agak kebal dan masih bisa tahan," jelasnya.


Persoalannya sekarang ini lanjut Agus, pemilik kerbau meski sudah diminta mengisolasi hewan ternaknya, mereka tetap tidak mau mengisolasi. Akhirnya banyak kerbau yang terpapar penyakit SE. "Penyakit SE ini masuk dalam kategori 25 penyakit hewan strategis yang tidak menular pada manusia," bebernya.

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Disqus comments