Lotim Kendalikan Inflasi, Bupati Haerul Warisin Tegaskan Kolaborasi Kunci Sukses Hadapi Nataru 2025
![]() |
| Pemda Lombok Timur |
Okenews.net-Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi, sebuah upaya yang kembali membuahkan hasil melalui penghargaan bergengsi di tingkat regional. Penegasan tersebut disampaikan saat membuka High Level Meeting (HLM) TPID Lombok Timur dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 pada Jumat, 12/12/2025.
Dalam kesempatan itu, Bupati menyampaikan apresiasi mendalam atas kolaborasi erat dengan Bank Indonesia dan kerja keras seluruh jajaran pemerintah daerah.
"Tahun 2025 ini, alhamdulillah, dengan kerja keras semua, Lombok Timur mampu mengendalikan inflasi dengan sangat baik," ujarnya.
Ia mencontohkan berbagai gejolak harga yang biasanya muncul pada momentum besar seperti Idul Fitri mampu ditekan melalui intervensi yang tepat. Salah satu langkah strategisnya adalah penyaluran bantuan sembako senilai Rp40 miliar kepada 237 ribu keluarga miskin dan miskin ekstrem guna menjaga daya beli masyarakat.
Kerja sama solid dengan Bank Indonesia menjadi faktor penting keberhasilan tersebut. Atas capaian itu, Lombok Timur meraih penghargaan TPID sebagai daerah dengan pengendalian inflasi terbaik di kawasan Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Bupati juga menyoroti bahwa inflasi di Lombok Timur kerap dipicu oleh kenaikan harga komoditas hortikultura seperti bawang merah dan cabai. Untuk mengatasi hal itu, ia mengerahkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui instruksi pembentukan Tim Pemantau Pekarangan guna memastikan keberhasilan penanaman cabai dan bawang merah sebagai bagian dari penguatan ketahanan pangan keluarga. Bahkan, Bupati menegaskan sanksi akan dijatuhkan kepada kepala dinas yang tidak menjalankan instruksi tersebut.
Selain itu, ia mendorong kolaborasi lebih kuat antara Dinas Pertanian dan para Champion Cabai lokal untuk menjamin stabilitas pasokan, terutama pada periode lonjakan harga.
Bupati mengingatkan bahwa tantangan di tahun 2026 akan lebih besar, mengingat Lombok Timur merupakan daerah dengan jumlah keluarga miskin dan miskin ekstrem terbanyak di Bali-Nusra. Situasi itu menuntut ketersediaan pangan yang lebih stabil dan terpantau ketat.
"Ini menjadi PR berat kita di tahun 2026. Komoditas pemicu inflasi harus dipastikan ketersediaannya," tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Lombok Timur sekaligus Ketua TPID, Muhammad Juaini Taofik, menekankan pentingnya kelancaran distribusi menjelang Nataru.
"Lotim adalah daerah perlintasan. Kita pastikan distribusi, terutama di jalan utama dan Pelabuhan Kayangan, berjalan lancar sehingga tidak ada keterlambatan," ujarnya.
Sekda menjabarkan tiga fokus utama TPID menjelang Nataru, yakni memastikan kelancaran distribusi, menjaga ketersediaan pasokan, serta memastikan Dinas Perdagangan dan tim tetap melakukan pemantauan pasar meskipun pada hari libur.
.png)











